beritax.id — Anggota Majelis Tinggi Partai X, Rinto Setiyawan, mengingatkan kembali esensi dari keberadaan negara dan kepemimpinan. Menurutnya, tugas negara bukan hanya mengatur, tetapi juga melindungi dan melayani rakyat. “Tugas negara itu tiga, loh: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat,” tegasnya.
Pernyataan Rinto disampaikan sebagai refleksi terhadap gejala kekuasaan yang semakin berorientasi pada pencitraan dan popularitas. Ia menilai, kepemimpinan sejati seharusnya tumbuh dari nilai, bukan sekadar dari sorotan kamera atau popularitas sesaat. Dalam pandangan Partai X, kepemimpinan yang berlandaskan nilai adalah kunci keberlanjutan bangsa dan kesejahteraan rakyat.
Negara Bukan Alat Kekuasaan, Melainkan Wadah Kedaulatan Rakyat
Partai X menegaskan bahwa negara harus dipahami sebagai entitas yang terdiri dari wilayah, rakyat, dan pemerintah. Pemerintah hanyalah sebagian kecil dari rakyat yang diberi kewenangan untuk menjalankan kebijakan secara efektif, efisien, dan transparan demi keadilan dan kesejahteraan.
Konsep ini menegaskan perbedaan mendasar antara negara dan pemerintah. Dalam analogi Partai X, negara diibaratkan sebagai bus, rakyat sebagai penumpang, kepala negara sebagai pemilik bus, dan kepala pemerintahan sebagai sopir. “Pemilik buslah yang menentukan arah tujuan, bukan sopirnya,” terang Rinto.
Ketika pemerintah sekaligus menjadi pemilik kekuasaan, maka yang lahir adalah penyimpangan arah. Kebijakan negara pun berubah menjadi alat kepentingan pribadi atau kelompok. Karena itu, Partai X menegaskan, negara bukanlah rezim, dan rezim bukanlah negara.
Kepemimpinan Sejati Lahir dari Nilai, Bukan Citra
Menurut Partai X, krisis kepemimpinan yang melanda negeri ini bersumber dari hilangnya orientasi nilai dalam kekuasaan. Banyak pejabat publik lebih sibuk membangun popularitas ketimbang membangun kebijakan. Mereka berlomba menonjolkan pencitraan di ruang publik tanpa pemahaman mendalam tentang hakikat melayani.
Padahal, dalam pandangan Partai X, politik adalah perjuangan untuk memperoleh dan menjalankan kewenangan secara efektif, efisien, dan transparan demi keadilan dan kesejahteraan rakyat. Negarawan sejati tidak mengejar tepuk tangan, melainkan memastikan kebijakan yang lahir dari hikmat kebijaksanaan dan berpihak pada rakyat. Negarawan berkomitmen terhadap ilmu kenegaraan dan pemerintahan, serta memiliki kepekaan terhadap penderitaan masyarakat.
Prinsip Partai X: Rakyat Adalah Raja, Pemerintah Adalah Pelayan
Partai X menegaskan, rakyat adalah pemilik kedaulatan negara. Pemerintah hanyalah pelayan, bukan penguasa. Dalam pandangan Partai X, pejabat negara ibarat Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang dipekerjakan oleh rakyat untuk mengurus urusan mereka. Maka, pemerintah harus bekerja profesional, transparan, dan bertanggung jawab kepada rakyat sebagai pemberi mandat.
Partai X menilai, arah pembangunan nasional harus dikembalikan kepada nilai-nilai keadilan sosial sebagaimana termaktub dalam Pancasila. Pancasila tidak boleh berhenti sebagai slogan, tetapi harus menjadi pedoman operasional dalam setiap kebijakan publik.
Solusi Partai X: Daur Ulang Sistem dan Etika Kenegaraan
Sebagai langkah nyata, Partai X menawarkan serangkaian solusi untuk memulihkan arah bernegara. Pertama, melalui Musyawarah Kenegarawanan Nasional yang melibatkan empat pilar bangsa: kaum intelektual, agama, TNI/Polri, dan budaya. Forum ini menjadi ruang bersama untuk merumuskan visi baru kenegaraan berbasis nilai.
Kedua, mendorong Amandemen Kelima UUD 1945 guna mengembalikan kedaulatan sepenuhnya kepada rakyat. Ketiga, pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) untuk mengawal transisi sistem kenegaraan agar sesuai dengan cita-cita keadilan sosial.
Partai X juga menekankan pentingnya pemisahan tegas antara negara dan pemerintah. Negara harus tetap kokoh meski pemerintahan berganti atau kolaps. Di sisi lain, pendidikan moral berbasis Pancasila harus diperkuat di seluruh jenjang pendidikan agar generasi muda tumbuh dengan kesadaran ideologis dan tanggung jawab kebangsaan.
Selain itu, transformasi birokrasi digital dan reformasi hukum berbasis kepakaran menjadi prioritas. Upaya ini dilakukan untuk memutus rantai korupsi, menghapus manipulasi kekuasaan, dan memastikan keadilan berpihak pada yang benar, bukan pada yang berkuasa.
Partai X: Dari Nilai Menuju Transformasi Bangsa
Partai X percaya, masa depan Indonesia ditentukan oleh sejauh mana bangsa ini berani membangun kepemimpinan berbasis nilai, bukan sekadar popularitas. Pemimpin yang melayani adalah mereka yang sadar bahwa kekuasaan hanyalah titipan rakyat.
Dalam pandangan Partai X, keberanian mengembalikan arah negara kepada nilai-nilai luhur Pancasila adalah bentuk pengabdian tertinggi bagi bangsa. Saatnya bangsa ini tidak lagi menilai pemimpin dari sorotan kamera, tetapi dari integritas, kebijakan, dan keberpihakannya kepada rakyat.
Sebagaimana disampaikan Rinto Setiyawan, pemimpin sejati bukan yang ingin dikuasai oleh rakyat, melainkan yang berjuang untuk melayani rakyat. Kepemimpinan sejati lahir dari nilai, tumbuh dari pengabdian, dan bertujuan untuk menegakkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.



