beritax.id — Krisis moral yang melanda bangsa hari ini bukan sekadar persoalan individu, tetapi gejala sistemik yang menggerogoti sendi kemanusiaan. Korupsi, kekerasan, dan intoleransi tumbuh subur di tengah lemahnya keteladanan dan hilangnya arah moral pemimpin bangsa. Padahal, sila kedua Pancasila, “Kemanusiaan yang adil dan beradab,” seharusnya menjadi fondasi setiap tindakan kekuasaan dan kebijakan publik.
Anggota Majelis Tinggi Partai X, sekaligus Direktur X Institute, Prayogi R. Saputra, menegaskan bahwa tugas negara itu tiga: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. “Kalau kemanusiaan sudah hilang dari sistem, maka negara kehilangan jiwanya,” ujar Prayogi.
Menurutnya, bangsa yang kehilangan nilai kemanusiaan akan gagal menegakkan keadilan dan peradaban.
Krisis Moral dalam Wajah Modernisasi
Kemajuan teknologi dan ekonomi seharusnya membawa bangsa pada peradaban yang lebih manusiawi. Namun, kenyataannya justru sebaliknya. Manusia menjadi alat sistem, bukan pusat dari pembangunan itu sendiri. Fenomena ketimpangan sosial, kekerasan digital, hingga lemahnya empati menunjukkan bahwa keadilan dan adab mulai memudar.
Prayogi menilai bahwa krisis moral bukan hanya akibat lemahnya pendidikan karakter, tetapi juga kegagalan sistem ketatanegaraan dalam menegakkan nilai kemanusiaan. “Negara sibuk membangun infrastruktur, tapi lupa membangun manusia,” tegasnya.
Padahal, pembangunan sejati adalah membangun keadilan, menumbuhkan empati, dan menegakkan kemanusiaan.
Prinsip Partai X: Negara untuk Manusia, Bukan Manusia untuk Negara
Partai X menegaskan bahwa manusia adalah pusat dari segala kebijakan negara. Negara yang adil dan beradab harus memandang rakyat sebagai tujuan, bukan objek kebijakan. “Negara kuat bukan diukur dari kekuasaan, tapi dari seberapa besar keberpihakan pada kemanusiaan,” tutur Prayogi.
Prinsip dasar Partai X menyatakan bahwa setiap kebijakan publik harus menegakkan harkat dan martabat manusia. Keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat harus berjalan beriringan dengan penghormatan terhadap nilai moral. “Negara tanpa adab adalah negara tanpa arah,” tambahnya.
Solusi Partai X: Membangun Kemanusiaan yang Beradab Melalui Sistem
Sebagai langkah konkret, Partai X menawarkan tiga solusi strategis untuk mengembalikan nilai kemanusiaan di tengah krisis moral bangsa:
- Reformasi Pendidikan Karakter Nasional.
Pendidikan harus menanamkan nilai kemanusiaan sejak dini. Kurikulum harus membangun empati, kejujuran, dan tanggung jawab sosial. - Revitalisasi Etika Pemerintahan.
Setiap pejabat publik wajib melalui uji etika kenegaraan berbasis nilai Pancasila. Pelanggaran moral harus dihukum setara dengan pelanggaran hukum. - Gerakan Nasional Adab Publik.
Masyarakat diajak membangun budaya hormat, saling tolong, dan gotong royong sebagai praktik kemanusiaan sehari-hari.
Menurut Prayogi, solusi ini bukan sekadar idealisme moral, tetapi langkah realistis untuk menyembuhkan luka sosial bangsa. “Kemanusiaan yang adil dan beradab bukan slogan, tapi arah perjuangan yang sejati,” ujarnya tegas.
Penutup: Menghidupkan Kembali Nurani Bangsa
Prayogi R. Saputra mengingatkan bahwa bangsa ini tidak akan bertahan dengan ekonomi saja, tapi dengan moral dan kemanusiaan. “Rakyat butuh pemimpin yang punya nurani, bukan hanya strategi,” katanya.
Ia menekankan bahwa menghidupkan kembali nilai kemanusiaan adalah tugas yang paling luhur.
Partai X percaya, keadilan sosial hanya bisa tumbuh dari masyarakat yang beradab dan pemimpin yang berjiwa manusiawi. Dengan mengembalikan kemanusiaan ke pusat kebijakan negara, Indonesia bisa menjadi bangsa yang bukan hanya besar, tapi juga bermartabat.



