beritax.id – Presiden Prabowo Subianto bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meresmikan kantor resmi Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) pada Senin (30/6/2025). Kantor tersebut terletak di Wisma Danantara, Gedung Plaza Mandiri, Jakarta. Sejumlah menteri turut mendampingi, termasuk Airlangga Hartarto dan Agus Harimurti Yudhoyono.
Dalam pernyataan resminya, Presiden menyampaikan harapan besar kepada Danantara. Lembaga ini ditargetkan mampu mendorong pembiayaan proyek strategis nasional dan memberikan dampak langsung pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Foto-foto seremoni pemotongan tumpeng diunggah di akun Instagram resmi @presidenrepublikindonesia.
Partai X: Gedungnya Mewah, Tapi Rakyat Masih Menunggu Lowongan Nyata
Menanggapi peresmian tersebut, Anggota Majelis Tinggi Partai X Rinto Setiyawan menyampaikan kritik tajam. “Gedung megah dibuka, tapi rakyat tetap menganggur. Apa arti investasi kalau tidak berdampak pada dapur rakyat?” ujarnya. Menurut Partai X, pembangunan institusi pejabat seperti Danantara belum menjawab kegelisahan utama rakyat: ketidakpastian kerja dan kemiskinan struktural.
Partai X mempertanyakan bagaimana keberadaan lembaga investasi negara seperti Danantara bisa diakses oleh pelaku usaha kecil, petani, dan pekerja informal. Jika hanya melayani konglomerasi proyek besar, maka institusi ini hanya menjadi lambang kekuasaan, bukan solusi rakyat.
Pemerintah Harus Lindungi, Layani, dan Atur Rakyat Sesuai Konstitusi
Rinto mengingatkan kembali bahwa fungsi pemerintah bukan sekadar membentuk lembaga dan membangun kantor baru. Tugas utamanya adalah melindungi rakyat dari kesenjangan, melayani kebutuhan dasar masyarakat, dan mengatur distribusi sumber daya secara adil. Jika investasi negara hanya menguntungkan segelintir kelompok, maka pemerintah telah menyimpang dari tugas konstitusionalnya.
Partai X percaya bahwa negara harus dijalankan layaknya bus milik rakyat. Setiap kebijakan, termasuk pembentukan lembaga investasi, wajib membawa rakyat menuju keadilan ekonomi. Jika Danantara hanya jadi kendaraan pejabat dan investor besar, maka rakyat hanya akan menjadi penonton dari pinggir jalan.
Partai X mengusulkan tiga solusi untuk menjamin agar lembaga seperti Danantara memberi manfaat langsung bagi rakyat. Pertama, semua proyek investasi wajib menyerap tenaga kerja lokal dengan kuota minimum 70 persen. Kedua, seluruh proses pendanaan Danantara harus diawasi oleh forum publik independen. Ketiga, Danantara harus membuka akses permodalan untuk koperasi, UMKM, dan petani skala kecil.
Sekolah Negarawan: Mendidik Pemimpin Agar Mengutamakan Rakyat, Bukan Gedung Mewah
Melalui Sekolah Negarawan, Partai X mendidik para calon pemimpin untuk tidak silau dengan simbol kekuasaan. Di sekolah ini, mereka diajarkan bahwa bangunan bukan ukuran keberhasilan. Yang utama adalah berapa banyak rakyat yang bisa bekerja, makan layak, dan hidup bermartabat. Sekolah ini menanamkan nilai bahwa kesejahteraan bukan soal proyek besar, tapi soal perhatian pada kebutuhan kecil yang nyata.
Partai X menutup pernyataan dengan menegaskan bahwa investasi negara seperti Danantara hanya berguna jika menumbuhkan kesejahteraan rakyat dari bawah. Jika rakyat tetap menganggur dan pengangguran struktural tidak ditangani, maka semua kemegahan hanya menjadi hiasan kekuasaan. Negara harus kembali pada rakyat, bukan pada tumpeng seremoni dan janji konferensi video. Sebab yang dibutuhkan rakyat bukan peresmian, melainkan penghidupan.