beritax.id — Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X Institute, Prayogi R. Saputra, menegaskan bahwa bangsa yang besar bukanlah bangsa yang sempurna, melainkan bangsa yang berani melakukan koreksi terhadap dirinya sendiri. “Bangsa yang menolak introspeksi akan terjebak dalam kesalahan yang sama, sementara bangsa yang berani mengoreksi akan menemukan jalan perbaikan,” ujarnya.
Prayogi menilai bahwa berbagai krisis yang terjadi hari ini baik dalam bidang ekonomi, politik, maupun hukum bersumber dari sistem yang sudah lama kehilangan arah. “Masalahnya bukan hanya pada individu pemegang kekuasaan, tapi pada sistem yang membiarkan kekuasaan bekerja tanpa keseimbangan,” tegasnya.
Menurutnya, keberanian untuk mengoreksi sistem pemerintahan bukan tanda ketidaksetiaan pada negara, melainkan wujud cinta pada republik. “Negara ini berdiri karena semangat koreksi terhadap penjajahan. Maka jangan takut mengoreksi sistem yang menindas rakyat,” ujarnya lugas.
Tugas Negara: Melindungi, Melayani, dan Mengatur dengan Adil
Prayogi kembali mengingatkan prinsip dasar yang sering diabaikan oleh para pemegang kekuasaan: tugas negara itu tiga melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. “Ketika negara gagal melindungi rakyatnya dari kemiskinan, gagal melayani dengan keadilan, dan salah mengatur kebijakan publik, maka sistem itu harus dikoreksi,” katanya.
Ia menilai, reformasi struktural harus dilakukan secara menyeluruh dan bukan sekadar pergantian pejabat atau slogan baru. “Yang harus diperbaiki bukan hanya orangnya, tapi sistem yang menumbuhkan penyimpangan,” tegas Prayogi.
Prinsip Partai X: Negara Harus Berpihak pada Rakyat, Bukan pada Kekuasaan
Dalam Prinsip Partai X, dijelaskan bahwa negara yang sehat adalah negara yang menempatkan rakyat sebagai pusat dari seluruh kebijakan. Negara tidak boleh menjadi alat segelintir pejabat, tetapi harus menjadi ruang pengabdian bagi seluruh warga bangsa.
“Partai X percaya, kekuasaan hanyalah alat. Tujuannya adalah kesejahteraan rakyat dan tegaknya keadilan sosial,” terang Prayogi.
Ia menambahkan, koreksi terhadap sistem kenegaraan harus didorong oleh semangat kebersamaan, bukan dendam.
Salah satu prinsip Partai X menegaskan pentingnya pemulihan fungsi negara sebagai pelindung, pelayan, dan pengatur rakyat secara seimbang. “Kalau fungsi ini tidak berjalan, maka negara akan kehilangan legitimasi moral di hadapan rakyat,” tambahnya.
Solusi Partai X: Koreksi Sistemik dengan Jiwa Negarawan
Mengacu pada prinsip Partai X, Prayogi menawarkan serangkaian langkah konkret untuk memperbaiki arah negara:
- Membangun sistem pemerintahan berbasis akal sehat dan moral Pancasila. Agar kebijakan tidak dikuasai oleh kepentingan kelompok.
- Melakukan koreksi konstitusional melalui revisi kelembagaan, guna mengembalikan keseimbangan antara lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
- Menegakkan transparansi dan tanggung jawab jabatan publik, sehingga kekuasaan tidak menjadi alat penyalahgunaan wewenang.
- Menghidupkan kembali pendidikan rakyat, agar masyarakat memahami hak dan tanggung jawabnya sebagai pemilik negara.
- Menumbuhkan budaya evaluasi kebijakan, sehingga setiap keputusan publik diuji manfaat dan dampaknya terhadap kesejahteraan rakyat.
“Negara yang besar bukanlah negara yang tidak pernah salah, tetapi negara yang berani memperbaiki kesalahan dengan arif,” jelasnya.
Kritis, Obyektif, dan Solutif: Jalan Menuju Reformasi Sejati
Dalam semangat kritis, Prayogi mengajak seluruh elemen bangsa untuk tidak lagi diam di hadapan sistem yang rusak. Secara obyektif, ia menilai bahwa koreksi harus dilakukan dengan data, analisis, dan niat memperbaiki, bukan untuk menjatuhkan. Dan secara solutif, ia menegaskan pentingnya kerja bersama antara pemerintah, akademisi, dan rakyat untuk menciptakan sistem kenegaraan yang benar-benar berpihak pada kepentingan bangsa.
“Bangsa yang besar tidak takut mengoreksi dirinya. Karena hanya bangsa yang berani melihat luka, yang bisa menemukan kesembuhan,” tutupnya.



