By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Tuesday, 12 August 2025

Wawasan eksklusif, data, dan analisis untuk para NEGARAWAN

Jelajahi Sekarang
Logo Berita X
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Berita Terkini
  • Pilihan Editor
  • Kategori Berita
    • Agama
    • Berita Terkini
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Internasional
    • Kriminal
    • Pemerintah
    • Pendidikan
    • Seputar Pajak
    • Sosial
    • Teknologi
Font ResizerAa
  • Internasional
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Seputar Pajak
  • Agama
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Sosial
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
Font ResizerAa
Berita XBerita X
  • Berita Terkini
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Pemerintah
  • Teknologi
Cari Artikel
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Berita Terkini
  • Ekonomi
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Pendidikan
  • Kriminal
© 2025 beritax.id - All Rights Reserved.
Berita X > Blog > Berita Terkini > Gaji Sultan, Mental Pengemis: Pejabat Indonesia Rusak Total?!
Berita TerkiniPemerintah

Gaji Sultan, Mental Pengemis: Pejabat Indonesia Rusak Total?!

Aziza Mukti
Last updated: August 11, 2025 3:14 pm
By Aziza Mukti
Share
5 Min Read
SHARE

beritax.id – Indonesia sedang mengalami krisis kepercayaan publik terhadap pejabatnya. Gaji tinggi tak menjamin integritas, teknologi yang dimaksudkan untuk kemudahan malah menambah beban rakyat. Fenomena ini menunjukkan mentalitas aparat makin bobrok, lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada melayani masyarakat.

Contents
Gaji Miliaran, Tapi Masih KorupsiCoretax: Simbol Digitalisasi GagalPengawasan Pejabat Indonesia yang Cuma SeremonialKetika Rakyat Tidak Lagi Percaya Pada Pejabat IndonesiaFeodalisme Digital: Mentalitas Jadul di Era ModernSolusi: Kita Butuh Negarawan, Bukan Pejabat

Gaji Miliaran, Tapi Masih Korupsi

Contoh paling mencolok adalah kasus dugaan korupsi dalam distribusi bahan bakar Pertamax oleh Pertamina Patra Niaga, anak perusahaan Pertamina. Skandal ini merugikan negara sebesar Rp193,7 triliun selama periode 2018–2023.

Ironisnya, Dirut Pertamina yang notabene digaji Rp3 miliar per bulan tidak mampu mencegah kejahatan tersebut, bahkan terindikasi turut terlibat. Ini menunjukkan bahwa gaji besar tidak menjamin integritas. Ketika pejabat publik tetap memilih korupsi meski sudah mendapatkan imbalan tinggi, berarti persoalan utamanya ada pada mentalitas dan lemahnya pengawasan.

Coretax: Simbol Digitalisasi Gagal

Kasus lain yang menjadi sorotan publik adalah peluncuran sistem Coretax oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Sistem ini diklaim sebagai transformasi digital perpajakan, namun justru menjadi momok baru bagi wajib pajak. Sudah memasuki bulan ketiga sejak diluncurkan pada 1 Januari 2025, Coretax masih dipenuhi bug: login gagal, faktur tidak bisa diunggah, email verifikasi tak dikirim, hingga error yang membuat satu kesalahan membatalkan seluruh transaksi.

Parahnya lagi, DJP justru menyarankan wajib pajak untuk mengisi dokumen XML secara manual. Ini jelas tidak masuk akal. Pemerintah seharusnya menyediakan sistem yang mempermudah, bukan membebani. Ketika digitalisasi malah menyusahkan dan membingungkan, maka yang terjadi bukan transformasi, melainkan kemunduran. Apalagi proyek ini menelan anggaran negara hingga Rp1,3 triliun.

Pengawasan Pejabat Indonesia yang Cuma Seremonial

Secara teoritis, Indonesia memiliki banyak lembaga pengawas seperti KPK, BPK, hingga Ombudsman. Namun, realitasnya tidak seindah di atas kertas. Korupsi masih marak, pejabat yang tertangkap pun sering kali mendapat hukuman ringan atau malah bebas lebih cepat dengan alasan “khilaf”.

You Might Also Like

ASN PPPK Masih Bermasalah, Partai X: Negara Tak Boleh Tutup Mata terhadap Nasib Pegawainya Sendiri!
Komisaris Utama PT IAE Dipanggil KPK, Partai X: Kalau Mau Uang Negara Kembali, Hukum Harus Berdiri Tegak!
Cak Nun: Polisi Bukan Alat Pemerintah, Saatnya Revolusi Damai Kembalikan Kedaulatan Rakyat
Dua Anggota DPR Bangun Showroom-Rumah Makan Pakai Uang Korupsi CSR, Partai X Tuntut: Jangan Biarkan Korupsi Berbaju Bisnis!

Inilah cerminan dari moral hazard dalam sistem pemerintahan kita. Ketika pelaku kejahatan tahu bahwa hukuman bisa dibeli, maka kejahatan akan terus dilakukan. Apalagi jika yang mengatur, yang mengawasi, dan yang menjalankan semuanya berada dalam lingkaran kekuasaan yang sama.

Ketika Rakyat Tidak Lagi Percaya Pada Pejabat Indonesia

Akibat dari semua ini adalah runtuhnya kepercayaan publik. Dulu masyarakat masih percaya bahwa pemerintah bekerja untuk mereka. Kini, banyak yang mulai apatis. Tingkat kepatuhan pajak menurun, kesadaran sosial melemah, dan rakyat semakin individualistis.

Mereka berpikir, “Untuk apa bayar pajak kalau hanya dikorupsi?” Situasi ini sangat berbahaya, karena negara tanpa kepercayaan publik akan menjadi rapuh dan mudah hancur dari dalam. Pemerintah kehilangan legitimasi ketika janji-janji tinggal janji, sementara realitas di lapangan semakin menyakitkan.

Feodalisme Digital: Mentalitas Jadul di Era Modern

Di era digital, seharusnya pelayanan publik menjadi lebih cepat, mudah, dan transparan. Namun di Indonesia, birokrasi justru semakin berbelit. Pejabat merasa menjadi “bangsawan” yang harus dilayani, bukan pelayan publik.

Proses administrasi sengaja dipersulit agar ada celah untuk uang pelicin. Negara lain sudah memakai AI untuk administrasi dasar, sementara kita masih sibuk mengurus e-KTP yang sering kali gagal. Ini bukan soal teknologi, tapi soal mentalitas yang tertinggal. Birokrasi kita tetap feodal, hanya saja dibungkus teknologi.

Solusi: Kita Butuh Negarawan, Bukan Pejabat

Sudah saatnya Indonesia tidak lagi dikuasai oleh “pejabat karier” yang hanya mencari posisi. Kita butuh negarawan yaitu mereka yang berpikir jauh ke depan, yang menempatkan rakyat sebagai tujuan, bukan alat. Negarawan tahu bahwa kekuasaan adalah alat untuk melayani. Pejabat biasa hanya melihat jabatan sebagai pencapaian. Tanpa perubahan mentalitas ini, birokrasi akan terus jadi alat pemerasan, dan rakyat akan terus jadi korban sistem.

Kepercayaan publik adalah fondasi negara yang sehat. Tanpa itu, pemerintah akan kehilangan arah dan rakyat akan kehilangan harapan. Indonesia tidak bisa terus dikelola seperti bisnis keluarga pejabat, di mana aturan dibuat untuk melindungi yang berkuasa. Kita butuh reset.

Kembali pada prinsip dasar tata kelola yang sehat: efektif, efisien, dan transparan dalam pelayanan untuk rakyat. Jika tidak, maka penyakit “pejabat sakit mental” akan terus merusak bangsa ini dari dalam.

Share This Article
Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article Prabowo Bakal Lantik Wakil Panglima TNI, Partai X Soroti, Apakah Ini Peningkatan Militer atau Hanya Perebutan Kursi?
Next Article Masa Depan Indonesia: Akankah Kita Tetap Bersatu?

Berlangganan Newsletter

Berlanggananlah buletin kami untuk segera mendapatkan artikel terbaru kami!
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
WhatsAppFollow

Top News

Pendidikan

MenPANRB Pastikan Seleksi Sekolah Kedinasan Transparan, Partai X: Kenapa Baru Sekarang Transparansi?

August 12, 2025
Pemerintah

Danantara, Proyek Besar Tanpa Kontrol? Partai X Pertanyakan Transparansi

February 24, 2025
Ekonomi

Bank Emas Prabowo: Solusi Ekonomi atau Kontroversi Baru?

February 24, 2025
Berita Terkini

“Indonesia Gelap” dianggap Reaksi Kaget Rakyat Soal Kebijakan, Partai X: Prabowo Harus Dengarkan Aspirasi!

February 24, 2025

You May also Like

Menteri Keuangan Sri Mulyani menekankan pentingnya peran strategis Danantara dalam memperkuat pertumbuhan investasi
Pemerintah

Sri Mulyani Sebut Danantara Strategis, Partai X: Investasinya Naik, Tapi Kesenjangan Tak Pernah Turun!

July 4, 2025
Pemerintah

Korupsi Gas Naik ke Permukaan, Tanya Partai X: Energi untuk Siapa?

April 25, 2025
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyatakan pengesahan RUU Pelindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT) merupakan kewajiban konstitusional negara
Pemerintah

RUU PPRT Dianggap Wajib, Partai X: Wajib Sejak Lama, Tapi Ditarik-Ulur Seperti Tak Penting!

June 21, 2025
Pemerintah

Kolaborasi Kuliner Desa Kreatif? Partai X: Rakyat Harus Jadi Pelaku Utama, Bukan Penonton!

March 20, 2025
Show More
  • Berita Lain:
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Hot
  • Politics
  • Renewable Energy
Logo Berita X

Membaca Masalah, Menyajikan Solusi untuk Negeri: Sajian berita terbaru hari ini seputar politik,
hukum, kriminal, olahraga, otomotif, hingga teknologi, di Indonesia dan dunia.

Youtube Instagram X-twitter

Tentang Legalitas

Nama : PT PENERBITX INDONESIA JAYA
Nomor AHU : AHU-010653.AH.01.30.Tahun 2025
Alamat :  Muara Sarana Indah C- Jetis, Malang , Jawa Timur 
Contact Person  : 0816-633-250

  • Beriklan dengan kami
  • Privacy Policy
  • Cookie Policy
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.