By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Tuesday, 18 November 2025

Wawasan eksklusif, data, dan analisis untuk para NEGARAWAN

Jelajahi Sekarang
Logo Berita X
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Berita Terkini
  • Pilihan Editor
  • Kategori Berita
    • Agama
    • Berita Terkini
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Internasional
    • Kriminal
    • Pemerintah
    • Pendidikan
    • Seputar Pajak
    • Sosial
    • Teknologi
Font ResizerAa
  • Internasional
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Seputar Pajak
  • Agama
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Sosial
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
Font ResizerAa
Berita XBerita X
  • Berita Terkini
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Pemerintah
  • Teknologi
Cari Artikel
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Berita Terkini
  • Ekonomi
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Pendidikan
  • Kriminal
© 2025 beritax.id - All Rights Reserved.
Berita X > Blog > Pemerintah > Ketika Pemerintah Lebih Suka Berjanji daripada Bekerja
Pemerintah

Ketika Pemerintah Lebih Suka Berjanji daripada Bekerja

Diajeng Maharani
Last updated: November 18, 2025 8:30 am
By Diajeng Maharani
Share
6 Min Read
SHARE

beritax.id – Pejabat kita terlalu pandai bicara. Janji ditebar, jargon dilontarkan, seolah semua masalah akan selesai. Tapi kenyataannya? Rakyat tetap susah, harga naik, lapangan kerja sempit, korupsi tidak berhenti. Kita semua sudah muak.

Contents
Tubuh Tanpa Kepala yang BerfungsiKenapa Ganti Presiden Tidak CukupKenapa Menunggu Pemilu Lima Tahunan Tidak CukupSolusi: Buka Mata Bangsa

Masalah bangsa ini bukan cuma soal siapa yang duduk di kursi presiden. Masalahnya jauh lebih dalam. Bayangkan negara ini seperti tubuh manusia. Kalau sehat, semua organ bekerja sesuai fungsi. Kepala memberi arah, syaraf mengontrol gerakan, kaki melangkah sesuai panduan. Dengan mata terbuka, tubuh bisa berjalan lurus menuju tujuan.

Tapi hari ini kita seperti tubuh dengan mata tertutup. Masih bisa berjalan, tapi arah kacau. Sering tersandung, sering menabrak, bahkan bisa jatuh ke jurang. Kepala yaitu MPR kehilangan fungsi, syaraf pengawas yaitu DPR mati rasa, kaki yaitu Presiden berjalan sendiri tanpa arahan, dan rakyat sebagai pemilik tubuh seperti kehilangan kesadaran.

Tubuh Tanpa Kepala yang Berfungsi

Sebelum amandemen (pra-2002), MPR adalah lembaga tertinggi negara. Ia berfungsi sebagai kepala dari “tubuh bangsa”: menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), memilih dan bisa memberhentikan presiden, serta jadi pemegang kedaulatan rakyat.

Namun setelah empat kali amandemen UUD 1945 pada 1999–2002:

  • GBHN dihapus, sehingga MPR tidak lagi mengarahkan haluan pembangunan jangka panjang.
  • Presiden dipilih langsung oleh rakyat, bukan lagi oleh MPR.
  • Kedudukan MPR diturunkan: dari lembaga tertinggi menjadi lembaga tinggi negara yang sejajar dengan DPR, DPD, MA, MK, dan lain-lain.

Sejak saat itu, fungsi MPR sebagai “kepala” yang memberi arah hilang. Ia hanya berfungsi melantik presiden dan melakukan amandemen UUD. Akibatnya, arah pembangunan lebih banyak ditentukan oleh presiden dan pemerintah, tanpa ada garis haluan yang mengikat semua pihak.

You Might Also Like

Konflik Antara Taxstaat dan Rechtstaat
Harga Pangan Naik Picu Inflasi, Partai X Desak Pemerintah Bertindak Cepat!
Uang Daerah Parkir di Deposito, Partai X: Pejabat Dapat Fee, Rakyat Kelaparan!
Keracunan MBG di 10 Sekolah, BPOM Baru Bergerak, Partai X Soroti yang Datang Setelah Rakyat Sakit!

Itulah sebabnya ibarat tubuh manusia, MPR disebut kehilangan fungsi sebagai kepala sejak amandemen UUD 1945 tahun 2002.

Kenapa Ganti Presiden Tidak Cukup

Banyak orang berpikir, ya sudah, ganti saja presiden, pasti beres. Pertanyaannya, benarkah begitu? Jawabannya jelas: tidak.

Mengganti presiden di tubuh yang matanya tetap tertutup sama saja seperti mengganti kaki. Kaki baru mungkin lebih kuat atau lebih cepat, tapi tetap akan tersandung kalau matanya tidak dibuka.

Inilah yang sering kita alami. Figur boleh berbeda, gaya boleh berubah, tapi pola tetap sama. Karena masalah sesungguhnya bukan di siapa presidennya, melainkan di sistem yang membuat kepala tidak berfungsi, syaraf mati rasa, dan mata tetap tertutup.

Sejak reformasi 1998, Indonesia sudah mengalami lima kali pergantian presiden. Namun, indeks korupsi tetap buruk. Transparency International mencatat, skor Indeks Persepsi Korupsi Indonesia pada 2022 hanya 34 dari 100, turun dari 38 pada 2019. Artinya, meskipun ganti presiden, korupsi masih merajalela.

Di sisi lain, ketimpangan ekonomi juga tidak membaik signifikan. Data BPS menunjukkan, rasio gini Indonesia pada 2023 ada di angka 0,388. Angka ini hampir sama dengan 10 tahun lalu. Artinya, meski presiden berganti, jurang kaya-miskin tetap lebar.

Bukan hanya itu, fungsi pengawasan DPR pun lemah. Dalam dua dekade terakhir, puluhan anggota DPR terjerat kasus korupsi, mulai dari kasus e-KTP yang menyeret Ketua DPR kala itu, hingga kasus suap legislasi di berbagai periode. Artinya, syaraf pengawas dalam tubuh bangsa sering mati rasa, terlepas siapa presidennya.

Jadi jelas, mengganti presiden tanpa memperbaiki sistem sama saja dengan mengganti kaki dalam tubuh yang matanya masih tertutup. Arah tetap salah, langkah tetap tersandung.

Kenapa Menunggu Pemilu Lima Tahunan Tidak Cukup

Ada juga yang bilang, tenang saja, tunggu pemilu lima tahunan, nanti ada perubahan. Tapi itu ilusi.

Pemilu memang penting, tapi pemilu hanya alat. Kalau sistem tetap rusak, hasil pemilu hanya melahirkan wajah baru dengan pola lama. Tubuh bangsa tetap berjalan dalam gelap, tersandung lagi, jatuh lagi.

Demokrasi kita justru mengalami kemunduran. Indeks Demokrasi Indonesia yang dirilis BPS menunjukkan tren menurun dalam aspek kebebasan sipil dan kualitas lembaga demokrasi. Artinya, meskipun rakyat memilih tiap lima tahun, suara rakyat sering tidak benar-benar menentukan arah bangsa karena banyak kecurangan dari pejabat.

Menunggu lima tahun tanpa perbaikan sama saja membiarkan kerusakan semakin parah. Korupsi jalan terus, birokrasi makin kusut, hukum makin bisa diperjualbelikan. Jadi jelas, menunggu pemilu lima tahunan tidak cukup. Rakyat tidak boleh pasif.

Solusi: Buka Mata Bangsa

Jadi apa solusinya? Bukan sekadar ganti orang, bukan sekadar menunggu pemilu, tapi buka penutup mata bangsa ini. Kita butuh sistem yang sehat. Kepala harus kembali berfungsi, syaraf pengawas bekerja benar, kaki melangkah sesuai arahan, dan mata terbuka menghadapi kenyataan.

Mata bangsa ini hanya bisa terbuka kalau kita dipimpin oleh negarawan sejati. Negarawan yang jernih pikirannya, berpegang pada nilai moral, dan berpihak pada rakyat. Negarawan yang lahir dari empat pilar bangsa: intelektual yang membawa pengetahuan, budayawan yang menjaga jati diri, rohaniawan yang jadi kompas moral, serta TNI dan Polri yang netral melindungi rakyat.

Kalau keempat pilar ini bersatu, penutup mata bisa dilepas. Kepala bisa mengarahkan dengan benar, syaraf mengontrol gerakan, kaki melangkah mantap, dan rakyat kembali jadi pemilik sejati tubuh bangsa ini.

Perubahan sejati hanya terjadi kalau kita berani buka mata bangsa ini. Sistem harus diperbaiki, kedaulatan dikembalikan ke tangan rakyat. Karena hanya dengan mata terbuka, Indonesia bisa melangkah lurus menuju keadilan, kesejahteraan, dan martabat yang kita impikan bersama.

TAGGED:Berita Trending
Share This Article
Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article Menkeu Purbaya Nyindir Media, Tapi Lupa Bedakan Bendahara dengan Kasir Negara
Next Article Iuran BPJS Gaji Rp100 Juta Ditanggung Negara, Partai X: Kesehatan Rakyat Terabaikan!

Berlangganan Newsletter

Berlanggananlah buletin kami untuk segera mendapatkan artikel terbaru kami!
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
WhatsAppFollow

Top News

Pemerintah

Danantara, Proyek Besar Tanpa Kontrol? Partai X Pertanyakan Transparansi

February 24, 2025
Ekonomi

Bank Emas Prabowo: Solusi Ekonomi atau Kontroversi Baru?

February 24, 2025
Berita Terkini

“Indonesia Gelap” dianggap Reaksi Kaget Rakyat Soal Kebijakan, Partai X: Prabowo Harus Dengarkan Aspirasi!

February 24, 2025
Ekonomi

Heboh Seruan Tarik Dana dari Bank Karena Danantara, Partai X Soroti Transparansi

February 24, 2025

You May also Like

Pemerintah

Penerima MBG Mundur ke Maret 2026, Partai X: Rakyat Tertunda, Program?

October 22, 2025
Pemerintah

MPR Fasilitasi Diskusi Amendemen, Partai X: Jangan Amendemen UUD, Tapi Amendemen Nasib Rakyat!

August 25, 2025
Pemerintah

Fraksi Gerindra Aktifkan Sara, Partai X: Jangan Cuma Aktivasi Nama!

November 4, 2025
https://www.sekolahnegarawan.id/
Pemerintah

Tumpuan Rakyat atau Tumpuan Kekuasaan? Partai X: Reformasi Militer Bukan Sekadar Amanat Pidato!

July 24, 2025
Show More
  • Berita Lain:
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Hot
  • Politics
  • Renewable Energy
  • Yudizaman
  • Hotel Ayani
  • CV Hotel Wisata
Logo Berita X

Membaca Masalah, Menyajikan Solusi untuk Negeri: Sajian berita terbaru hari ini seputar politik,
hukum, kriminal, olahraga, otomotif, hingga teknologi, di Indonesia dan dunia.

Youtube Instagram X-twitter

Tentang Legalitas

Nama : PT PENERBITX INDONESIA JAYA
Nomor AHU : AHU-010653.AH.01.30.Tahun 2025
Alamat :  Muara Sarana Indah C- Jetis, Malang , Jawa Timur 
Contact Person  : 0816-633-250

  • Beriklan dengan kami
  • Privacy Policy
  • Cookie Policy
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.