By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Monday, 21 July 2025

Wawasan eksklusif, data, dan analisis untuk para NEGARAWAN

Jelajahi Sekarang
Logo Berita X
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Berita Terkini
  • Pilihan Editor
  • Kategori Berita
    • Agama
    • Berita Terkini
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Internasional
    • Kriminal
    • Pemerintah
    • Pendidikan
    • Seputar Pajak
    • Sosial
    • Teknologi
Font ResizerAa
  • Internasional
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Seputar Pajak
  • Agama
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Sosial
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
Font ResizerAa
Berita XBerita X
  • Berita Terkini
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Pemerintah
  • Teknologi
Cari Artikel
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Berita Terkini
  • Ekonomi
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Pendidikan
  • Kriminal
© 2025 beritax.id - All Rights Reserved.
Berita X > Blog > Pemerintah > Konstitusi Langit vs Panggung Kekuasaan: Tiga Wajah Tokoh terhadap Gagasan Revolusi Luar Biasa Cak Nun
Pemerintah

Konstitusi Langit vs Panggung Kekuasaan: Tiga Wajah Tokoh terhadap Gagasan Revolusi Luar Biasa Cak Nun

Diajeng Maharani
Last updated: July 20, 2025 11:59 am
By Diajeng Maharani
Share
5 Min Read
Bukan ganti orang. Bukan ganti jargon. Tapi perubahan struktural mengenai revolusi luar biasa dalam ketatanegaraan.
SHARE

Oleh: Rinto Setiyawan
Ketua Umum Ikatan Wajib Pajak Indonesia, Anggota Majelis Tinggi Partai X, Wakil Direktur Sekolah Negarawan X Institute

beritax.id – “Rajanya sudah ada, perubahannya akan menyentuh tata negara,” ujar Cak Nun dalam forum Maiyah. Kalimat itu bukan sekadar pernyataan simbolik, tetapi pertanda bahwa gelombang perubahan besar sedang disiapkan. Bukan ganti orang. Bukan ganti jargon. Tapi perubahan struktural mengenai revolusi luar biasa dalam ketatanegaraan.

Contents
Pewaris Sejati: Menjalankan dengan RisikoPenjiplak Oportunistik: Mengutip untuk Naik, Lalu Diam

Gagasan Cak Nun tentang Konstitusi Langit adalah sebuah tawaran peradaban. Ia menyerukan tata negara baru yang bukan sekadar diatur oleh hukum buatan manusia, melainkan bertumpu pada nilai-nilai ilahiah: keadilan sejati, kedaulatan rakyat yang autentik, dan kepemimpinan bermoral tinggi. Dalam bingkai itu, rakyat bukan sekadar objek pemilu, tapi subjek utama negara. Negara bukan tempat elite bermain kuasa, tetapi rumah suci untuk melayani umat.

Namun ketika gagasan itu mulai bergema di ruang publik, justru tampak jelas tiga tipe tokoh dalam menyikapinya: Pewaris Sejati, Penonton Simpatik, dan Penjiplak Oportunistik. Ketiganya dapat dikenali dari relasi mereka dengan ide besar itu, apakah mereka menghidupkannya, mengaguminya diam-diam, atau memanfaatkannya demi kedudukan.

Pewaris Sejati: Menjalankan dengan Risiko

Pewaris sejati adalah mereka yang tidak hanya mengutip Cak Nun, tapi menunaikan gagasannya dengan keberanian. Mereka tidak takut menyusun ulang struktur negara yang timpang, menyampaikan kritik sistemik terhadap oligarki, dan merancang jalan konstitusional baru agar rakyat kembali menjadi pemilik sah negeri ini.

Pewaris sejati tahu bahwa konstitusi langit tidak bisa diwujudkan dengan cara lama. Ia butuh perombakan cara berpikir, sistem politik, serta keberanian mengambil risiko, bahkan jika itu berarti menghadapi resistensi dari elite yang selama ini nyaman di atas panggung.

Pewaris sejati tidak cari panggung. Mereka justru bekerja merombak panggungnya. Padahal mereka bukan pemilik baliho besar, tapi pembawa peta jalan baru. Mereka memikul gagasan bukan karena ingin tampil suci, tapi karena sadar ini tugas sejarah.

You Might Also Like

PMI Manufaktur Turun, DPR Minta Aksi Cepat: Partai X Jangan Cuma Cepat Rapat, Lambat Bertindak!
Demokrasi di Indonesia Gagal Wujudkan Keadilan
Kepercayaan pada Danantara Dipertaruhkan! Partai X: Benarkah Pemberantasan Korupsi Jadi Kunci?
Pimpinan KPK Beri Peringatan, Partai X: Kalau Cuma Keras di Mikrofon, Koruptor Makin Nyaman Tertawa!

Penonton Simpatik: Mengagumi Tapi Diam

Ada juga tipe kedua: penonton simpatik. Mereka mengagumi Cak Nun, sering hadir di forum Maiyah, bahkan meneteskan air mata saat mendengar gagasannya. Mereka mengangguk ketika mendengar kritik soal sistem rusak, partai feodal, parlemen oligarkis.

Namun ketika mereka diberi kesempatan jabatan, pengaruh, panggung, mereka memilih diam. Tidak ada inisiatif mengubah sistem. Tidak ada usaha membumikan konstitusi langit. Mereka hanya mengaminkan di forum, tapi mengamankan diri saat sistem memanggil mereka.

Penonton simpatik ini bukan orang jahat. Tapi mereka lemah. Mereka takut kehilangan jabatan, takut diasingkan, takut melawan arus. Mereka tidak mengkhianati gagasan, tapi juga tidak memperjuangkannya. Dan dalam sejarah, diam pada saat yang genting adalah bentuk pengkhianatan juga.

Penjiplak Oportunistik: Mengutip untuk Naik, Lalu Diam

Yang paling berbahaya adalah tipe ketiga: penjiplak oportunistik. Mereka pintar membaca suasana. Ketika rakyat mulai kecewa pada elite partai, mereka tiba-tiba mengutip Cak Nun. Mereka bicara tentang konstitusi langit, tentang rakyat berdaulat, tentang negara adil.

Tapi begitu mereka mendapatkan jabatan, menjadi pejabat, ketua lembaga, calon yang diusung sistem lama, mereka mendadak diam. Tak ada satu pun langkah kebijakan yang menggambarkan keberanian mereka untuk membongkar dan menyusun ulang tata negara.

Mereka memakai Cak Nun seperti memakai pakaian musim kampanye. Setelah itu dilepas dan disimpan. Mereka tidak pernah berniat mengubah sistem. Mereka hanya mencuri narasi untuk menjatuhkan lawan dan menaikkan diri.

Revolusi Luar Biasa Butuh Eksekutor Sejati

Cak Nun tidak menawarkan mimpi utopis. Ia menawarkan jalan pulang. Tapi jalan itu tidak akan dilalui oleh mereka yang sekadar mengagumi. Tidak pula oleh mereka yang menjiplak.

Revolusi luar biasa dalam ketatanegaraan Indonesia hanya bisa digerakkan oleh para pewaris sejati, yang siap merumuskan ulang struktur negara, menghapus feodalisme partai, membentuk sistem representasi rakyat yang otentik, dan mengembalikan martabat hukum ke pangkuan keadilan ilahiah.

Saya tidak menulis ini untuk membela diri. Tapi sebagai pengingat: bahwa panggung kekuasaan sering kali mematikan gagasan besar. Dan satu-satunya cara agar konstitusi langit tidak terjebak jadi puisi adalah dengan keberanian kita menurunkannya ke bumi, menjadi sistem, lembaga, dan tindakan nyata.

Sejarah akan mencatat, siapa yang menunaikan, siapa yang menonton, dan siapa yang memanfaatkan. Kita tinggal memilih: pewaris atau pengkhianat.

TAGGED:Berita Trending
Share This Article
Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article Demo Ojol Meluas, Partai X: Kalau Negara Tak Dengarkan Rakyat Jalanan, Siapa Lagi yang Mereka Mau Layani?
Next Article Mahkamah Konstitusi kembali menggelar sidang putusan atas gugatan redenominasi mata uang rupiah dari Rp1.000 menjadi Rp1. Redenominasi Digugat Lagi, Partai X: Masyarakat Makin Curiga, Jangan-jangan Ini Akal-akalan Fiskal!

Berlangganan Newsletter

Berlanggananlah buletin kami untuk segera mendapatkan artikel terbaru kami!
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
WhatsAppFollow

Top News

Pemerintah

Danantara, Proyek Besar Tanpa Kontrol? Partai X Pertanyakan Transparansi

February 24, 2025
Ekonomi

Bank Emas Prabowo: Solusi Ekonomi atau Kontroversi Baru?

February 24, 2025
Berita Terkini

“Indonesia Gelap” dianggap Reaksi Kaget Rakyat Soal Kebijakan, Partai X: Prabowo Harus Dengarkan Aspirasi!

February 24, 2025
Ekonomi

Heboh Seruan Tarik Dana dari Bank Karena Danantara, Partai X Soroti Transparansi

February 24, 2025

You May also Like

Seputar Pajak

Kebijakan Pajak Kian Kejam, Penguasa Diberi Celah Rakyat Bingung Tanpa Arah

June 3, 2025
Pemerintah

Hambali Tak Boleh Masuk RI, Partai X: Yang Bebas dari Luar Diblokir, Yang Merusak dari Dalam Dibiarkan!

June 16, 2025
Pemerintah

Izin Tambang di Papua Semrawut, Partai X: Rakyat Terpinggirkan, Oligarki Diprioritaskan!

June 9, 2025
Pemerintah

Resmikan PMR, Hadiah Peci Buat Seskab! Partai X: Harapan Baru atau Sekadar Seremoni?

March 25, 2025
Show More
  • Berita Lain:
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Hot
  • Politics
  • Renewable Energy
Logo Berita X

Membaca Masalah, Menyajikan Solusi untuk Negeri: Sajian berita terbaru hari ini seputar politik,
hukum, kriminal, olahraga, otomotif, hingga teknologi, di Indonesia dan dunia.

Youtube Instagram X-twitter

Tentang Legalitas

Nama : PT PENERBITX INDONESIA JAYA
Nomor AHU : AHU-010653.AH.01.30.Tahun 2025
Alamat :  Muara Sarana Indah C- Jetis, Malang , Jawa Timur 
Contact Person  : 0816-633-250

  • Beriklan dengan kami
  • Privacy Policy
  • Cookie Policy
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.