beritax.id – Presiden Prabowo Subianto menargetkan program makan bergizi gratis (MBG) dapat menjangkau 20 juta penerima sebelum HUT Ke-80 Republik Indonesia, 17 Agustus 2025. Saat ini, penerima MBG tercatat baru mencapai 6,7 juta orang.
“Saya minta bagaimana caranya kita bisa percepat,” kata Prabowo saat menyampaikan pidato dalam acara Hari Lahir ke-27 PKB di Jakarta, Rabu (23/7) malam. Ia mengaku optimistis target tersebut bisa dicapai lebih awal dari rencana semula pada akhir Agustus.
Meski mendorong percepatan, Prabowo juga mengingatkan pentingnya menjaga standar mutu program. Ia menekankan bahwa pengelola dapur dan staf administrasi MBG harus mendapatkan pelatihan memadai. “Dan itu butuh waktu,” ujarnya.
Presiden menyampaikan bahwa Indonesia menjadi sorotan negara lain terkait percepatan program MBG. Ia menyebut Brazil membutuhkan 11 tahun untuk menjangkau 40 juta penerima, sementara Indonesia menargetkan 82,9 juta dalam setahun.
Partai X: Angka Penerima Bantuan Bukan Prestasi, Tapi Alarm!
Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X-Institute, Prayogi R Saputra, menyebut target 20 juta penerima makan gratis justru menegaskan bahwa negara telah gagal menyejahterakan rakyat. “Tugas negara itu tiga: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Kalau bantuan jadi kebijakan utama, berarti sistem ekonomi gagal,” tegasnya.
Menurut Prayogi, program semacam MBG seharusnya menjadi jaring darurat sementara, bukan kebijakan permanen yang membanggakan. Ketika lebih dari 20 juta orang bergantung pada dapur umum negara, itu bukan bukti keberhasilan, melainkan tanda ketimpangan sosial yang belum teratasi.
Dalam prinsip Partai X, pemerintah adalah bagian kecil dari rakyat yang diberi mandat untuk menyusun dan menjalankan kebijakan secara efektif, efisien, dan transparan.
Pemerintah tidak cukup hanya memberi makan, tapi harus menciptakan kondisi agar rakyat mampu makan secara mandiri.
Negara yang kuat, menurut Partai X, adalah negara yang mampu memastikan ketersediaan pangan, pekerjaan layak, dan pendapatan yang adil, bukan negara yang bergantung pada distribusi bantuan sebagai alat kekuasaan atau simbol keberpihakan palsu.
Solusi Partai X: Berdayakan Rakyat, Bukan Perluas Ketergantungan
Partai X mengajukan lima solusi strategis. Pertama, alihkan anggaran jangka panjang dari MBG ke pembangunan ekonomi lokal berbasis pangan rakyat. Kedua, bangun sistem pertanian desa yang kuat agar suplai pangan tersedia mandiri.
Ketiga, ciptakan lapangan kerja berorientasi produksi, bukan konsumsi, agar daya beli masyarakat meningkat. Keempat, buat sistem pendataan terpadu agar program sosial bersifat transisi, bukan ketergantungan.
Kelima, libatkan masyarakat sipil dalam evaluasi program MBG agar transparan, tepat sasaran, dan tidak jadi proyek citra kekuasaan.
Partai X: Negara Wajib Bangun Kemandirian, Bukan Rayakan Ketergantungan
Prayogi menegaskan bahwa keberhasilan negara bukan diukur dari banyaknya rakyat yang diberi makan gratis, tetapi dari berapa banyak yang mampu memberi makan keluarganya tanpa bantuan. “Kalau negara bangga punya 82 juta penerima makan gratis, itu bukan prestasi, tapi peringatan keras,” katanya.
Partai X menekankan bahwa keadilan sosial tak akan lahir dari bantuan semata, tapi dari distribusi aset, pekerjaan yang layak, dan harga pangan yang terjangkau. Rakyat bukan obyek belas kasihan kekuasaan, tapi subyek pembangunan yang harus diberdayakan seutuhnya.