beritax.id – Pemerintah telah meluncurkan Sistem Penerimaan Murid Baru 2025 (SPMB) sebagai pengganti Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Tujuan meningkatkan efisiensi dan keadilan dalam proses penerimaan siswa.
Partai X melalui Anggota Majelis Tinggi, Rinto Setiyawan, menyoroti kesiapan infrastruktur dan teknologi yang diperlukan untuk mendukung implementasi sistem baru ini.
Rinto Setiyawan Anggota Majelis Tinggi Partai X menyatakan meskipun perubahan sistem penerimaan siswa bertujuan baik. Jika tanpa dukungan infrastruktur dan teknologi yang memadai adapun tujuan tersebut sulit tercapai. “Kami khawatir bahwa tanpa persiapan yang matang, terutama dalam hal infrastruktur dan teknologi, implementasi SPMB 2025 dapat menghadapi berbagai kendala yang merugikan siswa dan orang tua,” ujarnya.
Partai X, yang berpegang pada prinsip keadilan sosial dan pemerataan akses pendidikan, menekankan bahwa pemerintah harus memastikan kesiapan semua elemen pendukung sebelum menerapkan sistem baru ini. “Pemerintah perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kesiapan infrastruktur, terutama di daerah terpencil, serta memastikan bahwa teknologi yang digunakan dapat diakses oleh semua kalangan,” tambah Rinto.
Proses Penerimaan Murid Baru untuk calon siswa SMK tidak melalui jalur penerimaan standar. Berbeda dengan SPMB SD, SMP, dan SMA yang dijalankan melalui jalur Domisili, Afirmasi, Prestasi, dan Mutasi. Ketentuan ini tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) No 3 Tahun 2025 mengenai SPMB.
Pelatihan untuk Tenaga Pendidik dan Staf SPMB
Rinto juga menyoroti pentingnya pelatihan bagi tenaga pendidik dan staf administrasi dalam mengoperasikan sistem baru ini. “Tanpa pelatihan yang memadai, dikhawatirkan akan terjadi kesalahan dalam proses penerimaan yang dapat merugikan calon siswa,” jelasnya.
Partai X berharap pemerintah dapat bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk sektor swasta dan masyarakat. Hal ini untuk memastikan bahwa implementasi SPMB 2025 berjalan lancar dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
“Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan bahwa sistem ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat bagi semua pihak,” tutup Rinto.
Dengan perhatian terhadap kesiapan infrastruktur dan teknologi, diharapkan SPMB 2025 dapat menjadi solusi meningkatkan kualitas dan pemerataan pendidikan di Indonesia.