By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Tuesday, 19 August 2025

Wawasan eksklusif, data, dan analisis untuk para NEGARAWAN

Jelajahi Sekarang
Logo Berita X
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Berita Terkini
  • Pilihan Editor
  • Kategori Berita
    • Agama
    • Berita Terkini
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Internasional
    • Kriminal
    • Pemerintah
    • Pendidikan
    • Seputar Pajak
    • Sosial
    • Teknologi
Font ResizerAa
  • Internasional
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Seputar Pajak
  • Agama
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Sosial
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
Font ResizerAa
Berita XBerita X
  • Berita Terkini
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Pemerintah
  • Teknologi
Cari Artikel
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Berita Terkini
  • Ekonomi
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Pendidikan
  • Kriminal
© 2025 beritax.id - All Rights Reserved.
Berita X > Blog > Seputar Pajak > Bupati Pati Tantang Rakyatnya Demo, Cak Nun: Pemimpin yang Injak Rakyatnya Ditawur Rakyatnya Sendiri
Seputar Pajak

Bupati Pati Tantang Rakyatnya Demo, Cak Nun: Pemimpin yang Injak Rakyatnya Ditawur Rakyatnya Sendiri

Diajeng Maharani
Last updated: August 14, 2025 8:52 am
By Diajeng Maharani
Share
3 Min Read
SHARE

Oleh: Rinto Setiyawan
Ketua Umum Ikatan Wajib Pajak Indonesia
Anggota Majelis Tinggi Partai X
Wakil Direktur Sekolah Negarawan X Institute

Gejolak Rakyat dan Tantangan Kekuasaan

beritax.id – Tanggal 13 Agustus 2025 menjadi titik balik yang pahit dalam sejarah pemerintahan daerah di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Ribuan rakyat turun ke jalan dalam aksi demonstrasi besar-besaran, menolak kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 250 persen yang dilakukan Bupati Pati. Aksi itu tak hanya menyuarakan keberatan ekonomi, tetapi juga menjadi simbol akumulasi kekecewaan terhadap kepemimpinan Bupati Pati Sudewo yang dianggap tidak berpihak pada nasib rakyat.

Bupati Pati bahkan sempat mengeluarkan pernyataan menantang: “Silakan demo 50 ribu orang.” Alih-alih meredam gejolak, ucapan itu justru menyulut api perlawanan. Ketika pemimpin justru memancing kemarahan publik alih-alih mencari solusi, maka jurang antara rakyat dan penguasa semakin dalam.

Kebijakan Pusat dan Efek Domino Daerah

Di balik keputusan kontroversial ini, ada ironi yang lebih besar yaitu pemangkasan transfer dana dari pusat ke daerah hingga 50% oleh Menteri Keuangan demi menambal defisit dan membayar utang luar negeri. Proyek digitalisasi pajak seperti Coretax gagal meningkatkan penerimaan, dan imbasnya, beban fiskal justru dilempar ke pundak rakyat.

Kondisi ini memaksa pemerintah daerah mencari “jalan pintas” dengan menaikkan pajak. Di tengah biaya politik pilkada yang tinggi dan janji-janji kampanye yang sulit dipenuhi, rakyat menjadi korban kebijakan instan yang minim empati.

You Might Also Like

Sekolah Rakyat Sasar Komunitas Adat, Partai X: Kalau Benar Sasar, Pastikan Tak Cuma Sekali Foto Lalu Hilang!
55 Kapal PELNI Siap Layani Mudik Lebaran 2025! PartaiX: Pastikan Rakyat Prioritas Utama!
Terra Incognita Fiskal di Jantung Ekonomi Bali
TKA Ilegal Merajalela! Partai X: Pengawasan Lemah atau Ada yang Tutup Mata?

Cak Nun: Pemimpin yang Injak Rakyat Akan Ditawur Rakyatnya Sendiri

Dalam salah satu acara Maiyah, budayawan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) pernah mengingatkan:

“Pemimpin yang injak-injak rakyatnya, dia akan mati ditawor rakyatnya sendiri.”

Pernyataan ini bukan sekadar peringatan moral, tetapi cermin dari hukum sosial. Ketika rakyat merasa dizalimi, suara hati mereka akan berubah menjadi kekuatan kolektif. Apa yang terjadi di Pati hari ini adalah bukti nyata bahwa rakyat tak akan diam jika keadilan diinjak dan kesejahteraan diabaikan.

Bukan Kasus Tunggal

Fenomena serupa mulai tampak di daerah lain: Jombang, Semarang, Banyuwangi, Cirebon, dan kota-kota lain yang bersiap menaikkan pajak demi menambal APBD. Ini bukan hanya soal teknis keuangan, tapi juga soal arah dan filosofi bernegara. Ketika negara tidak mampu melindungi, justru membebani, maka krisis kepercayaan bukan hanya kemungkinan, ia menjadi keniscayaan.

Akhir Kata: Reformasi Sistemik Tak Terelakkan

Pernyataan Cak Nun menjadi penutup paling jelas atas apa yang sedang terjadi: pemimpin bukanlah raja yang berkuasa atas rakyat, tapi pelayan yang seharusnya mengayomi. Negara ini bukan kerajaan, dan rakyat bukan budak fiskal. Jika pemerintah tetap abai terhadap suara rakyat, maka gelombang “tawuran moral” akan menjadi gelombang perubahan.

Sudah saatnya dilakukan perubahan menyeluruh terhadap struktur ketatanegaraan. Bukan sekadar ganti aktor, tetapi ganti sistem. Kedaulatan rakyat harus dikembalikan ke tempat semestinya, sesuai amanat Pasal 1 Ayat 2 UUD 1945.

TAGGED:Berita Trending
Share This Article
Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article PBB Dibatalkan, Demo Pati Tetap Berlanjut: Partai X Tuntut Bupati Mundur!
Next Article Harga Pangan Naik Picu Inflasi, Partai X Desak Pemerintah Bertindak Cepat!

Berlangganan Newsletter

Berlanggananlah buletin kami untuk segera mendapatkan artikel terbaru kami!
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
WhatsAppFollow

Top News

Pemerintah

Danantara, Proyek Besar Tanpa Kontrol? Partai X Pertanyakan Transparansi

February 24, 2025
Ekonomi

Bank Emas Prabowo: Solusi Ekonomi atau Kontroversi Baru?

February 24, 2025
Berita Terkini

“Indonesia Gelap” dianggap Reaksi Kaget Rakyat Soal Kebijakan, Partai X: Prabowo Harus Dengarkan Aspirasi!

February 24, 2025
Ekonomi

Heboh Seruan Tarik Dana dari Bank Karena Danantara, Partai X Soroti Transparansi

February 24, 2025

You May also Like

Pendidikan

Legislator Ingatkan Penyimpanan Bahan Baku MBG, Partai X: Kenapa Tak Prioritaskan Akses Gizi yang Merata?

August 12, 2025
Ikatan Wajib Pajak Indonesia (IWPI) telah melaporkan dugaan permasalahan serius pada sistem Coretax Direktorat Jenderal Pajak
Seputar Pajak

Laporan Ikatan Wajib Pajak Indonesia (IWPI) ke KPK dan Permasalahan Sistem Coretax DJP: Analisis Komprehensif

July 3, 2025
Ekonomi

Menu MBG Cuma Bahan Mentah, Partai X: Jangan Cuma Kenyang Konten, Tapi Kosong Gizi!

June 20, 2025
Kebijakan ini mulai berlaku 1 Agustus 2025. Di wilayah DKI Jakarta, harga Pertamax (RON 92) turun menjadi Rp12.200 per liter dari sebelumnya Rp12.500.
Pemerintah

Harga Pertamax Turun, Tapi BBM Lain Naik: Partai X Bongkar Jurus Tipu-Tipu Harga ala Penguasa!

August 1, 2025
Show More
  • Berita Lain:
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Hot
  • Politics
  • Renewable Energy
Logo Berita X

Membaca Masalah, Menyajikan Solusi untuk Negeri: Sajian berita terbaru hari ini seputar politik,
hukum, kriminal, olahraga, otomotif, hingga teknologi, di Indonesia dan dunia.

Youtube Instagram X-twitter

Tentang Legalitas

Nama : PT PENERBITX INDONESIA JAYA
Nomor AHU : AHU-010653.AH.01.30.Tahun 2025
Alamat :  Muara Sarana Indah C- Jetis, Malang , Jawa Timur 
Contact Person  : 0816-633-250

  • Beriklan dengan kami
  • Privacy Policy
  • Cookie Policy
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.