By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Friday, 18 July 2025

Wawasan eksklusif, data, dan analisis untuk para NEGARAWAN

Jelajahi Sekarang
Logo Berita X
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Berita Terkini
  • Pilihan Editor
  • Kategori Berita
    • Agama
    • Berita Terkini
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Internasional
    • Kriminal
    • Pemerintah
    • Pendidikan
    • Seputar Pajak
    • Sosial
    • Teknologi
Font ResizerAa
  • Internasional
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Seputar Pajak
  • Agama
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Sosial
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
Font ResizerAa
Berita XBerita X
  • Berita Terkini
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Pemerintah
  • Teknologi
Cari Artikel
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Berita Terkini
  • Ekonomi
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Pendidikan
  • Kriminal
© 2025 beritax.id - All Rights Reserved.
Berita X > Blog > Pemerintah > Bukan Rakyat, PDIP yang Harus Bertanggung Jawab Atas Ijazah Jokowi?
Pemerintah

Bukan Rakyat, PDIP yang Harus Bertanggung Jawab Atas Ijazah Jokowi?

Diajeng Maharani
Last updated: July 18, 2025 2:46 pm
By Diajeng Maharani
Share
5 Min Read
Isu dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo kembali mencuat ke permukaan, menyulut diskursus publik yang tajam.
SHARE

Oleh: Rinto Setiyawan
Ketua Umum Ikatan Wajib Pajak Indonesia, Anggota Majelis Tinggi Partai X, Wakil Direktur Sekolah Negarawan X Institute.

beritax.id – Isu dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo kembali mencuat ke permukaan, menyulut diskursus publik yang tajam. Sejumlah tokoh seperti Roy Suryo, Dr. Tifauzia Tyassuma, dan pakar digital forensik Rismon Sianipar secara terbuka mempertanyakan keabsahan dokumen ijazah akademik Presiden ke-7 RI itu. Alih-alih dijawab secara terbuka oleh pemerintah atau partai pengusung, mereka justru dilaporkan atas tuduhan menyebarkan hoaks.

Contents
PDIP dan Status “Petugas Partai”Struktur Feodal dalam Partai

Dalam demokrasi yang sehat, upaya membongkar dugaan pelanggaran etik dan hukum oleh pejabat tinggi negara adalah bagian dari kontrol publik. Namun dalam kasus ini, justru rakyat yang mempertanyakan diposisikan seolah-olah sedang mengganggu stabilitas. Padahal, pertanyaan paling mendasar adalah mengapa rakyat yang harus pontang-panting mencari kebenaran, bukan partai politik pengusung yang bertanggung jawab atas figur yang mereka sodorkan?

Budayawan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun menyampaikan kritik tajam atas praktik ini. Menurutnya, “Pemerintah adalah pelayan rakyat, dan partai politik adalah agen pelayan itu”. Maka, ketika muncul keraguan terhadap kelayakan seorang pejabat publik apalagi Presiden yang diusung partai politik, sudah seharusnya partai-partai tersebut yang bertanggung jawab secara moral. Bukan sebaliknya, menyeret rakyat yang mempertanyakan ke ranah hukum.

PDIP dan Status “Petugas Partai”

Dalam Pilpres 2014 dan 2019, Joko Widodo diusung oleh koalisi besar yang didominasi oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Bahkan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri secara terang-terangan menyebut bahwa Jokowi adalah “petugas partai”. Sebuah pernyataan yang secara tidak langsung mengindikasikan bahwa loyalitas utama Presiden bukan pada negara, melainkan pada partai. Atau dengan kata lain, Indonesia adalah bagian dari PDIP, bukan PDIP bagian dari Indonesia.

Pernyataan ini bukan sekadar simbolik, tetapi menunjukkan paradigma yang bermasalah ketika partai menjadi lebih besar dari negara, dan kader partai yang menduduki jabatan publik tetap dianggap tunduk pada garis ideologi partai ketimbang konstitusi negara. Di sinilah kekeliruan utama demokrasi Indonesia pasca reformasi: partai menjadi pusat kekuasaan, bukan rakyat.

Partai-partai yang ikut mengusung Jokowi dalam dua periode pilpres tidak sedikit. Mulai dari PDIP, Golkar, NasDem, PKB, PPP, Hanura, PSI, PKPI, Perindo, PBB, hingga sebagian Partai Berkarya. Semua partai ini turut bertanggung jawab, karena melalui merekalah Jokowi mendapat tiket untuk mencalonkan diri dan dipilih rakyat. Jika kemudian muncul polemik mengenai legalitas ijazahnya, maka partai-partai inilah yang seharusnya pertama kali memberi klarifikasi bukan malah berdiam diri dan membiarkan warga sipil yang harus membuktikan keabsahan seorang Presiden.

You Might Also Like

ATENSI Rp158 Juta untuk Terapi Disabilitas, Partai X: Kalau Benar Peduli, Jangan Setengah Hati!
Subsidi Upah Akan Cair, Partai X: Rakyat Butuh Kepastian, Bukan Sekadar Janji Rutin Menjelang Krisis!
Gus Ipul Ngaku Tak Mampu Pimpin PPP, Partai X: Kejujuran Bagus, Tapi Jangan Sampai Jadi Alibi!
King Dolar Kalah di Mana-Mana, Tapi RI Masih Sujud, Partai X: Kapan Merdeka Finansial?

Struktur Feodal dalam Partai

Cak Nun juga pernah menyatakan bahwa “semua partai adalah kerajaan, dan kerajaan terbesar adalah kerajaan Bung Karno”, merujuk pada PDIP. Pernyataan ini menegaskan bahwa struktur partai politik kita tidak mencerminkan semangat republik, melainkan pola feodal dan dinastik, di mana keputusan penting ditentukan oleh satu atau dua figur sentral, bukan oleh proses deliberatif atau aspirasi publik.

Kasus dugaan ijazah palsu ini menjadi cermin dari kebobrokan sistem tersebut. Bukan hanya karena kemungkinan pelanggaran etik dan hukum oleh pejabat negara, tetapi juga karena partai politik tidak pernah mau ikut bertanggung jawab atas produk politik yang mereka sodorkan ke rakyat. Mereka hanya muncul saat kampanye, menyodorkan “jualan”, lalu menghilang saat timbul masalah.

Kini saatnya rakyat menuntut akuntabilitas bukan hanya dari individu, tetapi dari struktur kekuasaan yang menopangnya. Jika Jokowi adalah “petugas partai”, maka PDIP dan partai koalisinya tidak bisa cuci tangan. Mereka harus berdiri di garis depan untuk menjelaskan kepada rakyat apa yang sebenarnya terjadi.

Dalam negara yang mengaku demokratis, tanggung jawab politik tidak bisa dilimpahkan ke rakyat semata. Apalagi jika rakyat hanya diberi ilusi kedaulatan melalui pemilu, sementara semua proses pencalonan dikuasai oleh segelintir pejabat partai.

Kita harus kembali pada semangat republik sejati bahwa partai adalah alat rakyat, bukan rakyat yang dijadikan alat partai. Dan ketika ada keraguan besar atas figur publik yang diusung, partai pengusunglah yang pertama harus bertanggung jawab.

TAGGED:Berita Trending
Share This Article
Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article Istana Bicara CEPA, Partai X: Apa Manfaatnya untuk Petani, Nelayan, dan Buruh Indonesia?
Next Article Bahas Anggaran, Partai X: Rakyat Perlu Lihat, Bukan Hanya Rapat Diam-diam di Senayan!

Berlangganan Newsletter

Berlanggananlah buletin kami untuk segera mendapatkan artikel terbaru kami!
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
WhatsAppFollow

Top News

Namun, di balik apresiasi teknokratis tersebut, publik masih sulit mengakses dokumen-dokumen penting seperti draf kebijakan
Pemerintah

Draf Sulit Diakses, Partai X: Apa Gunanya DPR Digital kalau Transparansi Masih Eror?

July 18, 2025
Pemerintah

Danantara, Proyek Besar Tanpa Kontrol? Partai X Pertanyakan Transparansi

February 24, 2025
Ekonomi

Bank Emas Prabowo: Solusi Ekonomi atau Kontroversi Baru?

February 24, 2025
Berita Terkini

“Indonesia Gelap” dianggap Reaksi Kaget Rakyat Soal Kebijakan, Partai X: Prabowo Harus Dengarkan Aspirasi!

February 24, 2025

You May also Like

Pemerintah

Siapa Pemilik Negara, Rakyat atau Wakil Korporasi?

June 3, 2025
Pemerintah

Kejagung Kawal Proyek PT Timah, Partai X: Jangan Sampai Cuma Jadi Penonton!

March 25, 2025
Pemerintah

Anggaran Makan Bergizi Naik Drastis! Partai X: Rakyat Kenyang atau Cuma Proyek Gemuk?

April 1, 2025
Internasional

Prabowo dan Emir Qatar Teken MoU Strategis, Partai X: Kerja Sama Elitis Atau Jalan Tengah Untuk Rakyat?

April 15, 2025
Show More
  • Berita Lain:
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Hot
  • Politics
  • Renewable Energy
Logo Berita X

Membaca Masalah, Menyajikan Solusi untuk Negeri: Sajian berita terbaru hari ini seputar politik,
hukum, kriminal, olahraga, otomotif, hingga teknologi, di Indonesia dan dunia.

Youtube Instagram X-twitter

Tentang Legalitas

Nama : PT PENERBITX INDONESIA JAYA
Nomor AHU : AHU-010653.AH.01.30.Tahun 2025
Alamat :  Muara Sarana Indah C- Jetis, Malang , Jawa Timur 
Contact Person  : 0816-633-250

  • Beriklan dengan kami
  • Privacy Policy
  • Cookie Policy
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.