beritax.id – Dalam rangkaian kegiatan Maiyah Lingkar Mahasiswa (MLM) Camp di Padukuhan Ngasemayu, Sekolah Negarawan hadir memberikan pembekalan intensif kepada para mahasiswa pada Senin (1/12/2025).
Dua pemateri utama, Rinto Setiyawan dan Prayogi R. Saputra, menekankan peran vital Generasi Z dalam memahami struktur negara serta pola sosial melalui pendekatan segar dan relevan dengan tantangan zaman.
Sesi pendidikan politik ini menjadi fondasi intelektual bagi peserta sebelum memasuki puncak kegiatan camp. Materi berfokus pada penyederhanaan konsep kenegaraan yang rumit melalui analogi kehidupan sehari-hari dan pemanfaatan teknologi untuk memutus rantai masalah sosial.

Negara sebagai “Tubuh” dan “Keluarga”
Rinto Setiyawan, Wakil Direktur Sekolah Negarawan, membuka sesi dengan materi “Analogi Struktur Ketatanegaraan.” Ia menjelaskan bahwa sistem negara tidak harus dipahami secara kaku, melainkan dapat dianalogikan seperti struktur tubuh manusia atau sebuah keluarga.
Dalam paparannya, Rinto menggambarkan kondisi ketatanegaraan pasca Amandemen ke-4 UUD 1945 sebagai “keluarga broken home.” MPR (suami) digambarkan meninggalkan Rakyat (istri) dan Pancasila (anak-anak) sehingga kehilangan fungsi pengayomannya. Sementara itu, TNI/Polri (satpam) yang seharusnya menjaga rumah justru sibuk melindungi “orang luar” atau kepentingan asing.
Rinto mengajak mahasiswa Gen-Z untuk membayangkan rekonstruksi menuju “Keluarga Bahagia” (Draft Amandemen ke-5), di mana struktur negara kembali harmonis. MPR menjadi kepala yang visioner, DPR menjadi pengawas yang jeli, dan Presiden menjadi pelaksana yang amanah dalam menjaga harta serta martabat bangsa demi kesejahteraan rakyat.

Fraktal Sosial dan Solusi Teknologi
Melengkapi tinjauan struktural, Prayogi R. Saputra, Direktur Sekolah Negarawan, menyampaikan materi tentang fraktal sosial dan optimalisasi teknologi digital. Ia menjelaskan konsep fraktal sebagai pola berulang yang tampak serupa dari skala kecil hingga besar (self-similarity).
Menurut Prayogi, banyak persoalan besar negara seperti korupsi dan ketidaktertiban yang merupakan “fraktal sosial.” Pola kecil di level individu, seperti melanggar lampu merah atau melakukan suap kecil, berulang dan membesar menjadi budaya korupsi di level negara.
Sebagai solusi, Gen-Z didorong untuk memanfaatkan revolusi teknologi informasi. Mengambil contoh dari negara maju seperti Estonia, Prayogi menekankan bagaimana teknologi yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. Hal ini termasuk Big Data dan Blockchain yang dapat memutus pola fraktal negatif dan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih.

Menuju Puncak Acara: Sinau Bareng KiaiKanjeng
Pembekalan dari Sekolah Negarawan ini merupakan bagian integral dari MLM Camp yang digelar pada 29 November–5 Desember 2025 dengan tema “Masa Depan Dunia Pertanian: Menata Visi Transformatif Ala Gen-Z.”
Sebagai penutup proses belajar dan interaksi live-in bersama warga. Kegiatan ini akan ditutup dengan acara kebudayaan “Tawashshulan dan Sinau Bareng bersama KiaiKanjeng.” Acara ini dijadwalkan berlangsung pada Rabu, 3 Desember 2025, pukul 19.30 WIB, bertempat di Rumah Joglo Bapak Janarko, RT 10/RW 3, Kalurahan Salam, Kapanewon Patuk, Gunungkidul. Forum ini terbuka bagi masyarakat umum untuk duduk bersama, menyelaraskan ilmu, dan merajut kembali kebersamaan.




