By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Thursday, 21 August 2025

Wawasan eksklusif, data, dan analisis untuk para NEGARAWAN

Jelajahi Sekarang
Logo Berita X
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Berita Terkini
  • Pilihan Editor
  • Kategori Berita
    • Agama
    • Berita Terkini
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Internasional
    • Kriminal
    • Pemerintah
    • Pendidikan
    • Seputar Pajak
    • Sosial
    • Teknologi
Font ResizerAa
  • Internasional
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Seputar Pajak
  • Agama
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Sosial
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
Font ResizerAa
Berita XBerita X
  • Berita Terkini
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Pemerintah
  • Teknologi
Cari Artikel
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Berita Terkini
  • Ekonomi
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Pendidikan
  • Kriminal
© 2025 beritax.id - All Rights Reserved.
Berita X > Blog > Pendidikan > Krisis Pendidikan Akibat Kesalahan Struktur Ketatanegaraan
Pendidikan

Krisis Pendidikan Akibat Kesalahan Struktur Ketatanegaraan

Diajeng Maharani
Last updated: July 7, 2025 4:51 pm
By Diajeng Maharani
Share
4 Min Read
SHARE

Oleh: Rinto Setiyawan  
Ketua Umum Ikatan Wajib Pajak Indonesia
Anggota Majelis Tinggi Partai X
Wakil Direktur Sekolah Negarawan X Institute

beritax.id – Pendidikan adalah fondasi peradaban. Namun di negeri ini, fondasi itu sedang keropos. Bukan karena guru yang tidak mampu, bukan pula karena siswa yang malas. Melainkan karena struktur ketatanegaraan kita gagal menempatkan pendidikan sebagai pusat dari pembangunan bangsa. Inilah akar dari krisis pendidikan nasional atau lebih tepat disebut sebagai bencana mutu pendidikan.

Pendidikan Tak Lagi Mencetak Manusia Merdeka

Pendidikan Indonesia hari ini lebih banyak mencetak pekerja, bukan pemikir. Mencetak buruh industri, bukan pemimpin masa depan. Sistem pendidikan kita gagal membentuk sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berkarakter karena seluruh desain kebijakan pendidikan tunduk pada agenda (kejahatan) politik lima tahunan, bukan agenda kebudayaan jangka panjang.

Dalam struktur negara yang ideal, pendidikan dikelola sebagai proyek peradaban lintas generasi. Tapi dalam struktur negara hari ini, pendidikan menjadi arena proyek dan kepentingan birokratik sempit.

Kesenjangan Akses dan Kualitas: Cermin Gagalnya Pemerataan Keadilan Sosial

Masih terlalu banyak anak-anak bangsa yang kesulitan mengakses pendidikan bermutu hanya karena lahir di pelosok atau berasal dari keluarga miskin. Kesenjangan pendidikan antara pusat dan daerah, kota dan desa, swasta dan negeri, semua dibiarkan melebar. Pemerintah pusat terlalu sibuk menyusun kurikulum dan regulasi teknis, namun tidak membangun sistem distribusi pendidikan yang adil dan menjangkau seluruh anak bangsa.

Ini bukan semata soal anggaran, tapi soal struktur kekuasaan pendidikan yang terlalu sentralistik dan elitis.

Pendidikan Tidak Relevan dengan Kebutuhan Bangsa

You Might Also Like

Presiden Puji Kunjungan Australia, Partai X: Persahabatan Penting, Tapi Kedaulatan Lebih Penting!
Kerja Sama Tambang Indonesia-Australia: Partai X Bilang ‘Rakyat Pemilik Bus, Tapi Sopir Jual Kursi ke Negeri Kanguru!
IWPI Bersuara: Menkeu Cederai Konstitusi, Minta Polri Jadi Benteng APBN?
Deepfake Diwaspadai Kominfo, Partai X: Hoaks Visual Dibahas, Tapi Hoaks Kebijakan Dibiarkan?

Kurikulum berubah-ubah mengikuti menteri, bukan mengikuti arah peradaban. Lulusan perguruan tinggi bingung cari kerja, lulusan SMK tidak siap kerja, dan pendidikan karakter menjadi jargon kosong. Sistem pendidikan kita tidak punya peta jalan yang menyatu dengan strategi kebangsaan. Padahal, pendidikan seharusnya mencetak manusia yang mengerti negaranya, bukan hanya mengejar ranking PISA (Programme for International Student Assessment).

Struktur Ketatanegaraan Gagal Melindungi Pendidikan dari Kepentingan (kejahatan) Politik

Kesalahan terbesar kita adalah menempatkan pendidikan di bawah kendali (kejahatan) politik jangka pendek. Menteri berganti, kebijakan berubah. Kepala daerah ikut mencampuri urusan teknis pendidikan. Bahkan dunia pendidikan tidak diberi otonomi untuk tumbuh sebagai institusi budaya bangsa.

Ini semua karena struktur ketatanegaraan tidak memiliki konsep yang jelas tentang kedaulatan pendidikan. Pendidikan hanya dianggap sektor, bukan pilar peradaban. Padahal dalam banyak negara maju, pendidikan dikelola oleh lembaga khusus yang otonom, independen, dan hanya tunduk pada konstitusi kebudayaan.

Solusi: Pendidikan Harus Kembali Menjadi Urusan Negara, Bukan Pemerintah

Sudah saatnya kita memisahkan antara negara dan pemerintah dalam urusan pendidikan. Negara harus menetapkan ideologi pendidikan nasional yang tidak bisa diubah oleh kepentingan partai atau menteri. Pemerintah cukup sebagai pelaksana.

Kita juga harus memiliki:

  • Majelis Pendidikan Nasional yang bersifat konstitusional, bukan administratif.
  • Desentralisasi pendidikan berbasis budaya lokal, agar kurikulum tidak terpusat tapi tetap dalam bingkai Pancasila.
  • Pendidikan karakter berbasis integritas, bukan sekadar moralitas kosong.

Penutup: Pendidikan Bukan Proyek, Tapi Takdir Peradaban

Jika negara terus menjadikan pendidikan sebagai bagian dari mekanisme birokrasi dan bukan sebagai jantung kebudayaan nasional, maka generasi emas 2045 hanyalah mimpi kosong.
Dan bila pendidikan terus ditundukkan oleh struktur ketatanegaraan yang keliru, maka jangan salahkan anak bangsa ketika mereka kehilangan jati diri, kehilangan daya saing, dan kehilangan semangat untuk membangun bangsanya sendiri.

Negara besar dibangun oleh sistem pendidikan yang besar. Tapi sistem pendidikan tidak akan pernah besar jika struktur negara rusak.

TAGGED:Berita Trending
Share This Article
Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article Partai Politik Teriak MK Curi Kedaulatan: Ini Bukan Kritik, Ini Maling Teriak Maling
Next Article Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) terus meningkatkan profesionalitas prajurit dalam menjalankan tugas negara. Paspampres Tingkatkan Profesionalitas, Partai X: Disiplin di Istana, Tapi Rakyat Masih Dihadang Saat Demo!

Berlangganan Newsletter

Berlanggananlah buletin kami untuk segera mendapatkan artikel terbaru kami!
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
WhatsAppFollow

Top News

Pemerintah

Danantara, Proyek Besar Tanpa Kontrol? Partai X Pertanyakan Transparansi

February 24, 2025
Ekonomi

Bank Emas Prabowo: Solusi Ekonomi atau Kontroversi Baru?

February 24, 2025
Berita Terkini

“Indonesia Gelap” dianggap Reaksi Kaget Rakyat Soal Kebijakan, Partai X: Prabowo Harus Dengarkan Aspirasi!

February 24, 2025
Ekonomi

Heboh Seruan Tarik Dana dari Bank Karena Danantara, Partai X Soroti Transparansi

February 24, 2025

You May also Like

Seputar Pajak

Bupati Pati Tantang Rakyatnya Demo, Cak Nun: Pemimpin yang Injak Rakyatnya Ditawur Rakyatnya Sendiri

August 14, 2025
Pemerintah

BNPT Sebut Kearifan Lokal Benteng Radikal, Partai X: Fokus Perlindungan Rakyat, Bukan Simbolis!

August 13, 2025
Pemerintah

Pelaksana Gagasan Ketatanegaraan Cak Nun: Antara Ilham dan Tindakan Nyata

July 31, 2025
Ikatan Wajib Pajak Indonesia (IWPI) mengkritik keras rencana Kementerian Keuangan (Kemenkeu)
Seputar Pajak

IWPI: Menteri Keuangan Tidak Berwenang Mengatur Syarat Kuasa Hukum Pajak

June 20, 2025
Show More
  • Berita Lain:
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Hot
  • Politics
  • Renewable Energy
Logo Berita X

Membaca Masalah, Menyajikan Solusi untuk Negeri: Sajian berita terbaru hari ini seputar politik,
hukum, kriminal, olahraga, otomotif, hingga teknologi, di Indonesia dan dunia.

Youtube Instagram X-twitter

Tentang Legalitas

Nama : PT PENERBITX INDONESIA JAYA
Nomor AHU : AHU-010653.AH.01.30.Tahun 2025
Alamat :  Muara Sarana Indah C- Jetis, Malang , Jawa Timur 
Contact Person  : 0816-633-250

  • Beriklan dengan kami
  • Privacy Policy
  • Cookie Policy
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.