By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Thursday, 12 June 2025

Wawasan eksklusif, data, dan analisis untuk para NEGARAWAN

Jelajahi Sekarang
Logo Berita X
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Berita Terkini
  • Pilihan Editor
  • Kategori Berita
    • Agama
    • Berita Terkini
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Internasional
    • Kriminal
    • Pemerintah
    • Pendidikan
    • Seputar Pajak
    • Sosial
    • Teknologi
Font ResizerAa
  • Internasional
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Seputar Pajak
  • Agama
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Sosial
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
Font ResizerAa
Berita XBerita X
  • Berita Terkini
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Pemerintah
  • Teknologi
Cari Artikel
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Berita Terkini
  • Ekonomi
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Pendidikan
  • Kriminal
© 2025 beritax.id - All Rights Reserved.
Berita X > Blog > Pendidikan > 400 Ribu Guru Gagal Mengikuti PPG 2025: Efisiensi Anggaran atau Kebijakan yang Tidak Pro Rakyat?
Pendidikan

400 Ribu Guru Gagal Mengikuti PPG 2025: Efisiensi Anggaran atau Kebijakan yang Tidak Pro Rakyat?

beritaX
Last updated: February 24, 2025 3:18 pm
By beritaX
Share
4 Min Read
SHARE

Kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto rupanya berdampak besar pada sektor pendidikan. Salah satunya, di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).

Mengacu pada klebijakan efisiensi anggaran tersebut, tercatat sebanyak 400 ribu guru tidak dapat mengikuti seleksi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan tahun 2025. Keputusan ini menimbulkan pertanyaan kritis, apakah langkah ini merupakan strategi efisiensi yang tepat atau justru mengorbankan mutu pendidikan?

PPG Dalam Jabatan merupakan program penting untuk meningkatkan kompetensi guru, sekaligus menjadi jalur utama sertifikasi yang berdampak pada kesejahteraan mereka. Dengan tertundanya kesempatan bagi ratusan ribu guru, terdapat risiko penurunan kualitas tenaga pendidik yang berimplikasi pada proses pembelajaran di sekolah-sekolah. Hal ini tentu bertentangan dengan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.

Menanggapi kebijakan ini, anggota Majelis Tinggi Partai X, Diana Isnaini menyampaikan kritik tajam terhadap keputusan pemerintah. Menurutnya, efisiensi anggaran tidak boleh mengorbankan sektor pendidikan yang merupakan investasi jangka panjang bagi bangsa.

“Jika pemerintah terus memangkas anggaran pendidikan, ini akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia kita ke depan. Pendidikan adalah sektor strategis yang seharusnya diprioritaskan,” ujarnya.

Diana menyoroti, kebijakan ini bertentangan dengan prinsip Partai X, yang menekankan bahwa jalannya pemerintahan harus dilakukan secara efektif, efisien, dan transparan demi kesejahteraan rakyat. Ia menilai pemerintah seharusnya lebih bijak dalam mengalokasikan anggaran dan memastikan bahwa efisiensi tidak dilakukan dengan mengorbankan pendidikan.

You Might Also Like

Sekolah Rakyat Mau Dihidupkan Lagi? Partai X: Jangan Cuma Ganti Seragam, Tapi Ubah Nasib!
Menteri Mu’ti Hidupkan Lagi Penjurusan SMA, Partai X: Pendidikan Bukan Eksperimen, Tapi Nasib Masa Depan!
Pendidikan Politik Tidak Terlaksana, Parpol Gagal Bangun Kesadaran Kritis
Kebijakan Pendidikan Kian Jauh dari Rakyat: Sekolah Dicat, Tapi Akal Sehat Dicoret!

Langkah efisiensi anggaran yang memotong kesempatan pengembangan profesional guru memunculkan kritik dari berbagai pihak. Partai X menyebut, pentingnya pemisahan antara kepala pemerintahan dan kepala negara agar kebijakan yang diambil lebih objektif dan berpihak kepada rakyat, bukan hanya sesuai dengan kepentingan segelintir elit.

Diana menilai, kebijakan ini justru menunjukkan bahwa efisiensi anggaran belum diarahkan untuk kesejahteraan rakyat secara menyeluruh, melainkan lebih berorientasi pada kepentingan fiskal tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang bagi dunia pendidikan.

“Saat ini, kebijakan pendidikan sering kali diputuskan dari atas tanpa mempertimbangkan masukan dari para pemangku kepentingan di lapangan, seperti guru dan tenaga pendidik. Jika dibiarkan, hal ini dapat memperburuk ketimpangan pendidikan di Indonesia,” jelas Diana.

Lebih jauh, Diana juga memaparkan beberapa solusi yang bisa dilakukan pemerintah agar efisiensi anggaran tidak mengorbankan sektor pendidikan. Di antaranya, melakukan realokasi anggaran.

Dalam hal ini, Diana meminta pemerintah untuk memastikan anggaran pendidikan tetap menjadi prioritas dibandingkan dengan pos-pos lain yang kurang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.

Kemudian, solusi lainnya mengenai pengelolaan dana pendidikan yang transparan. Dengan begitu, pemerintah bisa memastikan bahwa dana pendidikan digunakan secara efektif dan tidak terbuang pada program yang kurang mendesak.

Menjalin kemitraan dengan sektor swasta juga dinilai Diana bisa menjadi solusi mengatasi hal tersebut. Misalnya dengan dorongan kerja sama dengan pihak swasta untuk mendanai sebagian program peningkatan kualitas guru.

Solusi terakhir dikatakan Diana, pemerintah bisa menjalankan kebijakan efisiensi anggaran ini secara bertahap. “Jika efisiensi anggaran memang harus dilakukan, pemerintah dapat menerapkan sistem kuota secara bertahap agar tetap memberikan kesempatan bagi sebagian guru untuk mengikuti PPG,” ungkapnya.

Dalam konteks pembangunan bangsa, kebijakan efisiensi anggaran haruslah berpihak pada kesejahteraan rakyat, bukan justru menghambat akses terhadap pendidikan berkualitas. Diana menyebut, pemerintah perlu mengevaluasi ulang keputusan ini agar sejalan dengan prinsip keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila.

“Jika tidak, maka kebijakan ini hanya akan semakin memperlebar kesenjangan pendidikan dan menambah beban bagi para guru yang seharusnya menjadi ujung tombak dalam mencetak generasi unggul Indonesia,” pungkasnya.

Share This Article
Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article Heboh Seruan Tarik Dana dari Bank Karena Danantara, Partai X Soroti Transparansi
Next Article Reshuffle Kabinet Prabowo: Langkah Tepat atau Hanya Memoles Pemerintahan?

Berlangganan Newsletter

Berlanggananlah buletin kami untuk segera mendapatkan artikel terbaru kami!
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
WhatsAppFollow

Top News

Pemerintah

Pemakzulan Gibran Diusulkan, Partai X: Kalau Sah dan Elegan, Kenapa Pejabat Langsung Panik?

June 12, 2025
Pemerintah

Danantara, Proyek Besar Tanpa Kontrol? Partai X Pertanyakan Transparansi

February 24, 2025
Ekonomi

Bank Emas Prabowo: Solusi Ekonomi atau Kontroversi Baru?

February 24, 2025
Berita Terkini

“Indonesia Gelap” dianggap Reaksi Kaget Rakyat Soal Kebijakan, Partai X: Prabowo Harus Dengarkan Aspirasi!

February 24, 2025

You May also Like

Pendidikan

DPR Tegur Dedi Mulyadi Soal Pendidikan Militer, Partai X Peringatkan Jangan Korbankan Hak Anak!

April 30, 2025
sekolah memperkerjakan guru dari agama minoritas
Pendidikan

DPR Usul Guru Minoritas di Sekolah, Partai X: Keberagaman Itu Hak, Bukan Alat Kepatuhan Penguasa!

June 2, 2025
Pendidikan

Kurikulum Mau Disesuaikan Lagi, Partai X: Masalahnya Bukan di Siswa, Tapi di Lapangan Kerja yang Tak Ada!

May 15, 2025
KriminalPendidikan

Kejagung Periksa Kasus Laptop, Partai X: Proyek Pendidikan Jangan Jadi Proyek Tipu Rakyat!

June 9, 2025
Show More
  • Berita Lain:
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Hot
  • Politics
  • Renewable Energy
Logo Berita X

Membaca Masalah, Menyajikan Solusi untuk Negeri: Sajian berita terbaru hari ini seputar politik,
hukum, kriminal, olahraga, otomotif, hingga teknologi, di Indonesia dan dunia.

Youtube Instagram X-twitter

Tentang Legalitas

Nama : PT PENERBITX INDONESIA JAYA
Nomor AHU : AHU-010653.AH.01.30.Tahun 2025
Alamat :  Muara Sarana Indah C- Jetis, Malang , Jawa Timur 
Contact Person  : 0816-633-250

  • Beriklan dengan kami
  • Privacy Policy
  • Cookie Policy
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.