beritax.id – Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan duka cita atas meninggalnya pengemudi ojek online, Affan Kurniawan. Korban tewas setelah kendaraan taktis Brimob melindasnya saat kerusuhan demonstrasi di sekitar Kompleks Parlemen, Kamis, 28 Agustus 2025 malam. Dalam pernyataannya, Presiden menegaskan pemerintah akan menjamin kehidupan keluarga korban. Namun, pernyataan belasungkawa ini belum menjawab tuntutan publik terkait akuntabilitas hukum. Tujuh anggota Satbrimob kini diperiksa, tetapi rakyat menuntut keadilan nyata, bukan sekadar janji.
Kritik Partai X atas Tanggung Jawab Negara
Anggota Majelis Tinggi Partai X, Rinto Setiyawan, menegaskan tragedi ini menunjukkan lemahnya fungsi negara dalam melindungi rakyat. Ia mengingatkan tugas negara itu tiga, yaitu melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Menurutnya, jika rakyat justru menjadi korban aparat, maka negara gagal menjalankan fungsi paling mendasar. Duka cita tidak akan berarti jika tanpa langkah hukum yang transparan. Negara seharusnya hadir sebagai pelindung, bukan sebagai penyebab penderitaan.
Dalam prinsip Partai X, negara dibangun atas dasar wilayah, rakyat, dan pemerintah. Pemerintah hanyalah sebagian kecil rakyat yang diberi kewenangan untuk melayani. Karena itu, aparat bukan penguasa, melainkan pekerja rakyat. Ketika aparat justru mencelakai rakyat, maka itu pengkhianatan terhadap kedaulatan. Partai X menegaskan, rakyat adalah raja, sedangkan pejabat dan aparat hanyalah pelayan. Negara yang sehat harus berdiri di atas keadilan, bukan ketakutan.
Solusi Partai X: Keadilan, Reformasi, dan Pemulihan Rakyat
Partai X menawarkan solusi konkret untuk mencegah tragedi serupa. Pertama, reformasi hukum berbasis kepakaran agar hukum tidak bisa dibeli. Kedua, transformasi birokrasi digital guna memastikan transparansi dan memutus rantai penyalahgunaan wewenang. Ketiga, pembentukan Dewan Keamanan Negara independen yang fokus pada perlindungan rakyat, bukan hanya kekuasaan. Keempat, pendidikan politik rakyat agar masyarakat memahami hak konstitusionalnya. Terakhir, pemisahan tegas negara dan pemerintah sehingga negara tidak runtuh bersama rezim.
Partai X menekankan, bela sungkawa harus dibarengi dengan keadilan dan reformasi sistemik. Tanpa langkah itu, tragedi Affan hanya akan menjadi bagian panjang dari sejarah kelam bangsa. Duka rakyat membutuhkan jawaban berupa keadilan, bukan sekadar janji.