By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Tuesday, 9 September 2025

Wawasan eksklusif, data, dan analisis untuk para NEGARAWAN

Jelajahi Sekarang
Logo Berita X
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Berita Terkini
  • Pilihan Editor
  • Kategori Berita
    • Agama
    • Berita Terkini
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Internasional
    • Kriminal
    • Pemerintah
    • Pendidikan
    • Seputar Pajak
    • Sosial
    • Teknologi
Font ResizerAa
  • Internasional
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Seputar Pajak
  • Agama
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Sosial
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
Font ResizerAa
Berita XBerita X
  • Berita Terkini
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Pemerintah
  • Teknologi
Cari Artikel
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Berita Terkini
  • Ekonomi
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Pendidikan
  • Kriminal
© 2025 beritax.id - All Rights Reserved.
Berita X > Blog > Seputar Pajak > Hadis Satir Sri Mulyani: Pajak Rakyat untuk Pejabat dan Ketidakpastian Hukum di Indonesia
Seputar Pajak

Hadis Satir Sri Mulyani: Pajak Rakyat untuk Pejabat dan Ketidakpastian Hukum di Indonesia

Diajeng Maharani
Last updated: September 8, 2025 8:09 am
By Diajeng Maharani
Share
5 Min Read
SHARE

Oleh: Rinto Setiyawan
Ketua Umum Ikatan Wajib Pajak Indonesia
Anggota Majelis Tinggi Partai X
Wakil Direktur Sekolah Negarawan X Institute

beritax.id – “Bekerjalah keras hingga engkau mampu membayar pajak. Di balik gaji kecilmu, ada hak untuk pejabat.” Begitulah bunyi hadis satir yang kini viral di berbagai platform media sosial. Kalimat itu bukan bagian dari kitab suci, namun ia mengandung kebenaran pahit mengenai bahwa realitas fiskal Indonesia kian jauh dari rasa keadilan. Rakyat bekerja siang malam, sementara pejabat menikmati kenaikan gaji, tanpa beban pajak.

Contents
Otoritarianisme Fiskal: Sistem yang Ditegakkan dengan Kekuasaan, Bukan KeadilanSatir yang Lahir dari Luka

Yang lebih mengiris, ironi ini justru mencuat saat Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan keluhan tentang hilangnya rasa aman dan kepastian hukum, setelah rumah pribadinya dijarah massa. Namun publik bertanya balik: bukankah ketidakpastian hukum telah lama menghantui rakyat, khususnya para wajib pajak, justru akibat sistem perpajakan yang dipimpinnya?

Ketika Menteri Meratap Hukum, Rakyat Mengenang Luka

Dalam pernyataannya di media sosial, Sri Mulyani mengungkapkan kesedihannya saat mengetahui lukisan pribadinya raib dalam penjarahan rumahnya. Lukisan itu, menurutnya, melambangkan rasa tenang dan harapan. Kini, simbol itu hilang, seperti hilangnya hukum dan perikemanusiaan.

Namun, di balik rasa kehilangan tersebut, rakyat mengingat kembali banyaknya kasus di mana mereka, wajib pajak yang tak mendapatkan keadilan. Saat rakyat meminta transparansi soal perpajakan, mereka malah berhadapan dengan 6.000 lebih regulasi yang membingungkan, saling tumpang tindih, dan cenderung menyulitkan warga biasa memahami kewajiban mereka.

Otoritarianisme Fiskal: Sistem yang Ditegakkan dengan Kekuasaan, Bukan Keadilan

Menurut data dari Ikatan Wajib Pajak Indonesia (IWPI), sistem perpajakan Indonesia bukan hanya kompleks, namun juga mulai memperlihatkan wajah otoriter. Kementerian Keuangan disebut sebagai aktor utama dalam mempertahankan dominasi fiskal sepihak, bahkan hingga ke ranah pengadilan.

You Might Also Like

Eks Menteri Jokowi: Wapres dan Wamen Pindah ke IKN? Partai X Ingatkan Jangan Pindah Cuma Buat Selfie!
Pajak dan Peradilan Diperketat, Tapi Pemerasan oleh Aparat Dibiarkan?
Desakan Makzulkan Gibran Muncul, Partai X: Kekuasaan Dinasti Akhirnya Menuai Krisis!
Ibas Harap PPHN Jamin Pembangunan, Partai X: Jangan Cuma Pembangunan Fisik, Pembangunan Rakyat Juga!

IWPI mencatat bahwa:

  • Banyak pegawai Direktorat Jenderal Pajak, hakim pengadilan pajak, hingga inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan tidak pernah benar-benar disanksi meskipun melanggar Undang-Undang Administrasi Pemerintahan.
  • Lembaga pengawas seperti Komwasjak dan Ombudsman RI seakan tak berdaya, karena narasi yang dikendalikan oleh Kementerian Keuangan.
  • Bahkan ketika publik menanyakan kepada PPID Kemenkeu apakah Indonesia adalah negara hukum, jawaban yang diberikan justru menghindar dari konstitusi.

Dengan kata lain, Sri Mulyani sebagai menteri keuangan bukan hanya pengelola anggaran, melainkan aktor sentral dalam membentuk kultur fiskal yang tidak menjamin perlindungan hukum bagi rakyat pembayar pajak.

Di Balik Gaji Pejabat, Ada Peluh Rakyat

Sementara rakyat terus dibebani, justru para pejabat dan anggota DPR menikmati kenaikan gaji dan tunjangan yang sebagian bahkan tidak dikenakan pajak. Tidak sedikit pula video anggota DPR berjoget saat kabar kenaikan tunjangan diumumkan, menyiram garam di luka rakyat.

Ironinya, pencairan anggaran ini tentu tidak mungkin terjadi tanpa tanda tangan dan restu dari Menteri Keuangan. Sri Mulyani bukan hanya tahu, tapi menjadi bagian dari skema ini.

Di saat yang sama, pedagang kecil, ojek daring, buruh, petani, guru honorer, dan nelayan terus dikejar pajak, tanpa kejelasan perlindungan. Jika protes, rakyat justru dianggap “tidak sadar pajak”. Jika menggugat, rakyat berhadapan dengan pengadilan yang tertutup dan proses administratif yang rumit.

Satir yang Lahir dari Luka

Hadis satir itu, pada akhirnya, bukan bentuk kebencian. Ia lahir dari rasa frustasi kolektif: rakyat merasa dieksploitasi oleh sistem yang dibangun tanpa empati. Bukan berarti rakyat ingin menghindar dari kewajiban, mereka hanya ingin sistem yang adil dan akuntabel.

Dan jika hari ini Menteri Keuangan merasa kehilangan kepastian hukum, mungkin itulah momen untuk bercermin. Rakyat sudah lebih dulu kehilangan rasa itu dalam sunyi, dalam ketidakberdayaan, dalam prosedur hukum yang berbelit-belit.

Penutup: Adil Tidak Cukup di Atas Kertas

Hukum tanpa keadilan adalah kekosongan. Fiskal tanpa rasa adalah penindasan. Dan demokrasi tanpa koreksi adalah kediktatoran. Jika Sri Mulyani benar-benar ingin demokrasi dan sistem fiskal kita beradab, maka ia harus mendengarkan rakyat, bukan hanya menyalahkan mereka ketika marah.

Karena pada akhirnya, negara tidak dibangun oleh angka dan laporan anggaran, melainkan oleh rasa percaya rakyat kepada para pemimpinnya.

TAGGED:Berita Trending
Share This Article
Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article BI dengan Pemerintah Bagi Beban Bunga, Partai X: Rakyat Tetap Jadi Korban!
Next Article Sri Mulyani dan Penjarahan Rumahnya: Benarkah Karma Mafia Berkeley?

Berlangganan Newsletter

Berlanggananlah buletin kami untuk segera mendapatkan artikel terbaru kami!
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
WhatsAppFollow

Top News

Pemerintah

Danantara, Proyek Besar Tanpa Kontrol? Partai X Pertanyakan Transparansi

February 24, 2025
Ekonomi

Bank Emas Prabowo: Solusi Ekonomi atau Kontroversi Baru?

February 24, 2025
Berita Terkini

“Indonesia Gelap” dianggap Reaksi Kaget Rakyat Soal Kebijakan, Partai X: Prabowo Harus Dengarkan Aspirasi!

February 24, 2025
Ekonomi

Heboh Seruan Tarik Dana dari Bank Karena Danantara, Partai X Soroti Transparansi

February 24, 2025

You May also Like

Kriminal

Mantan Pemain Sirkus Tuntut Keadilan HAM! Partai X: Negara Jangan Diam Jadi Penonton

April 23, 2025
Pemerintah

Pelaksana Gagasan Cak Nun: Kesungguhan dan Konsistensi Jadi Kunci

July 31, 2025
Ekonomi

Partai X Soroti: Liburan Usai, Saham Kembali! Tapi Rakyat Masih Bingung Mau Nabung atau Nanggung Hidup

April 9, 2025
Pemerintah

KPU Kirim Logistik ke Distrik Terjauh: Partai X Serukan Evaluasi Sistem Papua untuk Kedaulatan

August 5, 2025
Show More
  • Berita Lain:
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Hot
  • Politics
  • Renewable Energy
Logo Berita X

Membaca Masalah, Menyajikan Solusi untuk Negeri: Sajian berita terbaru hari ini seputar politik,
hukum, kriminal, olahraga, otomotif, hingga teknologi, di Indonesia dan dunia.

Youtube Instagram X-twitter

Tentang Legalitas

Nama : PT PENERBITX INDONESIA JAYA
Nomor AHU : AHU-010653.AH.01.30.Tahun 2025
Alamat :  Muara Sarana Indah C- Jetis, Malang , Jawa Timur 
Contact Person  : 0816-633-250

  • Beriklan dengan kami
  • Privacy Policy
  • Cookie Policy
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.