beritax.id – Layanan perawatan tubuh seperti salon dan refleksi pijat di pusat perbelanjaan kini mengalami tantangan berat. Sejumlah pelaku usaha mengaku bahwa pendapatan mereka menurun drastis dalam dua tahun terakhir akibat berkurangnya jumlah pelanggan. Hal tersebut apa dapat dikatakan ekonomi Indonesia bangkit, jika beberapa sektor mengalami kebangkrutan.
Kondisi ini diperparah oleh tutupnya ritel besar yang selama ini menjadi magnet utama pengunjung pusat perbelanjaan. Selain itu, perubahan perilaku konsumen yang kini memilih perawatan di rumah ikut mempercepat penurunan permintaan layanan salon.
Pantauan CNBC Indonesia di Mega Bekasi menunjukkan hanya empat dari belasan salon yang masih beroperasi. Banyak ruang bekas salon kini beralih fungsi menjadi tempat refleksi. Salon besar seperti Irwan Team dan Johnny Andrean mengandalkan pelanggan loyal. Layanan waxing dan nail art seperti Waxhaus dan Unna Nails justru masih cukup ramai.
Partai X: Jika Ekonomi Bangkit, Kenapa Rakyat Sulit Bertahan?
Direktur X-Institute sekaligus Anggota Majelis Tinggi Partai X, Prayogi R Saputra, mempertanyakan klaim kebangkitan ekonomi pemerintah. Ia menilai data pertumbuhan ekonomi tidak sejalan dengan kondisi di lapangan.
“Kalau ekonomi bangkit, kenapa rakyat susah cari pelanggan? Kenapa banyak toko dan salon tutup?” tegasnya. Pemerintah, lanjutnya, harus menjalankan tiga tugas utama: melindungi, melayani, dan mengatur rakyat.
Sayangnya, pemerintah hari ini justru abai pada sektor riil kecil yang menopang kehidupan masyarakat. Mereka terlalu fokus pada angka, bukan kenyataan.
Bagi Partai X, pemerintah hanyalah pelayan rakyat, bukan pemilik negara. Rakyat adalah pemilik sejati kedaulatan nasional. Negara harus berpihak pada pelaku usaha mikro yang hari ini terabaikan.
Jika salon dan jasa perawatan tubuh tutup, artinya ada yang salah dengan peta pemulihan ekonomi. Pemerintah tidak bisa bersembunyi di balik klaim pertumbuhan PDB tanpa memperhatikan penderitaan usaha kecil.
Solusi Partai X: Gerakkan Ekonomi Dasar, Bukan Pamer Statistik
Partai X mendorong solusi nyata dengan memberdayakan ekonomi lokal dan pelaku UMKM secara langsung. Subsidi sewa ruang usaha, pelatihan digitalisasi, serta kemudahan akses permodalan harus segera dilakukan.
Negara harus menciptakan permintaan domestik dengan mendorong program belanja layanan lokal. Pemerintah pusat dan daerah wajib menyerap jasa-jasa rakyat sebagai bagian dari belanja operasional negara.
Melalui Sekolah Negarawan, Partai X mendorong pendidikan kepemimpinan berbasis realitas sosial dan ekonomi rakyat. Pemimpin masa depan harus paham bagaimana sulitnya bertahan di tengah mal sepi.
Sekolah ini membentuk pemimpin yang tidak sekadar hafal data, tetapi hadir mendengar keluhan pedagang kecil, tukang pijat, dan pelaku nail art. Mereka dididik untuk menjalankan kekuasaan dengan hati nurani, bukan sekadar kebijakan makro.
Partai X menegaskan bahwa indikator ekonomi sejati bukan di mimbar, tetapi di lapangan. Jika salon sepi, pasar lesu, dan warga kesulitan penghasilan, maka negara sedang gagal mengatur arah ekonomi.
Sudah saatnya pemerintah berhenti meninabobokan publik dengan presentasi. Turunlah ke mal, dengarkan mereka yang bertahan dengan napas terakhir.