beritax.id – Sebanyak 2.000 kendaraan dan 4.000 orang pemudik diprediksi bakal terjebak di Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, pada 28 Maret 2025. Para pemudik ini tidak bisa berlayar karena layanan operasional di Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, ditutup sementara dalam rangka Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947 pada Sabtu (29/3/2025).
Karo Ops Polda Bali, Kombes Pol. Soelistijono, mengimbau masyarakat agar menghindari perjalanan mudik pada 27-28 Maret 2025, agar kejadian tersebut tidak terjadi. Diketahui, Pelabuhan Gilimanuk ditutup mulai 29 Maret 2025 pukul 05.00 Wita. Kemudian akan dibuka kembali pada 30 Maret 2025 pukul 06.00 Wita. Sedangkan, Pelabuhan Ketapang ditutup mulai 28 Maret 2025 pukul 17.00 WIB dan kembali beroperasi pada 30 Maret 2025 pukul 06.00 WIB.
Reaksi Partai X: Jangan Sampai Pemudik Jadi Korban Kalender
Menanggapi hal ini, Anggota Majelis Tinggi Partai X Diana Isnaini menyoroti pentingnya kesiapan pemerintah dalam mengantisipasi lonjakan pemudik pada periode tersebut. Diana mengingatkan bahwa tugas pemerintah adalah melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat agar peristiwa seperti ini tidak merugikan masyarakat.
“Penutupan pelabuhan yang bertepatan dengan arus mudik menjelang Ramadan ini sangat berisiko bagi ribuan pemudik. Pemerintah harus memastikan mereka tidak sekadar dihimbau untuk mengatur perjalanan. Tetapi juga dijamin mendapatkan solusi yang memadai jika terjebak di pelabuhan,” tegas Diana Isnaini.
Solusi dan Rekomendasi Partai X
Partai X menilai bahwa penutupan Pelabuhan Gilimanuk saat Nyepi harus diantisipasi dengan langkah konkret yang berpihak pada rakyat. Beberapa rekomendasi yang diajukan meliputi:
Pemerintah harus aktif menyampaikan informasi penutupan pelabuhan ini melalui berbagai media agar masyarakat bisa merencanakan perjalanan dengan baik. Posko siaga yang dilengkapi dengan tempat istirahat, logistik, dan pelayanan kesehatan perlu disiapkan untuk para pemudik yang terjebak.
Partai X menegaskan bahwa keputusan menutup pelabuhan saat Nyepi adalah langkah yang perlu dihormati sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi dan budaya masyarakat Bali. Namun, di sisi lain, pemerintah harus memastikan kebijakan tersebut. Agar tidak menjadi beban tambahan bagi para pemudik yang berjuang pulang ke kampung halaman. “Jangan sampai pemudik yang sudah bersusah payah mengatur jadwal perjalanan malah menjadi korban kalender,” pungkas Diana Isnaini.