By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Tuesday, 16 December 2025

Wawasan eksklusif, data, dan analisis untuk para NEGARAWAN

Jelajahi Sekarang
Logo Berita X
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Berita Terkini
  • Pilihan Editor
  • Kategori Berita
    • Agama
    • Berita Terkini
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Internasional
    • Kriminal
    • Pemerintah
    • Pendidikan
    • Seputar Pajak
    • Sosial
    • Teknologi
Font ResizerAa
  • Internasional
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Seputar Pajak
  • Agama
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Sosial
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
Font ResizerAa
Berita XBerita X
  • Berita Terkini
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Pemerintah
  • Teknologi
Cari Artikel
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Berita Terkini
  • Ekonomi
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Pendidikan
  • Kriminal
© 2025 beritax.id - All Rights Reserved.
Berita X > Blog > Pemerintah > Ketika Hukum Berpihak pada Kekayaan, Bukan Keadilan
Pemerintah

Ketika Hukum Berpihak pada Kekayaan, Bukan Keadilan

Diajeng Maharani
Last updated: December 15, 2025 10:07 am
By Diajeng Maharani
Share
5 Min Read
SHARE

beritax.id – Hukum cuma murah buat yang punya duit, tapi jadi super mahal buat yang nggak punya apa-apa. Padahal, bukankah hukum seharusnya berdiri untuk semua? Kalau keadilan bisa dibeli, itu artinya bukan lagi keadilan.

Contents
Hukum Jadi Barang DaganganHarapan akan Keadilan yang SejatiSolusi Partai X

Karena keadilan yang nyata bukan soal siapa punya saldo tebal, tapi soal semua orang bisa merasakan perlindungan yang sama. Selama hukum masih dijadikan barang dagangan, jangan heran kalau rakyat kecil selalu jadi korban, sementara yang kaya bisa tidur nyenyak di balik tameng uangnya.

Hukum Murah untuk Kaya, Mahal untuk Miskin

Ada pepatah klasik: “Semua orang sama di depan hukum.” Kedengarannya sederhana, tapi Indonesia sekarang ini tidak bisa. Hukum lentur di hadapan mereka yang kaya, tapi kaku dan keras terhadap mereka yang miskin.

Bayangkan dua orang melakukan kesalahan yang sama. Yang satu punya banyak uang, yang lain hanya pekerja biasa yang bahkan kesulitan membayar makan sehari-hari. Proses hukumnya akan berbeda.

Si kaya punya pengacara top, bisa bernegosiasi, bisa “melicinkan” jalannya kasus. Akhirnya hukuman ringan atau bahkan bisa bebas.

You Might Also Like

SPJ Fiktif Kembali Muncul, Partai X: Birokrasi Rakus Harus Disapu Bersih!
Absen di Sidang Gugatan, Simbol Arogansi Kekuasaan yang Mengabaikan Hukum
PDIP Komitmen Jaga Pangan, Partai X: Pastikan Rakyat Tak Lagi Kelaparan!
Cak Nun dan 5 Tahapan Spiritualitas dalam Rancang Bangun Negara

Si miskin? Ia harus berhadapan sendirian, dengan biaya perkara yang mahal, tanpa akses ke pembelaan yang layak. Hasilnya sudah bisa ditebak: vonis berat jatuh kepadanya. Lalu di mana letak keadilan yang katanya sama untuk semua itu?

Hukum Jadi Barang Dagangan

Kita sering mendengar istilah “mafia peradilan.” Dari kasus besar sampai kasus kecil, ada saja cerita bagaimana hukum dipermainkan. Uang bisa mengubah dakwaan, mempengaruhi putusan, atau sekadar membuat perkara menguap tanpa kabar.

Lembaga hukum yang seharusnya jadi benteng terakhir keadilan malah terlihat seperti mesin yang bisa disewa. Bukan hanya merusak citra, tapi juga menghancurkan kepercayaan rakyat pada negara.

Rakyat kelas menengah ke bawah jadi korban berlapis. Pertama, korban dari tindak pidana yang mungkin menimpa mereka. Kedua, korban dari sistem hukum yang tidak berpihak. Ketiga, korban stigma sosial, karena masyarakat sering kali langsung menilai mereka bersalah hanya karena tak mampu membela diri.

Inilah ketidakadilan paling menyakitkan adalah hukum bukan lagi alat pelindung, tapi palu yang menghantam yang lemah.

Harapan akan Keadilan yang Sejati

Kalau dibiarkan, sistem seperti ini tidak hanya membuat masyarakat apatis. Pertanyaan besar muncul, jika hukum tidak bisa dipercaya lalu ke mana rakyat harus mencari keadilan. Apakah mereka harus menggantungkan nasib pada opini publik di media sosial, atau memilih jalan berbahaya dengan main hakim sendiri. Itu tanda jelas kegagalan negara hukum.

Padahal keadilan sejati sederhana. Ia bukan soal siapa yang punya uang lebih banyak, melainkan soal siapa yang benar dan siapa yang salah. Keadilan adalah rasa aman, rasa dilindungi, dan rasa diperlakukan sama di hadapan hukum.

Masih ada aparat hukum yang jujur dan bekerja dengan hati nurani, tetapi sistem yang bobrok membuat suara mereka sering tenggelam. Pertanyaannya sekarang, apakah kita akan terus membiarkan hukum jadi komoditas yang bisa dibeli, atau berani menuntut agar hukum kembali pada tujuan aslinya, yaitu rumah keadilan bagi semua rakyat.

Solusi Partai X

Partai X percaya, masalah hukum di negeri ini tidak bisa diselesaikan dengan cara-cara setengah hati. Perlu perubahan besar yang benar-benar mengembalikan hukum untuk rakyat.

Kita mulai dengan Musyawarah Kenegarawanan Nasional yang melibatkan empat pilar bangsa, yaitu kaum intelektual, tokoh agama, TNI Polri, dan pelaku budaya. Dari sinilah lahir arah baru untuk menata ulang negara.

Amandemen Kelima UUD 1945 harus dibuat supaya kedaulatan kembali ke tangan rakyat. Untuk mengawal masa transisi, dibentuk MPRS sementara agar semua berjalan jujur dan terbuka.

Negara juga harus dipisahkan dari pemerintah. Pemerintah bisa jatuh kapan saja, tapi negara harus tetap kokoh. Pancasila harus dijalankan sebagai pedoman nyata, bukan sekadar slogan. Partai politik yang gagal mendidik rakyat dibubarkan, lalu diverifikasi ulang supaya hanya yang sehat yang bisa bertahan.

Hukum juga harus direformasi total berbasis kepakaran. Putusan harus berdiri di atas kebenaran, bukan uang. Birokrasi harus digital, supaya korupsi terputus dan pelayanan publik lebih transparan.

Generasi muda perlu dibekali pendidikan moral dan politik berbasis Pancasila sejak sekolah. Nilai ini harus disebarkan lewat TV, radio, media online, dan media sosial negara agar sampai ke seluruh rakyat.

Dengan cara ini, hukum tidak lagi jadi tameng pejabat atau mainan orang kaya. Hukum kembali jadi pelindung rakyat. Karena keadilan sejati bukan soal siapa yang kuat atau kaya, tapi keberanian negara menegakkan kebenaran tanpa pandang bulu.

TAGGED:Berita Trending
Share This Article
Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article Krisis Ekonomi Global Bukan Alasan untuk Membiarkan Rakyat Menjadi Korban
Next Article Menteri Pertanian Amran Minta Maaf soal Data Bantuan Beras, Jangan Terulang!

Berlangganan Newsletter

Berlanggananlah buletin kami untuk segera mendapatkan artikel terbaru kami!
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
WhatsAppFollow

Top News

Sengketa pajak PT MSMP dalam persidangan yang membahas dugaan cacat prosedur pemeriksaan.
Berita Terkini

Gugatan PT MSMP Memanas: Ahli Bongkar Dugaan Pelanggaran Prosedur Pemeriksaan Pajak

December 2, 2025
Pemerintah

Danantara, Proyek Besar Tanpa Kontrol? Partai X Pertanyakan Transparansi

February 24, 2025
Ekonomi

Bank Emas Prabowo: Solusi Ekonomi atau Kontroversi Baru?

February 24, 2025
Berita Terkini

“Indonesia Gelap” dianggap Reaksi Kaget Rakyat Soal Kebijakan, Partai X: Prabowo Harus Dengarkan Aspirasi!

February 24, 2025

You May also Like

Pemerintah

Purbaya Sidak BNI, Partai X: Rakyat Butuh Aksi, Bukan Sidak!

September 30, 2025
Pemerintah

Pemerintah Tarik Utang Negara Rp463,7 T, Partai X: Utang Meningkat, Rakyat Tetap Sengsara!

September 24, 2025
Pemerintah

Amnesti Narkoba, Partai X: Hukum Harus Tegak, Jangan Buat Pengecualian!

November 14, 2025
Pemerintah

MK Tolak DKPP Mandiri, Partai X: Etika Pemilu Ditarik Masuk Lagi!

June 9, 2025
Show More
  • Berita Lain:
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Hot
  • Politics
  • Renewable Energy
  • Yudizaman
  • Hotel Ayani
  • CV Hotel Wisata
Logo Berita X

Membaca Masalah, Menyajikan Solusi untuk Negeri: Sajian berita terbaru hari ini seputar politik,
hukum, kriminal, olahraga, otomotif, hingga teknologi, di Indonesia dan dunia.

Youtube Instagram X-twitter

Tentang Legalitas

Nama : PT PENERBITX INDONESIA JAYA
Nomor AHU : AHU-010653.AH.01.30.Tahun 2025
Alamat :  Muara Sarana Indah C- Jetis, Malang , Jawa Timur 
Contact Person  : 0816-633-250

  • Beriklan dengan kami
  • Privacy Policy
  • Cookie Policy
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.