beritax.id — Krisis moral dan kebingungan arah nilai kini menjadi penyakit sosial yang merambah seluruh lapisan bangsa. Dari pejabat hingga masyarakat akar rumput, tanda-tanda hilangnya pedoman moral semakin tampak. Di tengah situasi ini, Anggota Majelis Tinggi Partai X Rinto Setiyawan menyerukan pentingnya mengembalikan Pancasila sebagai kompas moral bangsa.
Menurut Rinto, Pancasila bukan hanya dasar negara, tetapi juga pedoman etika bernegara dan bermasyarakat. Ia menegaskan, negara yang besar bukan ditentukan oleh kekuasaan, melainkan oleh kemampuannya menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.
Pancasila Bukan Sekadar Teks, Tapi Pedoman Hidup Bangsa
Rinto menilai Pancasila hari ini terlalu sering dijadikan simbol seremonial tanpa makna substantif. Padahal, setiap sila dalam Pancasila memuat arah moral yang seharusnya menuntun perilaku para penyelenggara negara. Ketuhanan mengajarkan kejujuran, kemanusiaan menuntut keadilan, persatuan menolak diskriminasi, musyawarah mendorong partisipasi, dan keadilan sosial menegakkan kesejahteraan.
“Kalau kelima sila itu dijalankan sungguh-sungguh, tidak akan ada pejabat korup, hukum tumpul, atau rakyat miskin di negeri kaya,” ujar Rinto.
Krisis Nilai dan Rusaknya Orientasi Bangsa
Krisis nilai yang terjadi saat ini tidak lepas dari pergeseran orientasi negara dari rakyat ke rezim. Pemerintah sering kali mengedepankan kepentingan individu jangka pendek ketimbang amanat konstitusi. Negara kehilangan kendali moral karena tidak lagi berpegang pada nilai-nilai Pancasila dalam pengambilan keputusan publik.
“Ketika negara mengabaikan nilai Pancasila, maka hukum kehilangan keadilan, kebijakan kehilangan arah, dan kekuasaan kehilangan legitimasi,” tambahnya.
Prinsip Partai X: Negara untuk Rakyat, Bukan untuk Kekuasaan
Dalam Prinsip Partai X, ditegaskan bahwa negara sejatinya dibangun atas tiga pilar utama melindungi, melayani, dan mengatur rakyat. Negara bukan alat kekuasaan, melainkan wadah keadilan sosial dan kesejahteraan bersama. Partai X memandang bahwa Pancasila harus menjadi “roh” yang menghidupkan sistem pemerintahan dan menjadi tolok ukur setiap kebijakan publik.
“Negara harus hadir melindungi yang lemah, melayani yang membutuhkan, dan mengatur dengan kebijaksanaan bukan dengan kekuasaan,” tegas Rinto.
Solusi Partai X: Menghidupkan Kembali Akal Sehat dan Moral Publik
Partai X menawarkan tiga langkah konkret untuk menghidupkan kembali Pancasila sebagai kompas moral bangsa:
- Pendidikan Karakter dan Kewarganegaraan Berbasis Pancasila
Pendidikan harus menginternalisasi nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, dan Keadilan sebagai fondasi akhlak generasi muda. - Pemerintahan Etis dan Transparan
Setiap kebijakan publik harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral, bukan hanya administratif. Transparansi adalah bentuk pelayanan moral kepada rakyat. - Musyawarah Kebangsaan untuk Reformasi Sistem
Partai X mendorong forum kebangsaan lintas lembaga dan generasi untuk menilai kembali arah moral nasional.
Menurut Rinto, tugas negara bukan hanya mengatur rakyat, tapi juga menjaga nilai yang melandasi kehidupan berbangsa. Negara yang kehilangan kompas moral akan mudah tersesat dalam kepentingan kekuasaan. “Kalau Pancasila dijadikan dasar berpikir dan bertindak, kita tidak perlu takut kehilangan arah. Nilai akan menuntun kita,” ujarnya.
Partai X menegaskan, reformasi moral adalah fondasi dari reformasi sistem. Tanpa akhlak kenegaraan, pembangunan hanya akan menghasilkan ketimpangan. Pancasila harus dihidupkan kembali bukan hanya diucapkan, tapi diwujudkan dalam kebijakan dan perilaku



