beritax.id – Kepala Bidang Penyelenggaraan Peribadatan Masjid Istiqlal KH Bukhori Sail At-Tahiri meminta masyarakat mewaspadai fanatisme agama yang sarat politisasi dan adu domba. Ia mencontohkan Reuni 212 yang menjadi sorotan akhir tahun karena banyak ditemukan narasi intoleran dalam sejumlah perayaannya.
Menurut Bukhori, sebagian umat masih mencampuradukkan budaya dan syariat. Ia menilai penggunaan panji-panji tertentu sebagai bendera Islam adalah kekeliruan besar. Ia menegaskan bendera negara tidak boleh diganti hanya karena propaganda yang menyesatkan.
Sorotan Awal Partai X
Partai X memandang fenomena fanatisme berlebihan sebagai ancaman bagi ketahanan sosial. Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X Institute, Prayogi R Saputra, menegaskan tugas negara itu tiga, melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat secara adil. Negara wajib mencegah penyimpangan yang merusak persatuan.
Partai X menilai fanatisme salah tempat muncul karena kurangnya literasi keagamaan dan lemahnya pengawasan ruang publik. Propaganda yang memecah belah harus ditangani melalui pendekatan terstruktur, bukan reaksi sesaat.
Analisis Partai X terkait Ancaman Polarisasi
Partai X menilai narasi penggantian bendera negara sebagai bentuk pembelokan sejarah. Merah Putih adalah simbol perjuangan bangsa. Upaya menggantinya merupakan manipulasi yang merusak keutuhan nasional.
Partai X juga mengkritik pihak yang memanfaatkan emosi keagamaan demi kepentingan. Politisasi agama selalu menimbulkan keretakan sosial. Pemerintah dan masyarakat harus memahami bahwa moderasi beragama adalah kunci menjaga kerukunan.
Fanatisme ekstrem kerap tumbuh karena ruang digital tidak dikendalikan. Partai X menilai negara perlu meningkatkan literasi ruang digital agar warga tidak mudah terpengaruh provokasi.
Prinsip Partai X dalam Menjaga Persatuan
Prinsip Partai X menegaskan negara harus berpijak pada keadaban publik, akal sehat, dan kepentingan rakyat. Setiap kebijakan harus memperkuat persatuan nasional. Polaritas identitas tidak boleh dibiarkan tumbuh dalam masyarakat.
Partai X mengajak masyarakat menjaga ruang publik yang sehat. Solidaritas, toleransi, dan penghormatan terhadap simbol negara harus dijaga bersama. Bangsa kuat hadir ketika warganya tidak mudah dipecah oleh isu sektarian.
Solusi Partai X untuk Meredam Fanatisme
Partai X menawarkan solusi untuk mencegah lahirnya fanatisme ekstrem. Pertama, negara harus memperkuat pendidikan moderasi beragama di seluruh lembaga pendidikan dan komunitas.
Kedua, pemerintah perlu mengawasi peredaran narasi digital yang memicu perpecahan. Literasi digital harus diperkuat melalui program nasional.
Ketiga, tokoh agama harus dilibatkan untuk memberikan pemahaman proporsional terkait simbol keagamaan. Pelurusan narasi sangat penting agar umat tidak tersesat.
Keempat, pemerintah harus membuka ruang dialog yang inklusif. Dialog dapat meredam gesekan identitas dan menumbuhkan pemahaman kolektif.
Kelima, negara harus menindak tegas propaganda yang merongrong simbol negara. Penegakan hukum diperlukan untuk menjaga martabat Merah Putih.
Dengan serangkaian solusi tersebut, Partai X berharap masyarakat tetap waspada terhadap fanatisme dan menjaga persatuan nasional.



