beritax.id – Presiden Prabowo Subianto mengaku heran melihat masih banyak sekolah rusak di berbagai wilayah Indonesia. Padahal, anggaran pendidikan terus mendapat porsi terbesar dalam APBN sejak bertahun-tahun lalu.
Dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional di SDN Cimahpar 5, Bogor, Prabowo menyebut porsi anggaran pendidikan 2025 mencapai 22 persen dari total APBN. Ia mempertanyakan apakah dana besar itu benar-benar sampai ke sasaran yang seharusnya.
Prabowo menyoroti sekolah-sekolah yang hanya memiliki satu toilet dan ruang kelas tak layak pakai. Menurutnya, kondisi itu tidak seharusnya terjadi dengan dana sebesar sekarang. Ia mengaku sedang merancang ulang anggaran agar bisa mempercepat renovasi sekolah secara menyeluruh.
Ia menegaskan tidak ingin perbaikan sekolah memakan waktu hingga 30 tahun. Targetnya adalah memperbaiki sebanyak mungkin sekolah dalam waktu sesingkat-singkatnya, termasuk dengan penghematan di sektor lain.
Partai X: Ini Bukan Soal Heran, Ini Soal Lalai Bertahun-Tahun
Menanggapi pernyataan Presiden, Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X-Institute, Prayogi R. Saputra, menyampaikan keprihatinan. “Ini bukan waktunya heran. Ini waktunya bertanggung jawab atas kelalaian bertahun-tahun,” tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa tugas pemerintah bukan hanya merancang, tapi memastikan realisasi. “Tugas negara itu tiga loh: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat,” ujar Prayogi.
Menurutnya, kerusakan sekolah bukan sekadar soal teknis anggaran. Ini adalah cerminan buruknya tata kelola dan pengawasan pendidikan nasional.
Prayogi juga menanggapi rencana digitalisasi pendidikan lewat distribusi televisi ke sekolah. Ia menyebut langkah itu reaktif dan tanpa fondasi sistemik.
“Yang dibutuhkan adalah infrastruktur digital menyeluruh, bukan gimmick visual. Apakah listrik dan internetnya tersedia?” tanyanya. Ia meminta pemerintah berpikir strategis, bukan seremonial.
Partai X: Anggaran Harus Transparan, Rakyat Harus Tahu Ke Mana Perginya
Prinsip Partai X menegaskan bahwa anggaran publik harus dikelola secara transparan, efektif, dan tepat sasaran. Bagi Partai X, pendidikan adalah fondasi keadilan sosial dan mobilitas ekonomi rakyat.
“Kami ingin tahu, selama ini ke mana saja anggaran itu pergi? Siapa yang mengawasi penggunaannya?” ujar Prayogi.
Ia menyerukan audit menyeluruh terhadap penggunaan anggaran pendidikan, termasuk proyek renovasi yang mangkrak. Menurutnya, negara tak boleh membiarkan sekolah ambruk ketika APBN terus membengkak.
Partai X mendorong pemerintah untuk memprioritaskan fungsi dasar sekolah ruang belajar, sanitasi, dan tenaga pendidik yang layak. Anggaran digitalisasi dan pelatihan guru harus menyatu dalam kerangka jangka panjang, bukan sekadar belanja tahunan.
“Jangan sampai sekolah rusak ditambal dengan televisi. Jangan sampai kelas ambruk ditutupi layar LED,” kata Prayogi.
Partai X menegaskan bahwa pendidikan adalah urusan mendesak dan mendasar. Tidak boleh lagi ada anak Indonesia yang belajar di bangunan nyaris runtuh. Tidak boleh lagi ada guru yang dibiarkan tanpa fasilitas dan pelatihan memadai.