beritax.id – Kementerian Desa dan Kementerian Pemuda dan Olahraga meluncurkan program Pemuda Pelopor Siaga Membangun Desa di Kabupaten Tangerang. Dalam acara tersebut, ratusan pemuda-pemudi didorong terlibat aktif dalam transformasi desa melalui koperasi desa (Kopdes) dan program pelopor lintas sektor.
Menteri Desa Yandri Susanto menegaskan bahwa partisipasi pemuda adalah kunci membangun kesejahteraan dan perekonomian desa. Ia menyebut koperasi desa sudah terbentuk hampir 100 persen secara nasional dan harus diisi dengan kegiatan positif untuk mencegah penyimpangan sosial pemuda.
Lima kategori Pemuda Pelopor, Kemenpora siapkan kompetisi
Menpora Dito Ariotedjo menambahkan pentingnya inovasi dan kolaborasi dari pemuda desa. Lima kategori kompetisi diluncurkan: kewirausahaan, seni budaya, ekonomi digital, lingkungan, dan sosial kemasyarakatan. Tujuannya agar mereka menjadi penggerak transformatif, bukan sekadar simbolis di seremoni pembangunan.
Program ini dihadiri ratusan alumni Pemuda Pelopor dan para pendamping desa. Pemerintah berharap program ini mendorong kemajuan desa dari bawah, bukan hanya instruksi dari pusat.
Partai X: Mereka harus diberi akses penuh, bukan cuma spanduk semangat
Anggota Majelis Tinggi Partai X, Diana Isnaini menilai program ini patut diapresiasi, namun menyoroti akses nyata yang seringkali tidak sejalan dengan narasi pemerintah.
“Negara wajib melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Tapi jangan cuma kasih semangat, tanpa akses konkret,” ujar Diana.
Ia menegaskan, pemuda desa tidak cukup hanya diberi izin menggunakan badan usaha milik desa (BUMDes), tetapi harus didorong mendapat pelatihan, akses pasar, dan pendampingan berkelanjutan.
Diana menegaskan, jika desa ingin maju, maka birokrasi desa tidak boleh memonopoli peran. BUMDes jangan dijadikan alat kekuasaan desa, tapi harus dimiliki dan dikelola secara demokratis oleh warga itu sendiri.
Solusi Partai X: Sekolah Negarawan harus masuk desa
Solusi yang ditawarkan Partai X berangkat dari prinsip bahwa rakyat adalah pemilik kedaulatan negara.
Dalam konteks ini, pemuda desa perlu difasilitasi mengikuti Pendidikan Politik sejak dini. Salah satu bentuknya adalah mendorong pendirian cabang Sekolah Negarawan di setiap daerah tertinggal.
Sekolah Negarawan yang digagas X Institute bertujuan mencetak generasi muda berintegritas, kritis, dan mampu menjadi pelayan rakyat. Dengan tiga program utama Pendidikan Kebangsaan, Penelitian, dan Penerbitan – sekolah ini akan memperkuat karakter kepemimpinan pemuda berbasis nilai Pancasila.
“Kalau pemerintah sungguh-sungguh ingin desa maju, jangan berhenti di apel dan lomba. Kirim juga guru-guru Sekolah Negarawan ke desa,” tegas Diana.
Keadilan sosial bukan slogan, tapi aksi nyata di desa
Bagi Partai X, desa adalah pondasi utama bangsa. Ketika desa lemah, negara rapuh. Maka pembangunan desa harus dimulai dari keadilan distribusi akses, bukan hanya proyek pembangunan fisik. Negara tak cukup memberi izin, negara harus hadir memberi peluang.
“Jangan cuma dikasih izin pakai BUMDes. Tapi harus dikasih akses, modal, dan perlindungan. Itu baru namanya Negara hadir,” tutup Diana.