beritax.id – Partai Amanat Nasional (PAN) akhirnya mencopot dua anggotanya, Eko Patrio dan Uya Kuya. Keputusan diumumkan Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi. Langkah itu diambil setelah aksi keduanya menuai kritik luas. Publik menilai mereka melukai perasaan rakyat, terutama saat isu kenaikan gaji DPR mencuat.
Eko Patrio menyampaikan permintaan maaf melalui video di akun Instagram, didampingi Pasha Ungu. Ia mengaku menyesali perbuatannya yang menimbulkan keresahan publik. Sementara Uya Kuya juga mengunggah video serupa. Ia meminta maaf karena berjoget di dalam Gedung DPR setelah pengumuman kenaikan gaji dan tunjangan dewan.
Partai X: Rakyat Butuh Wakil yang Layak
Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X Institute, Prayogi R. Saputra, menegaskan bahwa rakyat butuh DPR yang benar. Ia mengingatkan tugas negara itu tiga: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Menurutnya, tingkah laku wakil rakyat harus mencerminkan keseriusan, bukan justru menyakiti hati publik.
Partai X menegaskan, pejabat publik bukan penguasa, melainkan pelayan rakyat. Kekuasaan adalah amanah, bukan ruang untuk bercanda. Prinsip Partai X menyebut, rakyat adalah pemilik negara, sedangkan pejabat hanya sopir. Jika sopir sembrono, rakyat berhak mengganti agar perjalanan bangsa selamat.
Solusi Partai X: Reformasi DPR demi Kepercayaan Publik
Partai X menawarkan solusi konkret. Pertama, DPR harus membatasi fasilitas dan tunjangan, lalu mengalihkan anggaran ke kesejahteraan rakyat. Kedua, pendidikan etika wajib bagi anggota dewan. Ketiga, sistem pengawasan internal harus diperkuat agar perilaku tidak mencoreng institusi. Keempat, keterlibatan rakyat diperluas melalui transparansi sidang dan pelaporan digital.
Kasus Eko Patrio dan Uya Kuya menjadi pelajaran penting. Partai X menegaskan bahwa rakyat menunggu DPR yang benar-benar bekerja. Kepercayaan hanya lahir dari kesungguhan melayani, bukan dari drama dan sensasi. Rakyat adalah raja, dan DPR seharusnya menjadi pelayan yang setia, bukan pelawak di panggung kekuasaan.