By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Wednesday, 10 September 2025

Wawasan eksklusif, data, dan analisis untuk para NEGARAWAN

Jelajahi Sekarang
Logo Berita X
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Berita Terkini
  • Pilihan Editor
  • Kategori Berita
    • Agama
    • Berita Terkini
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Internasional
    • Kriminal
    • Pemerintah
    • Pendidikan
    • Seputar Pajak
    • Sosial
    • Teknologi
Font ResizerAa
  • Internasional
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Seputar Pajak
  • Agama
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Sosial
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
Font ResizerAa
Berita XBerita X
  • Berita Terkini
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Pemerintah
  • Teknologi
Cari Artikel
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Berita Terkini
  • Ekonomi
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Pendidikan
  • Kriminal
© 2025 beritax.id - All Rights Reserved.
Berita X > Blog > Pemerintah > Belum Sehari Jadi Menkeu Sudah Blunder: Purbaya Meremehkan Tuntutan Rakyat?
Pemerintah

Belum Sehari Jadi Menkeu Sudah Blunder: Purbaya Meremehkan Tuntutan Rakyat?

Diajeng Maharani
Last updated: September 9, 2025 4:07 pm
By Diajeng Maharani
Share
4 Min Read
SHARE

Oleh: Rinto Setiyawan
Ketua Umum Ikatan Wajib Pajak Indonesia
Anggota Majelis Tinggi Partai X
Wakil Direktur Sekolah Negarawan X Institute

beritax..id – Baru saja dilantik menggantikan Sri Mulyani, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa langsung menuai sorotan. Belum genap sehari duduk di kursi barunya, ia membuat pernyataan yang menyinggung hati publik mengenai tuntutan 17+8 yang digaungkan mahasiswa, buruh, dan masyarakat sipil dianggapnya hanya suara sebagian kecil rakyat.

Contents
Kedaulatan yang DireduksiBukan Perbaikan Prosedural

Pernyataan ini keluar usai pelantikannya oleh Presiden Prabowo Subianto, Senin (8/9/2025). “Itu kan suara sebagian kecil rakyat kita. Mungkin sebagian merasa terganggu hidupnya. Masih kurang, ya,” kata Purbaya di kantor Kemenkeu. Ia menambahkan bahwa protes akan hilang dengan sendirinya bila pertumbuhan ekonomi 6–7 persen bisa dicapai. “Mereka akan sibuk cari kerja dan makan enak, dibandingkan mendemo,” ujarnya enteng.

Luka di Tengah Luka

Bagi publik, ucapan Purbaya adalah luka di atas luka. Tuntutan 17+8 bukan sekadar daftar keinginan, melainkan hasil dari aksi unjuk rasa besar-besaran yang menelan korban jiwa dan puluhan orang ditahan aparat. Ada darah mahasiswa Affan Kurniawan yang meninggal dalam aksi Agustus lalu. Ada jeritan buruh yang terancam PHK massal. Serta ada rakyat yang menanggung beban harga-harga naik tanpa kepastian perlindungan sosial.

Isi 17 tuntutan jangka pendek menyoroti masalah paling mendasar: dari penarikan TNI dari ranah sipil, penghentian kriminalisasi demonstran, hingga transparansi anggaran DPR dan pemenuhan upah layak. Sedangkan 8 tuntutan jangka panjang berbicara soal reformasi struktural, mulai dari DPR, partai politik, perpajakan, hingga peninjauan kebijakan ketenagakerjaan.

Menyebut semua itu sebagai “suara sebagian kecil rakyat” bukan hanya keliru, tapi juga meremehkan penderitaan yang nyata.

You Might Also Like

Sarasehan Ekonomi Bahas PHK dan Kemiskinan, Partai X: Diskusi Bagus, Tapi Solusi Jangan Cuma di Kertas!
Purnawirawan Main Belakang, Tuntutan Gibran, Partai X: Sopir Bus Jangan Sopir Taksi!
DPR Respons Tuntutan 17+8, Partai X: Tuntutan Rakyat Harus Didengarkan!
Rakyat Ikut Rusak, Karena Desain Struktur Tata Negara yang Salah

Kedaulatan yang Direduksi

Konstitusi jelas menyatakan: “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar” (Pasal 1 Ayat 2 UUD 1945). Namun, praktik politik hari ini justru memperlihatkan sebaliknya. Rakyat dianggap beban yang rewel, bukan pemilik sah negeri ini.

Bansos, program makan gratis, atau insentif fiskal bukanlah hadiah dari pemerintah. Itu semua adalah hak rakyat, hasil keringat mereka yang dipungut negara lewat pajak. Tetapi, dalam panggung politik elektoral, program tersebut dipolitisasi sebagai prestasi personal tokoh atau partai, seakan berasal dari kantong pribadi penguasa. Inilah bentuk penghinaan terhadap kecerdasan publik.

Cak Nun: Pemerintah Itu Pelayan

Budayawan Emha Ainun Nadjib, atau Cak Nun, sejak lama mengingatkan: pemerintah itu bukan tuan, melainkan pelayan rakyat. Negara hidup dari pajak dan sumber daya yang dihasilkan rakyat. Secara moral, justru pemerintahlah yang “miskin”, bergantung pada rakyat.

Ketika pejabat merasa lebih tinggi, lebih layak memerintah, dan berlagak seolah pemilik negara, di situlah keangkuhan kekuasaan merusak watak republik. Pernyataan Purbaya hanya mempertegas betapa mental “tuan” masih bercokol di kursi kekuasaan.

Bukan Perbaikan Prosedural

Kekacauan relasi negara–rakyat tidak akan selesai hanya dengan janji pertumbuhan ekonomi. Rakyat membutuhkan pemurnian kembali makna kedaulatan. Dibutuhkan revolusi luar biasa dalam ketatanegaraan: konstitusi harus benar-benar kembali menjadi milik rakyat, bukan alat penguasa.

Pejabat harus menanggalkan mental tuan. Mereka digaji oleh rakyat, bekerja untuk rakyat, dan bertanggung jawab kepada rakyat. Jika ini tidak dipahami, rakyat akan terus ditipu oleh simbol dan narasi, sementara pemerintah yang sejatinya bergantung pada rakyat akan terus berlagak seolah dermawan.

Penutup

Blunder Purbaya di hari pertamanya menjadi Menkeu adalah cermin betapa pemerintah masih jauh dari kesadaran itu. Meremehkan tuntutan rakyat hanya akan memperlebar jurang ketidakpercayaan. Karena pada akhirnya, rakyatlah pemilik negeri ini. Pemerintah hanyalah pelayan, bukan tuan.

TAGGED:Berita Trending
Share This Article
Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article Komisi II Bahas Revisi UU Pemilu, Partai X: Bahas Rakyat Juga Harusnya!
Next Article Menkeu Purbaya: Ekonomi Melambat Mudah Diperbaiki, Cak Nun: Indonesia Sedang Dibohongi

Berlangganan Newsletter

Berlanggananlah buletin kami untuk segera mendapatkan artikel terbaru kami!
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
WhatsAppFollow

Top News

Seputar Pajak

Purbaya Tak Setuju Pajak Baru, Partai X: Jangan Cuma Bicara, Aksi Nyata!

September 9, 2025
Pemerintah

Danantara, Proyek Besar Tanpa Kontrol? Partai X Pertanyakan Transparansi

February 24, 2025
Ekonomi

Bank Emas Prabowo: Solusi Ekonomi atau Kontroversi Baru?

February 24, 2025
Berita Terkini

“Indonesia Gelap” dianggap Reaksi Kaget Rakyat Soal Kebijakan, Partai X: Prabowo Harus Dengarkan Aspirasi!

February 24, 2025

You May also Like

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menunjukkan komitmen memperkuat kapasitas pekerja migran demi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045
Ekonomi

PNM dan Menko PM Perkuat Pekerja Migran, Partai X: Perlindungan Harus Utama!

August 12, 2025
Pemerintah

UU BUMN Tak Lindungi Koruptor? Partai X: Kalau Serius Buktikan dengan Penjara Bukan Pernyataan!

May 12, 2025
Pemerintah

MK Tolak DKPP Mandiri, Partai X: Etika Pemilu Ditarik Masuk Lagi!

June 9, 2025
Pemerintah

Tunjangan Guru Langsung ke Rekening! Partai X: Solusi Praktis atau Celah Baru Kecurangan?

March 20, 2025
Show More
  • Berita Lain:
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Hot
  • Politics
  • Renewable Energy
Logo Berita X

Membaca Masalah, Menyajikan Solusi untuk Negeri: Sajian berita terbaru hari ini seputar politik,
hukum, kriminal, olahraga, otomotif, hingga teknologi, di Indonesia dan dunia.

Youtube Instagram X-twitter

Tentang Legalitas

Nama : PT PENERBITX INDONESIA JAYA
Nomor AHU : AHU-010653.AH.01.30.Tahun 2025
Alamat :  Muara Sarana Indah C- Jetis, Malang , Jawa Timur 
Contact Person  : 0816-633-250

  • Beriklan dengan kami
  • Privacy Policy
  • Cookie Policy
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.