beritax.id — Ancaman bom yang dikirim melalui pesan WhatsApp dan surat elektronik oleh pelaku misterius ke dua sekolah internasional di wilayah Tangerang, Banten, Selasa (7/10), mengejutkan publik. Pelaku menuntut uang tebusan sebesar US$30.000 dan mengancam akan meledakkan bom dalam 45 menit bila permintaannya tidak dipenuhi.
“Pesan ini untuk semua orang, kami telah memasang bom di sekolah kalian. Bom mulai dalam 45 menit. Bila kamu tidak membayar kami senilai USD 30.000 ke alamat bitcoin kami,” tulis pelaku dalam pesan ancamannya.
Dua sekolah yang menjadi sasaran adalah Jakarta Nanyang School di Kabupaten Tangerang dan Mentari International School di Kota Tangerang Selatan. Polisi segera bertindak. Polres Tangsel bersama tim Gegana Polda Metro Jaya langsung menyisir dua lokasi tersebut. Hasilnya, tidak ditemukan bahan peledak di kedua sekolah.
Partai X: Ancaman Nyata Justru dari Kegagalan Negara Melindungi Rakyat
Anggota Majelis Tinggi Partai X, Rinto Setiyawan, menilai bahwa ancaman bom ini hanyalah satu dari sekian banyak bentuk teror yang dirasakan rakyat. Ia menyebut, di luar ledakan fisik, rakyat setiap hari sudah diteror oleh hidup yang semakin mahal, oleh ketakutan kehilangan pekerjaan, dan oleh ketidakpastian masa depan.
“Ancaman bom mungkin bisa ditangani polisi, tetapi teror kemiskinan dan mahalnya biaya hidup harus ditangani oleh negara,” tegas Rinto.
Ia mengingatkan kembali, tugas negara itu tiga: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Ketika negara gagal dalam ketiganya, rakyat dibiarkan hidup dalam ketakutan yang tidak kalah berbahaya dari ancaman bom.
Menurutnya, fenomena ancaman keamanan seperti ini memperlihatkan lemahnya sistem deteksi dini negara dalam melindungi warga, baik secara fisik maupun ekonomi. “Negara tidak boleh hanya reaktif pada ancaman bom. Rakyat setiap hari hidup dengan bom ekonomi yang siap meledak di dapur mereka,” ujar Rinto.
Prinsip Partai X: Pemerintah Adalah Pelayan, Bukan Penguasa
Partai X menegaskan bahwa pemerintah bukan pemilik negara, melainkan pelayan rakyat yang diberi mandat untuk mengatur dan melindungi. Pemerintah hanyalah sebagian kecil dari rakyat yang mengemban tugas kenegaraan. Dalam pandangan Partai X, negara terdiri dari tiga unsur utama: wilayah, rakyat, dan pemerintah yang harus menjalankan kewenangan secara efektif, efisien, dan transparan untuk mewujudkan keadilan serta kesejahteraan bersama.
Rakyat adalah pemilik kedaulatan tertinggi. Pejabat hanyalah sopir dalam bus bernama negara yang harus membawa seluruh penumpang rakyat menuju kesejahteraan. Jika sopir mengarahkan bus ke jurang demi kepentingan pribadi, maka ia mengkhianati pemilik bus, yaitu rakyat itu sendiri.
Kasus teror ini adalah pengingat bahwa keamanan publik tidak hanya diukur dari bebasnya ledakan bom, tetapi juga dari rasa aman rakyat terhadap masa depan, pendidikan, dan kesejahteraan.
Solusi Partai X: Reformasi Sistem Keamanan dan Ekonomi Berbasis Pancasila
Partai X menegaskan perlunya reformasi sistem keamanan nasional berbasis kepakaran agar mampu mendeteksi ancaman sejak dini, termasuk ancaman digital dan psikologis. Penguatan koordinasi antara aparat keamanan dan lembaga pendidikan harus dilakukan agar setiap ancaman dapat direspons cepat tanpa menimbulkan kepanikan publik.
Di sisi lain, Partai X menawarkan solusi menyeluruh melalui Musyawarah Kenegarawanan Nasional yang melibatkan kaum intelektual, tokoh agama, budaya, serta TNI dan Polri. Forum ini bertujuan merancang ulang struktur ketatanegaraan agar kedaulatan benar-benar berpihak pada rakyat, bukan pada pejabat.
Selain itu, transformasi birokrasi digital perlu dipercepat untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan memastikan pelayanan publik berjalan transparan. Reformasi hukum berbasis kepakaran harus ditegakkan agar keadilan berpihak pada yang benar, bukan pada yang kuat.
“Negara tidak boleh diam. Keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat harus dijamin sebagaimana amanat Pancasila,” tegas Rinto Setiyawan.