By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Thursday, 22 May 2025

Wawasan eksklusif, data, dan analisis untuk para NEGARAWAN

Jelajahi Sekarang
Logo Berita X
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Berita Terkini
  • Pilihan Editor
  • Kategori Berita
    • Agama
    • Berita Terkini
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Internasional
    • Kriminal
    • Pemerintah
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Teknologi
Font ResizerAa
  • Internasional
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Agama
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Sosial
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • In-Depth
  • Undercover
Font ResizerAa
Kritis, Obyektif, SolutifKritis, Obyektif, Solutif
  • Berita Terkini
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Pemerintah
  • Teknologi
Cari Artikel
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Berita Terkini
  • Ekonomi
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Pendidikan
  • Kriminal
© 2025 beritax.id - All Rights Reserved.
Kritis, Obyektif, Solutif > Blog > Pemerintah > Kesalahan Sistem Negara: Kaum Intelektual Bagaikan Katak dalam Tempurung
Pemerintah

Kesalahan Sistem Negara: Kaum Intelektual Bagaikan Katak dalam Tempurung

Diajeng Maharani
Last updated: May 21, 2025 3:07 pm
By Diajeng Maharani
Share
4 Min Read
SHARE

Ketika Otak Bangsa Kehilangan Jiwa Rakyatnya

Oleh : Rinto Setiyawan, A.Md.T, CTP (Direktur Riset Sekolah Negarawan X Institute)

beritax.id – Dalam tatanan negara yang sehat, kaum intelektual berperan sebagai otak dan sistem saraf pusat. Merekalah yang menganalisis persoalan bangsa, merumuskan arah kebijakan, dan memberi fondasi rasional bagi pembangunan nasional. Namun di Indonesia hari ini, kaum intelektual justru seperti katak dalam tempurung, pintar secara akademis, tetapi terisolasi dari denyut nadi rakyat.

Contents
Ketika Otak Bangsa Kehilangan Jiwa RakyatnyaOtak Tanpa Jiwa: Negara Jadi Pintar Tapi Tidak BijakRakyat Kehilangan PencerahanNegara Menjadi Tubuh Tanpa Jiwa: Sistem Kehilangan KesadaranMelanggar Prinsip “Memayu Hayuning Bawana”Solusi: Integrasi Ulang antara Intelektual dan Rakyat

Kaum intelektual hidup dalam forum-forum diskusi elit, lembaga penelitian bertembok tebal, atau sekadar tenggelam dalam rutinitas birokrasi pendidikan tinggi. Mereka tidak lagi menyatu dengan rakyat sebagai pancer, sebagai jiwa yang seharusnya menjadi ruh dari setiap keputusan dan kebijakan publik.

Otak Tanpa Jiwa: Negara Jadi Pintar Tapi Tidak Bijak

Ketika kaum intelektual tidak terkoneksi dengan rakyat, maka yang terjadi adalah kecerdasan tanpa nurani. Ini sangat berbahaya. Negara mungkin berkembang secara teknologi, ekonomi, bahkan struktur hukum. Namun semua itu kosong dari rasa keadilan, belas kasih, dan keberpihakan.

Ilmu menjadi alat justifikasi penguasa. Kebijakan disusun berdasarkan grafik dan algoritma, tetapi abai terhadap penderitaan manusia. Para akademisi tak ubahnya teknokrat yang kehilangan idealisme, negara jadi pintar, tapi tidak bijak. Inilah zombie intelektualisme: hidup secara fungsi, tapi mati secara makna.

Rakyat Kehilangan Pencerahan

Ketika kaum intelektual menjauh dari rakyat, maka rakyat pun kehilangan cahaya. Mereka bergerak berdasarkan emosi, insting, dan propaganda. Pendidikan publik gagal menjembatani pengetahuan dengan kesadaran. Akibatnya, masyarakat rentan diadu domba, terprovokasi, atau dimobilisasi oleh kekuatan populis tanpa arah.

Tanpa intelektual yang terjun ke tengah rakyat, aspirasi rakyat tidak pernah diformulasikan menjadi kebijakan yang rasional dan solutif. Negara pun kehilangan akar, kehilangan resonansi. Yang tersisa hanyalah ketimpangan antara segelintir cendekia yang berbicara sendiri, dan rakyat yang berteriak dalam kekosongan.

You Might Also Like

AHY Bicara Infrastruktur! Partai X Sindir: Aksi Nyata Lebih Dibutuhkan!
Legislator Bicara Keterampilan, Partai X: Buruh Masih Disuruh Magang Bayar Sendiri!
Kemenperin Punya Pabrik Obat Herbal — Partai X: Sembuhkan Industri, Bukan Cuma Produksi Daun!
Prabowo Klaim Aparat Diancam Saat Bongkar Korupsi, Partai X: Siapa yang Ancam Kalau Bukan Sistemnya Sendiri?

Negara Menjadi Tubuh Tanpa Jiwa: Sistem Kehilangan Kesadaran

Negara seperti ini ibarat tubuh dengan otak yang terputus dari jiwanya. Dalam istilah medis dan spiritual: tubuh hidup, tetapi tak sadar, seperti zombie. Pemerintahan tetap berjalan, rapat tetap digelar, anggaran tetap digelontorkan. Tapi semua itu tidak menyentuh kebutuhan rakyat sejati.

Ini yang disebut otoritarianisme intelektual: para cendekia mendesain sistem hukum, ekonomi, dan politik yang sangat teknokratis, rumit, dan tidak dimengerti rakyat. Tapi sistem itu tetap dipaksakan, demi mempertahankan hegemoni pengetahuan dan status quo kekuasaan akademik. Rakyat bukan lagi subjek kebijakan, melainkan objek dari rekayasa sosial yang asing bagi mereka sendiri.

Melanggar Prinsip “Memayu Hayuning Bawana”

Dalam falsafah Jawa, ini adalah kesalahan ontologis dan moral. Negara yang hanya mengandalkan ilmu tanpa menyatu dengan budaya, spiritualitas, dan rakyat, adalah negara yang melanggar prinsip “memayu hayuning bawana”.

Artinya: memperindah, memperbaiki, dan menyeimbangkan harmoni dunia. Ilmu (kaum intelektual) harus menyatu dengan kalbu rakyat (jiwa) dan struktur kebudayaan (darah dan daging) agar negara bisa hidup secara utuh.

Solusi: Integrasi Ulang antara Intelektual dan Rakyat

Amandemen Kelima UUD 1945 harus menjadi titik awal membangun sistem baru, di mana:

  • Kaum intelektual menjadi bagian integral dari MPR sebagai wakil fungsi otak negara, bukan hanya pengamat.
  • Intelektual harus keluar dari menara gading dan kembali ke medan rakyat, mendengar, belajar, dan menyerap aspirasi secara langsung.
  • Rakyat diberdayakan secara pengetahuan, agar hubungan antara jiwa dan otak tetap hidup dan sehat.

“Jika otak negara kehilangan hubungan dengan jiwanya (rakyat), maka negara itu kehilangan arah, kehilangan ruh, dan kehilangan makna.”

TAGGED:Berita Trending
Share This Article
Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article Kesalahan Sistem Negara: Bendahara Ambil Alih Aset Negara
Next Article Kesalahan Sistem Negara: Kaum Spiritual Malah Menyembah “Uang”

Berlangganan Newsletter

Berlanggananlah buletin kami untuk segera mendapatkan artikel terbaru kami!
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
WhatsAppFollow

Top News

Pemerintah

Analyzing the Effects of Political Polarization

August 2, 2021
Pemerintah

The Role of the Judiciary in the Political System

August 1, 2021
Pemerintah

The Power of Grassroots Political Movements

August 1, 2021
Pemerintah

Kesalahan Sistem Negara: TNI dan Polri Tunduk pada Oligarki

May 22, 2025

You May also Like

Kriminal

Tom Lembong Sorot Hakim Korup — Partai X: Kalau Penjaga Hukum Bisa Dibeli, Siapa Lagi Bisa Dipercaya?

April 17, 2025
Pemerintah

Fleksibel Ala Prabowo, Partai X: TKDN Harus Pro-Rakyat!

April 14, 2025
Pemerintah

Rapat TNI Hadapi Era Teknologi, Partai X: Jangan Sampai Rakornis Jadi Rutinitas Kosong!

May 8, 2025
Berita Terkini

28 Petugas KPPS Ditunjuk untuk PSU Pilkada! Partai X: Pastikan Pemilu Bersih, Jangan Ada Kecurangan!

March 18, 2025
Show More
  • Berita Lain:
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Renewable Energy
  • Politics
  • Hot
  • Undercover
  • Highlight
  • Infografis
  • In-Depth
  • Konten Video
  • Policy Analysis
Logo Berita X

Membaca Masalah, Menyajikan Solusi untuk Negeri: Sajian berita terbaru hari ini seputar politik,
hukum, kriminal, olahraga, otomotif, hingga teknologi, di Indonesia dan dunia.

Youtube Instagram X-twitter

Tentang Legalitas

Nama : PT PENERBITX INDONESIA JAYA
Nomor AHU : AHU-010653.AH.01.30.Tahun 2025
Alamat :  Muara Sarana Indah C- Jetis, Malang , Jawa Timur 
Contact Person  : 0816-633-250

  • Beriklan dengan kami
  • Privacy Policy
  • Cookie Policy
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.