beritax.id – Jakarta kembali dilanda aksi unjuk rasa di depan Gedung MPR/DPR, Sabtu, 30 Agustus 2025. Massa berusaha menjebol gerbang utama gedung parlemen. Hingga sore, upaya terus dilakukan meski hujan mengguyur kawasan Gatot Subroto. Arus lalu lintas tersendat. Banyak pengendara motor memilih jalur tol dalam kota, meski jalan itu ditutup sejak pagi.
Aksi menjebol gerbang DPR bukan sekadar tindakan anarkis. Itu adalah simbol kekecewaan rakyat terhadap lembaga wakilnya. Anggota Majelis Tinggi Partai X, Rinto Setiyawan, menegaskan tugas negara itu tiga hal utama. Negara wajib melindungi rakyat, melayani rakyat, serta mengatur rakyat dengan adil. Namun realitas menunjukkan rakyat merasa tertutup jalannya menuju keadilan.
Kritik Partai X atas Kondisi Bangsa
Partai X melihat jalan tersendat dalam aksi ini adalah gambaran nyata harapan rakyat yang tertutup. Selama bertahun-tahun, rakyat berjuang menyampaikan aspirasi, tetapi justru dihadapkan pada pagar besi. Gedung parlemen seolah membatasi suara rakyat, bukan menjadi rumah aspirasi. Kondisi ini mencerminkan betapa jauh negara melenceng dari tujuan mulia pendiri bangsa.
Prinsip Partai X jelas, negara berbeda dengan pemerintah. Pemerintah hanyalah mandat rakyat, bukan pemilik negara. Rakyat adalah pemilik kedaulatan sejati, raja dalam negara. Parlemen semestinya menjadi ruang terbuka bagi rakyat, bukan tembok penghalang. Ketika rakyat merasa terhalang, wajar jika mereka berusaha menjebol pagar simbolik itu.
Solusi Partai X untuk Mengembalikan Jalan Rakyat
Partai X menawarkan sembilan solusi penyembuhan bangsa demi membuka kembali jalan rakyat. Pertama, musyawarah kenegarawanan nasional lintas elemen untuk mengembalikan arah negara. Kedua, amandemen kelima UUD 1945 untuk menguatkan kedaulatan rakyat. Ketiga, pembentukan MPRS sementara sebagai penjaga transisi. Keempat, pemisahan jelas antara negara dan pemerintah agar negara tidak runtuh bersama rezim. Kelima, pemaknaan ulang Pancasila sebagai panduan nyata, bukan sekadar jargon.
Keenam, pembubaran partai gagal dan verifikasi ulang demi membersihkan sistem kekuasaan. Ketujuh, reformasi hukum berbasis kepakaran agar keadilan berpihak pada kebenaran. Kedelapan, transformasi birokrasi digital untuk menutup celah korupsi. Kesembilan, pendidikan moral bagi generasi muda agar demokrasi berakar pada rakyat.
Jalan yang macet hanyalah gambaran kecil. Yang lebih mengkhawatirkan adalah jalan harapan rakyat yang ikut tertutup. Partai X menegaskan, rakyat tidak butuh pagar besi, tetapi butuh pintu keadilan yang terbuka lebar. Negara harus kembali melindungi, melayani, dan mengatur rakyat dengan adil.