beritax.id – Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan Kamis sore, 25 September. Rupiah ditutup melemah 64 poin menjadi Rp16.749 per dolar AS setelah sebelumnya sempat melemah 80 poin. Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi menyebut rupiah berpotensi melemah lebih lanjut pada kisaran Rp16.740–Rp16.810.
Ibrahim menilai tekanan terhadap rupiah berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal dipicu keputusan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menolak rencana penerapan kembali tax amnesty. Pasar menilai keputusan tersebut negatif dan menekan pergerakan kurs rupiah. Sementara itu, faktor eksternal datang dari ketegangan akibat pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang agresif terhadap Rusia.
Keputusan pemerintah menolak tax amnesty dinilai melindungi penerimaan negara dari potensi penyalahgunaan oleh pengusaha nakal. Namun, pasar merespons sebaliknya. Investor justru melihat langkah itu menambah ketidakpastian. Kombinasi dengan retorika The Fed terkait suku bunga dan ancaman sanksi energi Rusia memperburuk posisi rupiah.
Partai X Ingatkan Arah Kebijakan
Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X Institute, Prayogi R Saputra, menegaskan tugas negara itu tiga. Negara harus melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Ia menilai keputusan terkait pajak tidak boleh hanya berdampak pada pasar finansial, tetapi juga rakyat. Rupiah yang melemah membuat harga kebutuhan melonjak, dan rakyatlah yang paling terluka.
Partai X menegaskan kekuasaan negara wajib menghadirkan kepastian hukum, keadilan ekonomi, serta perlindungan rakyat dari gejolak pasar global. Pajak harus adil dan transparan, bukan alat kompromi bagi pejabat atau beban bagi rakyat. Negara wajib berdaulat dalam pengelolaan fiskal demi kepentingan rakyat, bukan semata demi stabilitas pasar.
Solusi Partai X
Pertama, pemerintah harus fokus pada reformasi perpajakan progresif agar beban tidak jatuh ke rakyat miskin. Kedua, alihkan insentif dari tax amnesty ke sektor riil yang menyerap tenaga kerja. Ketiga, wujudkan musyawarah kenegarawanan untuk memperkuat kepercayaan publik terhadap kebijakan fiskal. Dengan langkah itu, stabilitas ekonomi bisa dicapai tanpa melukai rakyat.
Pelemahan rupiah menjadi cermin rapuhnya kebijakan ekonomi yang bergantung pada sentimen pasar. Partai X menegaskan, rakyat tidak boleh menjadi korban setiap gejolak kebijakan. Negara wajib menghadirkan kebijakan fiskal yang adil, berdaulat, dan berpihak pada kepentingan rakyat banyak.