By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Friday, 5 September 2025

Wawasan eksklusif, data, dan analisis untuk para NEGARAWAN

Jelajahi Sekarang
Logo Berita X
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Berita Terkini
  • Pilihan Editor
  • Kategori Berita
    • Agama
    • Berita Terkini
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Internasional
    • Kriminal
    • Pemerintah
    • Pendidikan
    • Seputar Pajak
    • Sosial
    • Teknologi
Font ResizerAa
  • Internasional
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Seputar Pajak
  • Agama
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Sosial
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
Font ResizerAa
Berita XBerita X
  • Berita Terkini
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Pemerintah
  • Teknologi
Cari Artikel
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Berita Terkini
  • Ekonomi
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Pendidikan
  • Kriminal
© 2025 beritax.id - All Rights Reserved.
Berita X > Blog > Pemerintah > Sri Mulyani Bicara Adab, Tapi Dimana Adab Fiskal Negara?
Pemerintah

Sri Mulyani Bicara Adab, Tapi Dimana Adab Fiskal Negara?

Diajeng Maharani
Last updated: September 3, 2025 8:54 am
By Diajeng Maharani
Share
4 Min Read
SHARE

Oleh: Rinto Setiyawan
Ketua Umum Ikatan Wajib Pajak Indonesia
Anggota Majelis Tinggi Partai X
Wakil Direktur Sekolah Negarawan X Institute

beritax.id – Ketika rumah pribadi Menteri Keuangan Sri Mulyani di Bintaro dijarah pada 31 Agustus 2025, publik pun terbagi dua. Ada yang menyayangkan, ada pula yang melihat peristiwa itu sebagai puncak dari kemarahan rakyat yang sudah lama terpendam. Dalam unggahan media sosialnya, Sri Mulyani menulis panjang lebar soal pentingnya demokrasi yang beradab, menolak anarki, membela konstitusi, dan mengajak publik membangun bangsa dengan etika dan moralitas luhur.

Contents
Beradab Secara Demokratis, Tapi Otoriter Secara Fiskal?Adab yang Memihak, atau Adab yang Berjarak?

Namun, seruan idealisme itu justru membuka ruang bagi pertanyaan yang lebih mendasar. Apakah Sri Mulyani sendiri telah menjunjung adab dalam menjalankan fiskal negara?

Adab Fiskal: Konsep yang Hilang di Tengah Krisis

Di tengah kemiskinan yang meluas, harga kebutuhan pokok yang melambung, dan daya beli rakyat yang tertekan, pemerintah justru diam-diam menaikkan gaji dan tunjangan anggota DPR. Bukan hanya naik, gaji tetap anggota DPR bahkan tidak dipotong pajak. Artinya, ketika rakyat diminta terus berkorban dan membayar pajak, dengan sistem yang makin represif. Para wakil rakyat justru di “entertain” oleh negara, lengkap dengan joget-joget di ruang parlemen pasca-pengumuman kenaikan tunjangan.

Siapa yang menyusun anggaran kenaikan itu? Siapa yang menyetujui dan mencairkan dana dalam struktur APBN? Jawabannya satu: Kementerian Keuangan di bawah Sri Mulyani. Sebagai Bendahara Umum Negara, ia adalah pintu utama semua alokasi fiskal, termasuk untuk belanja pegawai, termasuk untuk DPR. Tanpa restu fiskal dari Menteri Keuangan, usulan kenaikan gaji takkan pernah lolos ke meja Presiden.

Beradab Secara Demokratis, Tapi Otoriter Secara Fiskal?

Dalam pernyataannya, Sri Mulyani menekankan bahwa sebagai pejabat negara, dirinya disumpah untuk menjalankan UUD 1945 dan seluruh undang-undang yang berlaku. Namun rakyat yang paham dan melek hukum justru bertanya: apakah Sri Mulyani benar-benar memahami hukum perpajakan itu sendiri?

You Might Also Like

Partai X Soroti Kebijakan Pemerintah: Rakyat Harus Awasi dan Kritisi
Singapura Ajak Jaga Laut Kita, Partai X: Jangan-jangan Mereka yang Lebih Serius dari Pemerintah Sendiri!
Prabowo Larang Wartawan Liput Sambutan KSTI, Partai X: Kebebasan Pers Tak Bisa Dikebiri Demi Kenyamanan Penguasa!
Sri Mulyani Pakai Saldo Anggaran untuk Kurangi Utang, Partai X: Kenapa Bukan untuk Kesejahteraan Rakyat?

Karena yang terjadi selama ini, praktik hukum perpajakan di bawah kewenangannya penuh tumpang tindih, ribuan aturan dan ratusan ribu pasal yang bahkan bertabrakan satu sama lain. UU Administrasi Pemerintahan yang seharusnya menjadi rujukan utama dalam menjalankan kewenangan fiskal seringkali diabaikan oleh Direktorat Jenderal Pajak, bahkan tak diakui oleh hakim di pengadilan pajak. Anehnya, pelanggaran ini seolah dilindungi oleh sistem yang ia pimpin.

Lebih ironis lagi, kolom komentar di akun media sosial Sri Mulyani dimatikan, membatasi ruang publik untuk menanggapi pernyataan yang ia klaim sebagai bentuk akuntabilitas. Dalam sistem demokrasi yang sehat, pejabat publik seharusnya membuka ruang dialog, bukan sekadar monolog dalam unggahan Instagram.

Adab yang Memihak, atau Adab yang Berjarak?

Masyarakat tidak menuntut kesempurnaan. Tapi mereka menuntut keadilan dan empati. Ketika rakyat menjerit karena pajak UMKM yang makin mencekik. Ketika mahasiswa turun ke jalan karena orang tuanya tak sanggup lagi membayar biaya kuliah, ketika ojol meregang nyawa di tengah aksi damai. Sementara elit politik dan birokrat merayakan kenaikan gaji, maka pertanyaannya bukan lagi soal siapa yang beradab, tapi siapa yang benar-benar mendengarkan jeritan rakyat?

Sri Mulyani bisa saja menyampaikan permintaan maaf, bisa menyampaikan doa, bisa menyusun kata-kata indah tentang moralitas. Tapi rakyat tidak hidup dari narasi. Mereka hidup dari keadilan fiskal yang nyata: sistem pajak yang tidak eksploitatif, kebijakan yang berpihak, dan pengakuan bahwa rakyat bukan mesin ATM negara.

Kesimpulan:

Jika Sri Mulyani ingin bangsa ini beradab, maka ia harus mulai dari tempatnya berdiri, dari ruang-ruang fiskal yang ia kendalikan. Karena demokrasi tidak bisa hanya dikutip saat dirugikan. Demokrasi adalah tentang keadilan, tanggung jawab, dan keberanian untuk memihak rakyat, bukan untuk melayani oligarki, elit penguasa, dan elit partai politik.

TAGGED:Berita Trending
Share This Article
Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article Rakyat Murka, Sri Mulyani di Balik Kenaikan Gaji DPR?
Next Article Dewan Pers Ingatkan Perlindungan Wartawan, Partai X: Demokrasi Tanpa Rakyat Itu Palsu!

Berlangganan Newsletter

Berlanggananlah buletin kami untuk segera mendapatkan artikel terbaru kami!
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
WhatsAppFollow

Top News

Pemerintah

Danantara, Proyek Besar Tanpa Kontrol? Partai X Pertanyakan Transparansi

February 24, 2025
Ekonomi

Bank Emas Prabowo: Solusi Ekonomi atau Kontroversi Baru?

February 24, 2025
Berita Terkini

“Indonesia Gelap” dianggap Reaksi Kaget Rakyat Soal Kebijakan, Partai X: Prabowo Harus Dengarkan Aspirasi!

February 24, 2025
Ekonomi

Heboh Seruan Tarik Dana dari Bank Karena Danantara, Partai X Soroti Transparansi

February 24, 2025

You May also Like

Ekonomi

Industrial Festival Bikin Bangga? Partai X Tanya: Anak Muda Butuh Lapangan Kerja atau Panggung Pameran?

July 29, 2025
Sidang ini menjadi panggung pertama bagi gugatan Ikatan Wajib Pajak Indonesia (IWPI) terhadap Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati
Pemerintah

Arogansi Pejabat? Sri Mulyani Absen di Sidang Perdana Gugatan Wajib Pajak Tanpa Alasan

July 9, 2025
Sosial

Puan Bicara Emansipasi Kartini, Partai X: Kebijakan Tak Cukup Dilipstik Gender!

April 23, 2025
RUU tersebut mengatur agar upaya paksa seperti penyadapan, penyelidikan, dan pencekalan harus dikoordinir pihak lain.
Pemerintah

RUU KUHAP Dikritik KPK, Partai X: Kalau Penyadapan Harus Koordinasi, Koruptor Bisa Tepuk Tangan!

July 18, 2025
Show More
  • Berita Lain:
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Hot
  • Politics
  • Renewable Energy
Logo Berita X

Membaca Masalah, Menyajikan Solusi untuk Negeri: Sajian berita terbaru hari ini seputar politik,
hukum, kriminal, olahraga, otomotif, hingga teknologi, di Indonesia dan dunia.

Youtube Instagram X-twitter

Tentang Legalitas

Nama : PT PENERBITX INDONESIA JAYA
Nomor AHU : AHU-010653.AH.01.30.Tahun 2025
Alamat :  Muara Sarana Indah C- Jetis, Malang , Jawa Timur 
Contact Person  : 0816-633-250

  • Beriklan dengan kami
  • Privacy Policy
  • Cookie Policy
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.