beritax.id – Ketua DPR RI Puan Maharani resmi menjadi Presiden Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) ke-19. Penyerahan mandat tersebut dilakukan dalam sesi transisi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (14/5). Penunjukan ini menjadi catatan diplomatik penting bagi Indonesia di mata dunia Islam. Presiden Prabowo Subianto pun dijadwalkan membuka forum ini sebagai bentuk dukungan penuh negara terhadap kerja sama antaranggota OKI.
Dalam pernyataannya, Puan menyampaikan tekad Indonesia untuk terus memperjuangkan Palestina. Melalui forum PUIC, ia berkomitmen memperkuat dialog antarnegara Islam dan mendukung pembentukan negara Palestina yang merdeka.
Partai X Kritik Kesenjangan antara Forum Internasional dan Kenyataan Nasional
Anggota Majelis Tinggi Partai X, Rinto Setiyawan, menanggapi penunjukan Puan dengan nada kritis. Menurutnya, gelar internasional sebesar apapun menjadi semu bila rakyat masih dipinggirkan dari kebijakan nasional. “Pemerintah itu tiga tugasnya: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Bukan sekadar memimpin panggung diplomasi,” ujar Rinto.
Ia menyoroti ironi bahwa Indonesia bersuara keras soal kedaulatan Palestina, sementara kedaulatan rakyat di negeri sendiri kerap terabaikan. Partai X menilai masyarakat belum menjadi subjek utama dalam proses kebijakan publik.
Partai X mempertanyakan sejauh mana forum internasional seperti PUIC memberi dampak konkret bagi demokrasi domestik. “Rakyat masih kecil di meja kebijakan. Keputusan besar masih didominasi penguasa yang berputar dalam lingkaran kekuasaan,” tambah Rinto.
Sebagai tuan rumah, DPR seharusnya bukan hanya menghadirkan citra global. Forum seharusnya digunakan untuk membangun kepercayaan rakyat terhadap parlemen. Namun, apa yang terjadi justru sebaliknya.
Solusi Partai X: Kembalikan Representasi Rakyat Lewat Sekolah Negarawan
Partai X kembali menekankan pentingnya pendidikan kepemimpinan berbasis moral dan kerakyatan melalui program Sekolah Negarawan. Program ini bertujuan melahirkan pemimpin dengan integritas tinggi, akal sehat, dan keberpihakan pada rakyat.
Di saat para pejabat sibuk menata citra internasional, Partai X mengajak rakyat untuk fokus pada pembangunan watak bangsa. Wakil rakyat sejati tidak lahir dari arena seremonial, tapi dari ruang pendidikan kebangsaan yang membentuk karakter dan empati.
Partai X menegaskan bahwa kebijakan luar negeri harus berbanding lurus dengan kondisi dalam negeri. Ketika pemimpin memegang gelar internasional, tetapi rakyat tak berdaya dalam negeri sendiri, maka demokrasi sedang kehilangan ruhnya.
Forum internasional hanya berarti jika didasari prinsip keterwakilan sejati. Kedaulatan rakyat tak boleh dikalahkan oleh pencitraan penguasa.
Partai X berdiri untuk memperjuangkan suara rakyat dalam setiap kebijakan, baik di dalam maupun luar negeri. Demokrasi tidak boleh menjadi panggung seremonial. Ia harus menjadi instrumen kesejahteraan dan keadilan yang nyata bagi seluruh warga negara.