beritax.id – Presiden Prabowo Subianto meminta kader muda Gerindra tidak lagi menyerukan dukungan untuk maju dua periode. Hal itu disampaikan dalam Kongres IV PP Tidar, organisasi sayap muda Partai Gerindra di Jakarta, Sabtu (17/5/2025).
Prabowo menegaskan bahwa masa pemerintahannya belum genap satu tahun. Ia meminta kader menyimpan niat dukungan dalam hati terlebih dahulu. “Saya yang akan menilai apakah layak maju lagi atau tidak,” katanya dalam pidato.
Presiden mengatakan penentu utama pencalonannya kelak bukan hanya publik, tapi dirinya sendiri. Ia menyebut hanya akan mencalonkan lagi bila merasa telah mencapai target yang dicanangkan. Jika tidak tercapai, ia mengaku tak akan maju kembali.
Pernyataan itu disampaikan Prabowo setelah serangkaian sorakan “dua periode” dari para peserta Kongres yang antusias memberikan dukungan kepadanya.
Partai X: Rakyat Butuh Kepastian, Bukan Drama Musiman
Anggota Majelis Tinggi Partai X, Rinto Setiyawan, menilai pernyataan Prabowo justru menyisakan sandiwara yang berulang. “Panggung seolah ditutup, tapi aktor utama masih berdiri di tengah sorotan lampu,” katanya.
Rinto menegaskan bahwa tugas pemerintah bukan menjaga panggung kekuasaan, melainkan melindungi, melayani, dan mengatur rakyat. Baginya, pernyataan itu bukan bentuk kerendahan hati, tapi pengamanan citra di tengah kontroversi.
Partai X menyoroti betapa penguasa kerap mengatur narasi sesuai selera, bukan berdasarkan kebutuhan rakyat.
Bagi Partai X, pemimpin negara adalah pelayan rakyat, bukan pewaris takhta. Negara bukan panggung kontestasi abadi.
Pernyataan Prabowo harus dilihat sebagai manuver menjaga dominasi pemerintahan, bukan refleksi demokrasi.
Partai X mengingatkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat. Kekuasaan bukan kehendak individu, tetapi mandat kolektif. Negara ini tidak butuh wacana dua periode yang terus digoreng di tengah rakyat yang makin lelah secara ekonomi dan sosial.
Solusi Partai X: Demokrasi Harus Dikawal, Kekuasaan Harus Dibatasi
Dengan menyoroti tersebut Partai X memberikan solusi sebagai berikut:
- Tegaskan Batas Wewenang Eksekutif Sejak Awal Masa Jabatan
- Bangun Sistem Akuntabilitas Kekuasaan Melalui Dewan Kedaulatan Rakyat
- Stop Kampanye di Dalam Pemerintahan Aktif
- Kembalikan Sistem pada Ide dan Gagasan, Bukan Kultus Individu
- Edukasi Melalui Sekolah Negarawan dan Kurikulum Publik
Melalui Sekolah Negarawan, Partai X mendorong kaderisasi pemimpin yang tidak tergoda untuk terus berkuasa. Sekolah ini mengajarkan prinsip kepemimpinan transformatif, berbasis etika, bukan hanya elektabilitas.
Negarawan sejati tak bicara dua periode saat satu tahun pun belum selesai. Ia bekerja dalam diam, bukan bersiasat dengan retorika yang memicu spekulasi kekuasaan.
Partai X menyimpulkan bahwa rakyat tidak butuh sinyal atau simbol. Rakyat butuh kejelasan, hasil nyata, dan keteladanan. Jika ingin jujur, pemimpin seharusnya menepati tugas awal, bukan membuka wacana masa depan yang belum dijalani.
Demokrasi bukan drama, dan rakyat bukan penonton abadi dari panggung kekuasaan.