beritax.id – Presiden Prabowo Subianto kembali menjadi sorotan publik usai melontarkan guyonan soal reshuffle kabinet dalam acara peluncuran Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes) di Klaten, Senin (21/7/2025). Saat menjelaskan proses terbentuknya Kopdes, Prabowo menyampaikan bahwa ia menargetkan pembentukan koperasi di seluruh desa dan kelurahan.
Ia menuturkan bahwa jika ada menteri yang menyatakan tidak sanggup mencapai target itu, maka ia akan melakukan reshuffle. Pernyataan tersebut disampaikan dalam suasana santai, disambut gelak tawa hadirin. Namun, guyonan itu menyisakan catatan serius dalam konteks pemerintahan yang bertanggung jawab kepada rakyat.
Kepemimpinan Bukan Soal Selera, Tapi Tanggung Jawab Publik
Menanggapi hal tersebut, Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X-Institute, Prayogi R. Saputra, mengingatkan bahwa jabatan publik tidak boleh dijadikan bahan gurauan. “Tugas negara itu tiga loh melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat,” tegas Prayogi dalam pernyataannya.
Menurut Partai X, kepemimpinan harus dijalankan secara efektif, efisien, dan transparan. Bila seorang menteri gagal menjalankan tugasnya, yang dibutuhkan adalah evaluasi berbasis kinerja, bukan candaan reshuffle yang berisiko mengaburkan tanggung jawab publik.
Partai X menilai bahwa pemimpin sejati bukan hanya visioner, tapi juga berwibawa dan bijaksana dalam menyikapi persoalan bangsa. Rakyat menaruh harapan pada pemimpin yang mampu menyelesaikan masalah, bukan melontarkan candaan kala kerja birokrasi dinilai belum maksimal.
Guyonan reshuffle mencerminkan belum matangnya sikap kenegarawanan yang dibutuhkan dalam kondisi negara yang sedang krusial. Bagi Partai X, negara adalah alat untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan seluruh rakyat bukan panggung drama kekuasaan yang jauh dari realitas keseharian masyarakat.
Menurut prinsip Partai X, pemerintah adalah bagian kecil dari rakyat yang diberi kewenangan oleh seluruh rakyat.
Kewenangan itu harus digunakan demi keadilan dan kesejahteraan rakyat, bukan untuk melegitimasi gaya kepemimpinan yang tidak serius.
Setiap keputusan pejabat publik, termasuk dalam hal restrukturisasi kabinet, wajib mengacu pada kepentingan rakyat dan hasil kerja yang nyata. Bukan sekadar respons sesaat atau guyon yang bisa meruntuhkan kredibilitas pemerintahan di mata publik.
Solusi Partai X: Evaluasi Kinerja Kabinet Harus Terbuka dan Terukur
Partai X menyerukan dibentuknya sistem evaluasi berkala terhadap seluruh anggota kabinet. Mekanisme ini wajib bersifat terbuka dan berbasis indikator kinerja utama. Jika ditemukan kegagalan atau ketidaksesuaian antara target dan hasil, maka tindakan reshuffle harus diambil secara tegas bukan berbasis selera atau persepsi politis belaka.
Selain itu, Partai X mendorong penguatan fungsi kontrol publik terhadap proses pengangkatan dan pemberhentian pejabat negara. Rakyat berhak tahu siapa yang mengabdi dengan hasil, dan siapa yang hanya menduduki jabatan.
Kesimpulan: Rakyat Butuh Kepastian, Bukan Komedi Kekuasaan
Partai X menegaskan bahwa rakyat bukan objek hiburan dalam urusan kekuasaan. Rakyat adalah pemilik kedaulatan yang berhak atas pemerintahan yang tegas, jujur, dan profesional. Bila reshuffle memang dibutuhkan, lakukan dengan dasar yang benar, bukan dalam bentuk candaan.
Karena bagi Partai X, negara bukan milik penguasa melainkan alat rakyat untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan bersama.