beritax.id – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rachmat Pambudy meyakini Indonesia bisa lepas dari middle income trap (perangkap pendapatan menengah).
“Kalau kita bersama-sama (dengan DPR) bisa mengatasi, ada harapan untuk keluar (dari) middle income trap. Tidak ada alasan bagi negara seperti Indonesia untuk terjebak di dalam middle income trap. Bahwa ada caranya, mari kita carikan jalan sama-sama. Saya juga tidak ingin ini seperti utopia, seperti arah yang tidak ada jalannya. Karena ini semua ada jalannya,” kata Rachmat, dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI, di Jakarta,.
Saat ini, bangsa Indonesia disebut menghadapi tantangan yang kompleks. Mulai dari kemiskinan, kekurangan gizi, kerawanan pangan, hingga tingkat kesenjangan yang tinggi.
Berdasarkan catatan Bappenas, 180 juta rakyat Indonesia kurang gizi, sepertiga dari anak-anak muda stunting, skor PISA (Programme for International Student Assessment) Indonesia hanya sedikit di atas Timor Leste. Prevalensi TBC (Tuberkulosis) hingga satu juta orang. Kematian TBC sebanyak 100 ribu orang per tahun, hingga 50 ribu bayi cacat lahir setiap tahun.
Partai X: Mimpi Besar atau Realita Pahit?
Menanggapi optimisme Bappenas ini, Anggota Majelis Tinggi Partai X, Rinto Setiyawan, mengingatkan agar pemerintah tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi tinggi tanpa memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat kecil.
“Memang benar, mimpi besar itu penting, tetapi rakyat tidak hidup dari mimpi. Mereka butuh solusi nyata atas masalah yang mereka hadapi sehari-hari,” ujar Rinto.
Rinto menyoroti bahwa tantangan seperti kemiskinan, stunting, dan ketimpangan sosial harus menjadi prioritas utama. Menurutnya, tanpa kebijakan yang konkret untuk mengatasi hal tersebut, target keluar dari middle income trap bisa menjadi angan-angan belaka.
“Tugas negara itu ada tiga yaitu melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Jangan sampai target pertumbuhan ekonomi hanya berorientasi pada angka-angka statistik, sementara rakyat kecil masih kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya,” tegas Rinto.
Partai X menilai bahwa kebijakan ekonomi yang efektif harus berorientasi pada pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan berfokus pada peningkatan kualitas hidup rakyat kecil. Solusi konkret seperti peningkatan akses pendidikan, layanan kesehatan yang terjangkau, hingga pemberdayaan UMKM harus menjadi prioritas utama.
“Kami di Partai X percaya bahwa Indonesia bisa maju jika rakyat kecil diberdayakan, bukan sekadar angka pertumbuhan yang tinggi di atas kertas,” pungkas Rinto.