By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Tuesday, 12 August 2025

Wawasan eksklusif, data, dan analisis untuk para NEGARAWAN

Jelajahi Sekarang
Logo Berita X
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Berita Terkini
  • Pilihan Editor
  • Kategori Berita
    • Agama
    • Berita Terkini
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Internasional
    • Kriminal
    • Pemerintah
    • Pendidikan
    • Seputar Pajak
    • Sosial
    • Teknologi
Font ResizerAa
  • Internasional
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Seputar Pajak
  • Agama
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Sosial
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
Font ResizerAa
Berita XBerita X
  • Berita Terkini
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Pemerintah
  • Teknologi
Cari Artikel
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Berita Terkini
  • Ekonomi
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Pendidikan
  • Kriminal
© 2025 beritax.id - All Rights Reserved.
Berita X > Blog > Berita Terkini > Masa Depan Indonesia: Akankah Kita Tetap Bersatu?
Berita TerkiniPemerintah

Masa Depan Indonesia: Akankah Kita Tetap Bersatu?

Aziza Mukti
Last updated: August 11, 2025 3:20 pm
By Aziza Mukti
Share
7 Min Read
SHARE

beritax.id – “Siapa sebenarnya yang kita beri kuasa… dan apa yang mereka lakukan dengan kekuasaan itu?”

Contents
Demokrasi yang Terkonsentrasi pada Pejabat PublikKesenjangan Menuju Masa Depan Indonesia Lebih Baik yang Terus MelebarDemokrasi yang Dibiaskan Media dan NarasiTeknologi: Antara Potensi dan Kemunduran Masa Depan IndonesiaBahaya Ketimpangan dan PolarisasiSolusi: Reformasi, Bukan RetorikaKesimpulan: Pilihan Ada di Kita

Pertanyaan tersebut menggambarkan kegelisahan publik terhadap kondisi pemerintahan dan sosial Indonesia hari ini. Demokrasi yang diharapkan memberi ruang bagi rakyat untuk menentukan arah bangsa justru terasa dikendalikan oleh oknum pejabat yang berkepentingan. Kita dihadapkan pada sebuah ironi: negara demokratis, namun suara rakyat semakin tak terdengar.

Demokrasi yang Terkonsentrasi pada Pejabat Publik

Pemerintah silih berganti, namun aktor pejabatnya tetap sama. Partai-partai besar lebih sibuk menjalin koalisi untuk mempertahankan kekuasaan daripada memikirkan nasib rakyat. Koalisi besar dalam Pilpres 2024 misalnya, memperlihatkan bagaimana lawan dapat dengan mudah berubah menjadi sekutu hanya demi kepentingan kekuasaan, bukan visi bersama untuk kesejahteraan rakyat.

Menurut survei LSI Denny JA pada awal 2024, tingkat kepercayaan publik terhadap partai politik hanya berada di angka 51%, menurun dari tahun sebelumnya. Ini menunjukkan adanya kejenuhan masyarakat terhadap perilaku partai yang hanya muncul menjelang pemilu dan hilang setelah berkuasa.

Di sisi lain, rakyat masih harus berjibaku dengan berbagai persoalan struktural: kesenjangan ekonomi, kerusakan lingkungan, konflik sosial, hingga ketidakadilan hukum. Sementara pejabat menikmati fasilitas negara, rakyat harus puas dengan janji.

Kesenjangan Menuju Masa Depan Indonesia Lebih Baik yang Terus Melebar

Indonesia memang mencatat pertumbuhan ekonomi yang stabil. Menurut BPS, ekonomi tumbuh 5,11% pada kuartal pertama 2025. Namun, pertumbuhan tersebut belum berbanding lurus dengan pemerataan kesejahteraan. Data World Inequality Database menunjukkan bahwa 10% orang terkaya di Indonesia menguasai lebih dari 77% kekayaan nasional. Ini menjelaskan mengapa angka kemiskinan ekstrem tetap tinggi, 2,2 juta penduduk hidup dengan pengeluaran kurang dari Rp10.739 per hari (BPS, Maret 2024).

You Might Also Like

Sri Mulyani Pamer Skema Pembiayaan, Partai X: Kalau Utang Terus Menumpuk, Siapa yang Bayar Nanti?
Empat Pulau Tak Bisa Dijual, Partai X: Bagus, Asal Jangan Diam-diam Dikuasai Lewat Izin Investasi!
RUU TNI Tak Penuhi Syarat, Partai X: UU Dipaksa Lanjut, Tapi Demokrasi Ditinggal di Belakang!
BI Sepakati Kerja Sama dengan Vietnam! Partai X: Rakyat Harus Rasakan Manfaatnya, Bukan Sekadar Seremonial!

Selain itu, pembangunan infrastruktur yang digenjot pemerintah, seperti proyek Ibu Kota Negara (IKN), dinilai tidak menyentuh kebutuhan mendesak masyarakat. Walhi (2024) mencatat bahwa pembangunan IKN telah menyebabkan deforestasi lebih dari 36.000 hektare hutan, memperparah krisis iklim dan mengancam ekosistem lokal. Namun, yang disalahkan sering kali adalah masyarakat adat atau nelayan kecil, bukan korporasi besar.

Demokrasi yang Dibiaskan Media dan Narasi

Kebebasan pers sebagai pilar demokrasi juga mengalami kemunduran. Indeks kebebasan pers Indonesia versi Reporters Without Borders (2024) menurun ke peringkat 108 dunia. Alih-alih menjadi ruang kritik, media arus utama sering kali dipenuhi narasi sensasional yang mengalihkan isu strategis. Rakyat tidak diberi ruang untuk memahami kebijakan secara utuh, melainkan dijejali isu-isu konflik identitas atau gosip publik figur.

Di sisi lain, ruang dialog yang sehat nyaris lenyap. Diskusi kritis dibungkam, dan gerakan masyarakat sipil dilabeli “radikal” atau “anti-pemerintah.” Padahal, demokrasi hanya bisa tumbuh jika rakyat diberi ruang untuk bertanya dan berbeda pendapat.

Teknologi: Antara Potensi dan Kemunduran Masa Depan Indonesia

Pemerintah kerap mengklaim siap menyongsong era digital. Namun kenyataannya, infrastruktur digital dan sistem pemerintahan elektronik masih tertinggal. Menurut laporan BSSN (2024), terjadi lebih dari 12 juta upaya serangan siber sepanjang tahun, termasuk kebocoran data pada PDN (Pusat Data Nasional). Ironisnya, tanggapan pemerintah atas insiden ini hanya berupa investigasi yang belum kunjung transparan.

Teknologi seharusnya digunakan untuk memperkuat transparansi dan pelayanan publik. Namun faktanya, banyak aplikasi layanan pemerintah yang tidak terintegrasi, lambat, dan menyulitkan. Menurut riset Katadata Insight Center (2023), 62% responden mengeluhkan aplikasi pemerintah daerah yang tidak user-friendly dan sering error.

Yang dibutuhkan bukan sekadar digitalisasi, tetapi smart governance yaitu pemerintahan yang responsif, transparan, dan berbasis data. Tanpa itu, teknologi hanya menjadi alat pencitraan, bukan transformasi.

Bahaya Ketimpangan dan Polarisasi

Jika situasi ini dibiarkan, ketimpangan dan polarisasi sosial bisa menjadi bom waktu. Ketika rakyat terus dibungkam, sementara pejabat melanggengkan kekuasaan dengan segala cara, kepercayaan publik terhadap negara akan runtuh. Hal ini bisa memperparah fragmentasi sosial dan membuka jalan bagi konflik horizontal.

Lembaga The Economist Intelligence Unit (2024) bahkan menurunkan skor demokrasi Indonesia menjadi 6,38, kategori demokrasi cacat (flawed democracy). Hal ini didasarkan pada lemahnya institusi demokrasi dan rendahnya partisipasi yang bermakna.

Namun, kondisi ini bisa dibalik. Jika pemerintah berani melakukan reformasi struktural, membuka ruang partisipasi publik, dan menjadikan rakyat sebagai pemilik kekuasaan, maka masa depan yang inklusif dan damai bukan mustahil.

Solusi: Reformasi, Bukan Retorika

Langkah awal menurut Partai X adalah mengembalikan rakyat sebagai pemegang kedaulatan utama. Salah satu opsi yang sering dibahas adalah melakukan amandemen kelima UUD 1945, guna memperkuat kembali posisi MPR sebagai lembaga tertinggi negara dan mengembalikan rakyat ke kekuasaan tertinggi dalam struktur ketatanegaraan. Namun tentu, hal ini hanya mungkin jika dilakukan secara jujur dan terbuka oleh semua elemen, bukan untuk mengonsolidasikan kekuasaan, tetapi untuk memperbaiki sistem.

Kedua, transparansi dan akuntabilitas harus jadi fondasi. Rakyat butuh jaminan bahwa hukum ditegakkan adil. Bahwa pengawasan publik tidak hanya diterima, tapi diakomodasi melalui digitalisasi yang cerdas, bukan seremonial.

Ketiga, pembangunan harus berpusat pada manusia. Infrastruktur fisik penting, tapi pembangunan SDM jauh lebih fundamental. Pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan layak adalah indikator kemajuan yang sesungguhnya.

Kesimpulan: Pilihan Ada di Kita

Rakyat hari ini lebih cerdas, lebih sadar, dan punya akses informasi yang lebih luas. Tapi kesadaran saja tidak cukup. Perubahan hanya mungkin terjadi jika disertai partisipasi aktif. Demokrasi bukan hanya mencoblos lima tahun sekali, tetapi tentang mengawal, bertanya, dan berani bersuara setiap hari.

Jika kita diam, maka sistem yang timpang ini akan terus berjalan. Tapi jika kita bersuara, berdiskusi, dan bergerak, maka perubahan sekecil apa pun bisa terjadi.

Masa depan Indonesia tidak ditentukan oleh pejabat semata, tetapi oleh rakyat yang berani menjaga akal sehat dan suara nuraninya. Pertanyaannya kini: apa yang bisa kita lakukan, mulai hari ini?

Share This Article
Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article Gaji Sultan, Mental Pengemis: Pejabat Indonesia Rusak Total?!
Next Article Kemana Perginya Hati Nurani Pemerintah Indonesia?

Berlangganan Newsletter

Berlanggananlah buletin kami untuk segera mendapatkan artikel terbaru kami!
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
WhatsAppFollow

Top News

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menunjukkan komitmen memperkuat kapasitas pekerja migran demi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045
Ekonomi

PNM dan Menko PM Perkuat Pekerja Migran, Partai X: Perlindungan Harus Utama!

August 12, 2025
Pemerintah

Danantara, Proyek Besar Tanpa Kontrol? Partai X Pertanyakan Transparansi

February 24, 2025
Ekonomi

Bank Emas Prabowo: Solusi Ekonomi atau Kontroversi Baru?

February 24, 2025
Berita Terkini

“Indonesia Gelap” dianggap Reaksi Kaget Rakyat Soal Kebijakan, Partai X: Prabowo Harus Dengarkan Aspirasi!

February 24, 2025

You May also Like

Pemerintah

Mutasi Besar-besaran Polri Disebut Momen Berbenah, Partai X: Jangan Ganti Orang Kalau Sistemnya Tetap Busuk!

August 7, 2025
Berita TerkiniEkonomi

Indonesia Punya Smelter Emas Terbesar di Dunia Senilai Rp10 Triliun: Peluang atau Tantangan?

March 27, 2025
Kasus dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo kembali memantik sorotan publik. Dukungan deras mengalir kepada Roy Suryo
Pemerintah

Saatnya Penguasa Parpol Diperiksa: Kasus Ijazah Jokowi Menjadi Cermin Bobroknya Sistem

July 17, 2025
Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai menegaskan komitmennya mengoreksi institusi pelanggar HAM dalam rapat
Pemerintah

Pigai Bicara HAM, Partai X: Bukan Cuma Koreksi, Tapi Bongkar dan Bersihkan Institusi Pelanggar HAM!

July 17, 2025
Show More
  • Berita Lain:
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Hot
  • Politics
  • Renewable Energy
Logo Berita X

Membaca Masalah, Menyajikan Solusi untuk Negeri: Sajian berita terbaru hari ini seputar politik,
hukum, kriminal, olahraga, otomotif, hingga teknologi, di Indonesia dan dunia.

Youtube Instagram X-twitter

Tentang Legalitas

Nama : PT PENERBITX INDONESIA JAYA
Nomor AHU : AHU-010653.AH.01.30.Tahun 2025
Alamat :  Muara Sarana Indah C- Jetis, Malang , Jawa Timur 
Contact Person  : 0816-633-250

  • Beriklan dengan kami
  • Privacy Policy
  • Cookie Policy
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.