beritax.id – Polemik terkait dugaan korupsi di tubuh Pertamina kembali memanas setelah nama mantan Komisaris Utama (Komut) Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), diseret dalam rapat dengar pendapat (RDP) antara Komisi VI DPR dan PT Pertamina (Persero). Dalam rapat tersebut, Wakil Ketua Komisi VI DPR, Andre Rosiade, melontarkan berbagai tudingan keras terhadap Ahok.
Andre mengungkapkan dirinya sempat diserang warganet yang menurutnya merupakan “buzzer Ahok” pada 1 Maret 2025. Ia menuding ribuan akun anonim tersebut menyerang dirinya karena sebelumnya pernah meminta Presiden Jokowi untuk mencopot Ahok dari jabatannya sebagai Komut Pertamina pada 2020.
“Buzzer-nya banyak, akunnya following-nya 0, followers-nya 0. Kalau diproses hukum, saya bisa buktikan itu,” kata Andre. Ia juga menyoroti minimnya kehadiran Ahok di lapangan saat menjabat sebagai Komut Pertamina.
Partai X: Fokus pada Esensi, Bongkar Korupsi
Menanggapi pernyataan tersebut, Anggota Majelis Tinggi Partai X dan Direktur X-Institute, Prayogi R Saputra, menegaskan bahwa polemik dan saling serang di ruang publik hanya akan mengaburkan esensi utama dari kasus ini, yaitu mengungkap dugaan korupsi yang merugikan rakyat.
“Ini bukan soal siapa yang lebih berkuasa atau siapa yang lebih banyak bicara. Fokus utama kita seharusnya adalah mengungkap kasus korupsi secara terang benderang tanpa pengalihan isu,” tegas Prayogi.
Prayogi mengingatkan bahwa tugas negara adalah tiga hal utama: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Menurutnya, menciptakan kegaduhan pemerintah di tengah isu serius seperti dugaan korupsi di BUMN justru berisiko menurunkan kepercayaan publik terhadap penegakan hukum.
Korupsi Harus Diusut, Bukan Jadi Alat Serangan
Partai X menegaskan bahwa kasus dugaan korupsi ini harus diusut tuntas tanpa pandang bulu. Pemerintah dan penegak hukum didesak untuk fokus pada penelusuran aliran dana yang mencurigakan serta memastikan transparansi dalam pengungkapan kasus ini.
“Rakyat ingin tahu, siapa yang bertanggung jawab dalam kasus ini dan bagaimana keadilan ditegakkan. Jangan biarkan isu ini hanya menjadi alat pemerintah yang memperkeruh suasana,” tambah Prayogi.
Partai X menutup pernyataannya dengan mengingatkan bahwa upaya pemberantasan korupsi harus tetap berpegang pada prinsip keadilan dan tidak boleh terpengaruh oleh tekanan atau kepentingan kelompok tertentu.
“Bongkar kasus ini sampai tuntas. Jangan biarkan pertarungan narasi menutup kebenaran yang seharusnya diungkap demi kepentingan rakyat,” pungkasnya.