beritax.id – Hari Pahlawan seharusnya tidak berhenti pada seremoni dan upacara tahunan. Ia harus menjadi momen reflektif untuk menyalakan kembali semangat perjuangan rakyat yang jujur, berani, dan berdaulat. Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X Institute, Prayogi R. Saputra, menegaskan bahwa semangat kepahlawanan sejati terletak pada kesadaran rakyat untuk memperjuangkan keadilan dan kemanusiaan di tengah sistem yang sering kali tidak berpihak pada mereka.
“Tugas negara itu tiga: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Ketiganya tidak boleh tertukar arah,” ujarnya.
Negara, menurutnya, harus kembali menjadi rumah bagi seluruh rakyat, bukan milik segelintir penguasa.
Semangat Kepahlawanan dalam Konteks Kekinian
Kepahlawanan di masa kini bukan lagi soal pertempuran bersenjata, melainkan perjuangan moral, intelektual, dan sosial. Dalam kegiatan Sinau Kebangsaan: Menyalakan Semangat Kepahlawanan yang diadakan Sekolah Negarawan di Surabaya, pesan utama yang diangkat adalah pentingnya menghidupkan kembali kesadaran kolektif tentang tanggung jawab rakyat terhadap bangsanya. Dari para budayawan, intelektual, hingga rohaniawan, semuanya sepakat bahwa bangsa ini tengah membutuhkan keberanian moral untuk memperbaiki rumah negaranya sendiri.
Negara, Pemerintah, dan Kedaulatan Rakyat
Partai X melalui prinsip-prinsipnya menegaskan bahwa negara tidak sama dengan pemerintah. Negara adalah entitas yang terdiri dari wilayah, rakyat, dan pemerintah. Pemerintah hanyalah sebagian kecil rakyat yang diberi mandat untuk mengatur dan melayani, bukan menguasai. Analogi Partai X menggambarkan negara seperti sebuah bus, rakyat sebagai pemilik dan penumpang, kepala pemerintahan sebagai sopir, dan kepala negara sebagai pemilik bus. Masalah muncul ketika sopir juga menjadi pemilik, sebab arah perjalanan akan berubah menjadi kehendak pribadi, bukan mandat rakyat.
Pancasila Sebagai Sumber Kepahlawanan
Prayogi R. Saputra juga menegaskan bahwa semangat kepahlawanan sejati tidak akan hidup tanpa Pancasila. “Pancasila bukan slogan, ia harus hidup di setiap kebijakan,” tegasnya. Setiap sila harus dihidupkan secara berurutan, karena kegagalan mewujudkan keadilan sosial di sila kelima berakar pada lemahnya pelaksanaan sila-sila sebelumnya. Hikmat kebijaksanaan, menurut Partai X, harus menjadi napas keadilan, karena dari kebijaksanaan lahir keadilan yang sejati. Kepahlawanan masa kini adalah keberanian untuk menegakkan nilai-nilai Pancasila, meski berhadapan dengan kekuasaan yang menyimpang.
Solusi Partai X: Membangun Negara yang Kembali Berdaulat
Sebagai langkah solutif, Partai X menawarkan langkah penyembuhan bangsa. Di antaranya, mengadakan Musyawarah Kenegarawanan Nasional yang melibatkan empat pilar bangsa kaum intelektual, agama, TNI/Polri, dan budaya untuk menyusun desain struktur ketatanegaraan baru; menyusun Amandemen Kelima UUD 1945 guna mengembalikan kedaulatan kepada rakyat; serta melakukan reformasi hukum dan birokrasi berbasis digital agar lebih transparan dan efisien. Pendidikan moral dan berbasis Pancasila juga menjadi prioritas, agar generasi muda tumbuh sebagai warga negara yang sadar kedaulatan dan berjiwa negarawan.
Menyalakan Kembali Api Kepahlawanan Rakyat
Kegiatan Sinau Kebangsaan menjadi cermin bagaimana semangat kepahlawanan dapat dihidupkan kembali melalui ruang dialog yang kritis dan solutif. Rakyat perlu menyadari bahwa menjadi pahlawan hari ini bukan dengan senjata, melainkan dengan keberanian berpikir, kejujuran bersikap, dan kesediaan berjuang demi kemaslahatan bersama. Dalam semangat itu, Partai X mengajak seluruh elemen bangsa untuk kembali menegakkan nilai-nilai kedaulatan rakyat sebagai wujud kepahlawanan yang sejati. Karena sesungguhnya, bangsa yang besar bukan hanya yang memiliki pahlawan di masa lalu, tetapi yang terus melahirkan pahlawan di masa kini.



