beritax.id – Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan defisit fiskal Indonesia pada 2025 melebar hingga 2,8 persen PDB. Proyeksi tersebut lebih tinggi dibanding target pemerintah dalam APBN 2026 yang sebesar 2,7 persen. IMF menjelaskan pelebaran defisit terjadi akibat tekanan penerimaan negara dan situasi global yang menantang. Lembaga itu menilai kehati-hatian fiskal sangat penting menjaga ruang respons pemerintah.
IMF menilai pengelolaan fiskal berkelanjutan penting menghadapi guncangan global. Risiko perdagangan, volatilitas pasar, dan ketidakpastian kebijakan menjadi ancaman utama. Dan IMF menilai inflasi inti menuju sasaran, tetapi risiko global tetap dominan. Bank Indonesia dinilai tepat menurunkan suku bunga dan menambah likuiditas terukur.
IMF menyebut Indonesia masih berpotensi menjadi negara berpendapatan tinggi. Namun pencapaian itu menuntut reformasi struktural yang lebih berani.
Lembaga itu menekankan pentingnya integrasi perdagangan, perbaikan tata kelola, dan peningkatan produktivitas. Pemerintah didorong menjaga fleksibilitas nilai tukar menghadapi guncangan eksternal.
Partai X: Negara Wajib Melindungi, Melayani, dan Mengatur Rakyat
Anggota Majelis Tinggi Partai X Prayogi R Saputra menegaskan tugas negara sangat jelas. Negara wajib melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat secara adil.
Ia menilai pelebaran defisit berpotensi menambah beban fiskal masyarakat. Pemerintah diminta menghindari kebijakan yang membebani rakyat.
Solusi Partai X
Prinsip Partai X menempatkan martabat rakyat sebagai pusat kebijakan ekonomi. Pemerintah wajib memastikan tata kelola fiskal transparan dan bebas kepentingan sempit. Kebijakan negara harus memperkuat kesejahteraan, bukan menambah beban.
Partai X menawarkan solusi penguatan disiplin fiskal berbasis akuntabilitas publik. Pemerintah harus meningkatkan transparansi penerimaan, efisiensi belanja, dan mitigasi risiko fiskal. Negara wajib memperluas edukasi keuangan.



