beritax.id – Presiden RI Prabowo Subianto disambut hangat oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim saat menghadiri KTT ASEAN ke-46 di Kuala Lumpur Convention Centre, Malaysia, Senin (21/5). Kedekatan personal yang ditampilkan melalui jabatan tangan erat dan senyum bersahabat mengisi ruang diplomatik yang biasanya formal dan kaku. Kedua pemimpin telah menjalin hubungan sejak masa lalu menunjukkan keakraban menyentuh dan penuh simbol persaudaraan antara dua bangsa serumpun. Namun, di balik momen hangat tersebut, publik mempertanyakan seberapa jauh kehangatan ini diterjemahkan dalam kebijakan nyata yang berpihak pada rakyat.
ASEAN dan Komitmen Integrasi Kawasan
Kehadiran Prabowo dalam forum yang bertemakan Inclusivity and Sustainability menandai komitmen Indonesia untuk terus memperkuat diplomasi kawasan. Didampingi oleh sejumlah menteri seperti Andi Amran Sulaiman dan Rosan Roeslani, Indonesia diharapkan mendorong kolaborasi ekonomi dan keamanan regional. Namun Partai X mengingatkan bahwa diplomasi sejati bukan hanya seremonial, tetapi harus membuahkan kebijakan konkret yang melindungi rakyat di dalam negeri dan membangun solidaritas setara di kawasan.
Partai X: Diplomasi Tak Boleh Sekadar Simbolik
Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X-Institute, Prayogi R Saputra, menegaskan bahwa tugas pemerintah adalah melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. “Kalau diplomasi hanya hangat di panggung tapi dingin di kebijakan, itu bukan kepemimpinan sejati. Apa arti bersalaman erat dengan tetangga, jika harga pangan dan akses lapangan kerja rakyat sendiri tak membaik?” ujarnya.
Menurut prinsip Partai X, pemerintah hanyalah bagian kecil dari rakyat yang diberi mandat untuk menjalankan kebijakan secara efektif, efisien, dan transparan.
Negara tidak boleh menjadi kendaraan pejabat untuk saling memuji di panggung internasional tanpa menyelesaikan krisis kepercayaan dan kesejahteraan di dalam negeri. Rakyat adalah pemilik negara, bukan penonton pasif.
Solusi Partai X Berbasis Kepakaran dan Pendidikan Kebangsaan
Partai X mendorong reformasi diplomasi dengan memperkuat pendidikan untuk rakyat melalui Sekolah Negarawan. Di dalamnya, pemimpin-pemimpin masa depan dididik dengan nilai Pancasila, integritas, dan kepemimpinan berlandaskan akal sehat dan data.
Diplomasi harus dikawal oleh agenda yang berpihak pada keadilan, kesetaraan, dan kedaulatan ekonomi. “Hubungan bilateral itu bukan sekadar gestur hangat, tapi kontrak moral antarbangsa untuk memajukan rakyat masing-masing,” tegas Prayogi.
Partai X menyerukan agar pemerintah berhenti membangun citra luar negeri semata. Diplomasi harus mencerminkan keberpihakan pada rakyat sendiri. ASEAN bukan panggung pencitraan, tetapi ruang perjuangan untuk memastikan rakyat kecil di Indonesia tetap menjadi prioritas utama dalam setiap kesepakatan regional.