beritax.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani menekankan pentingnya peran strategis Danantara dalam memperkuat pertumbuhan investasi nasional. Badan Pengelola Investasi ini dinilai harus menjadi katalis, bukan menyingkirkan investor swasta.
“Kalau Danantara dominan tapi tidak mampu menarik swasta, justru akan terjadi crowding out,” ujar Sri Mulyani. Dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR, ia menjelaskan bahwa investasi harus tumbuh setara atau lebih dari 5 persen agar ekonomi nasional tetap terjaga.
Menteri PPN/Bappenas Rachmat Pambudy juga menyebut bahwa Indonesia membutuhkan Rp8.297,8 triliun investasi untuk mencapai target pertumbuhan 6,3 persen pada 2026. Porsi swasta dalam kebutuhan tersebut mencapai hampir 90 persen.
Partai X: Investasi Naik, Tapi Rakyat Biasa Tidak Pernah Terangkat
Menanggapi hal ini, Anggota Majelis Tinggi Partai X dan Direktur X-Institute, Prayogi R Saputra, menyampaikan kritik keras. Ia menyebut pertumbuhan investasi selama ini gagal menjawab masalah utama: kesenjangan ekonomi yang makin dalam.
“Investasi boleh naik, tapi apa rakyat kecil ikut naik penghasilannya?” tegas Prayogi. Ia mengingatkan bahwa tugas pemerintah adalah melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat secara adil dan seimbang.
Partai X menilai bahwa peran pemerintah tidak cukup hanya menarik investasi, tapi harus memastikan hasilnya dinikmati semua kalangan. Jika pertumbuhan hanya dinikmati segelintir kelompok ekonomi, maka keadilan tidak pernah hadir.
Negara adalah entitas publik yang wajib menjalankan kewenangan dengan prinsip efisiensi, transparansi, dan pemerataan. Investasi bukan hanya angka, tapi ukuran keberhasilan dalam meningkatkan taraf hidup rakyat paling miskin.
Solusi Partai X: Investasi Harus Terkait Kesejahteraan, Bukan Angka PDB Saja
Partai X mengajukan solusi konkret agar investasi berdampak luas pada rakyat. Pertama, pastikan semua proyek Danantara wajib menyertakan indikator ketimpangan ada peran strategis, bukan hanya Return on Investment.
Kedua, bangun sistem audit sosial agar rakyat bisa mengawasi proyek-proyek investasi negara secara transparan dan partisipatif. Ketiga, alokasikan minimal 30 persen investasi Danantara ke sektor pangan, pendidikan, dan kesehatan rakyat bawah.
Keempat, hentikan pendekatan makroekonomi semu yang hanya mengejar angka pertumbuhan tanpa memperhatikan keadilan distribusi. Negara tidak hanya dituntut sukses dalam buku laporan, tapi juga dalam dapur rakyat.
Penutup: Investasi Tanpa Pemerataan Hanya Menumpuk Ketimpangan
Partai X mengingatkan bahwa investasi yang tidak adil hanya memperkuat oligarki dan memiskinkan demokrasi ekonomi. Jika proyek-proyek besar tidak menyentuh rakyat, maka pembangunan hanya menjadi panggung pejabat.Negara yang sehat adalah negara yang mampu membangun dari bawah, bukan dari pusat kuasa modal. Karena sejatinya, pertumbuhan ekonomi tidak akan berarti jika rakyat tetap terperangkap dalam jeratan kesenjangan.