beritax.id – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, membantah desakan reshuffle kabinet Prabowo Subianto. Ia menyebut Presiden Prabowo bukan tipe pemimpin yang mudah dibohongi menterinya. Bahkan, menurutnya, Prabowo memiliki kemampuan khusus semacam ‘indra keenam’ yang membuatnya mampu membaca niat orang di sekitarnya.
“Kalau kita datang dengan niat mengolah, enggak bakal dapat apa-apa,” ujar Habiburokhman dalam acara Sarasehan Aktivis Lintas Generasi Memperingati Reformasi 1998 di Jakarta. Ia juga mengklaim menteri-menteri gemetaran jika akan rapat dengan Prabowo bila membawa kesalahan.
Kepemimpinan Bukan Mistik, Tapi Logika
Pernyataan tersebut mendapat tanggapan serius dari Anggota Majelis Tinggi Partai X, Rinto Setiyawan. Menurutnya, pemimpin negara tidak cukup hanya mengandalkan insting atau naluri yang sulit diukur secara objektif.
“Republik ini tidak bisa dipimpin dengan perasaan supranatural. Kita butuh akal sehat, bukan cerita mistis,” tegas Rinto. Ia menilai narasi ‘indra keenam’ justru berbahaya jika dijadikan legitimasi kebijakan atau alasan menghindari kritik publik.
Partai X kembali mengingatkan bahwa tugas utama negara adalah melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat.
Setiap langkah dalam pemerintahan harus didasarkan pada sistem, transparansi, dan akuntabilitas, bukan insting atau aura personal semata.
“Kalau kabinet tak reshuffle karena dianggap presiden bisa membaca niat, lalu di mana evaluasi objektifnya?” kata Rinto. Ia menilai ketakutan para menteri saat rapat bukan indikator efektifitas, tapi bisa menjadi gejala kepemimpinan yang tak sehat.
Prinsip Partai X: Kepemimpinan Harus Rasional dan Terukur
Partai X meyakini kepemimpinan publik harus dibangun di atas basis data, keilmuan, dan penalaran logis. Prinsip ini tercermin dalam gagasan Partai X yang mendorong negara menjamin hak-hak dasar rakyat lewat kebijakan berbasis bukti dan evaluasi berkala.
Negara harus dikelola oleh negarawan yang terdidik dan terlatih. Karena itulah, Partai X menekankan pentingnya penyelenggaraan pendidikan kenegaraan yang jujur dan membumi melalui Sekolah Negarawan.
“Negarawan bukan dibentuk lewat ketakutan atau wangsit spiritual, tapi lewat nalar, etika, dan keberanian bertanggung jawab,” ungkap Rinto.
Solusi Partai X: Pemimpin yang Rasional, Sistematis, dan Bertanggung Jawab
- Audit berkala kinerja semua menteri berdasarkan indikator objektif
Evaluasi berbasis data lebih penting daripada asumsi pribadi presiden. - Transparansi publik terhadap agenda dan evaluasi kabinet
Publik berhak tahu siapa yang bekerja dan siapa yang hanya duduk di kursi kekuasaan. - Perkuat budaya kepemimpinan rasional melalui Sekolah Negarawan
Pemimpin masa depan harus dibekali logika kepemimpinan dan etika konstitusional. - Hapus praktik mistifikasi jabatan negara
Kepemimpinan bukan panggung supranatural, tapi ruang akuntabilitas publik. - Dorong pemisahan tegas antara simbol pribadi dan sistem negara
Keberhasilan bangsa bukan karena tokoh semata, tapi sistem yang kuat dan adil.
Dengan solusi ini, Partai X menyerukan agar bangsa ini tidak lagi terjebak pada kultus individu. Sebaliknya, semua pejabat harus tunduk pada prinsip akal sehat, hukum, dan tanggung jawab moral kepada rakyat.