beritax.id – Viral di media sosial, sebuah temuan ladang ganja di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Lumajang, Jawa Timur, terbongkar setelah terdeteksi oleh pantauan drone wisatawan.
Sejumlah konten di media sosial menarasikan bahwa penutupan kawasan TNBTS beberapa waktu lalu berkaitan dengan keberadaan ladang ganja yang siap panen tersebut.
Menanggapi kabar tersebut, Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengakui adanya penemuan ladang ganja di kawasan TNBTS. Ia menegaskan bahwa temuan tersebut merupakan hasil kerja sama antara Balai Besar TNBTS, pihak kepolisian, dan tim Manggala Agni KLH yang menggunakan bantuan teknologi drone.
“Pakai drone segala macam, dan itu tidak terkait dengan penutupan taman nasional bromo. Kan isunya ‘oh ditutup supaya ganjanya tidak ketahuan’, justru dengan drone, dan teman-teman di Taman Nasional yang menemukan titiknya bersama Polhut, itu kita cabut dan menjadi barang bukti yang kita bawa ke polisi,” kata Raja Antoni dalam keterangannya, Selasa (18/3/2025).
Raja Juli juga menegaskan bahwa penutupan sejumlah area pendakian di TNBTS sebelumnya tidak berkaitan dengan keberadaan ladang ganja tersebut. Ia menegaskan bahwa alasan penutupan murni untuk alasan konservasi dan tidak ada sangkut pautnya dengan aktivitas ilegal di kawasan tersebut.
Partai X: Jangan Sampai Alam Jadi Korban Bisnis Gelap!
Menanggapi temuan ini, Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X-Institute, Prayogi R Saputra, menegaskan bahwa kejadian tersebut harus menjadi peringatan keras bagi pemerintah agar lebih serius menjaga kawasan konservasi.
“Penemuan ladang ganja di TNBTS ini menunjukkan adanya celah pengawasan yang harus segera ditutup. Taman nasional adalah kekayaan alam yang harus dilindungi. Sehingga jangan sampai menjadi korban bisnis gelap yang merusak citra pariwisata dan konservasi kita,” ujar Prayogi.
Prayogi mengingatkan bahwa pemerintah harus menyiapkan langkah strategis agar kasus serupa tidak terulang. Menurutnya, pemanfaatan teknologi seperti drone harus dioptimalkan. Hal ini untuk melakukan pemantauan secara rutin dan memastikan area konservasi tetap bersih dari aktivitas ilegal.
“Tugas negara itu ada tiga melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Dalam konteks ini, melindungi kekayaan alam seperti TNBTS adalah bagian dari tanggung jawab besar itu,” tegasnya.
Desakan untuk Evaluasi Sistem Keamanan
Partai X juga mendesak agar pemerintah segera melakukan evaluasi terhadap sistem keamanan di seluruh kawasan taman nasional di Indonesia. Menurut Prayogi, pengawasan yang lemah membuka peluang bagi pihak tidak bertanggung jawab untuk memanfaatkan kawasan konservasi untuk kepentingan ilegal.
“Kami mendorong Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk berkolaborasi dengan aparat penegak hukum agar pengawasan di taman nasional diperketat. Tindakan preventif lebih baik daripada sekadar menindak setelah kejadian,” tegasnya.
Partai X menegaskan bahwa kawasan taman nasional khususnya bromo tetap menjadi simbol keindahan alam dan warisan ekosistem yang harus dilestarikan. “Partai X percaya bahwa keindahan alam Indonesia harus dijaga dari segala bentuk ancaman, baik itu penjarahan, perusakan ekosistem, maupun penyalahgunaan untuk kegiatan ilegal seperti ini,” pungkas Prayogi.