beritax.id – Kementerian Agama (Kemenag) menyiapkan 6.180 posko mudik berbasis masjid yang tersebar di 23 provinsi di Indonesia. Posko ini bertujuan memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi para pemudik selama perjalanan Lebaran 2025.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad, menjelaskan bahwa program ini merupakan implementasi dari Surat Edaran Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2025. Posko yang diberi nama “Masjid Ramah di Jalur Mudik” ini akan beroperasi selama 24 jam. Dengan menyediakan fasilitas seperti toilet bersih, air wudu, tempat istirahat, hingga makanan dan minuman takjil untuk para pemudik.
“Kami mendorong jajaran Kemenag dan Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) daerah untuk bergerak aktif mengkomunikasikan program ini dengan masjid-masjid setempat,” ujar Abu Rokhmad, Selasa (25/3/2025).
Partisipasi Warga Jadi Kunci Keberhasilan
Abu Rokhmad menyebut bahwa program ini mendapat dukungan dari berbagai pihak. Berbagai sumbangan seperti makanan, minuman, perlengkapan ibadah, hingga tenaga sukarela terus berdatangan demi memastikan posko berjalan optimal.
Posko mudik tersebut tersebar di berbagai wilayah dengan jumlah terbesar berada di Jawa Barat (1.002 posko), Sumatera Barat (604), Riau (510), dan Kalimantan Selatan (556). Program ini diharapkan dapat memberikan rasa aman bagi pemudik, terutama yang melakukan perjalanan jauh.
Partai X Ingatkan Pentingnya Sosialisasi Posko Mudik
Menanggapi langkah tersebut, Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X-Institute, Prayogi R Saputra, mengingatkan agar keberadaan posko tersebut disosialisasikan dengan baik agar tidak menyulitkan pemudik.
“Program ini niatnya baik, tapi jangan sampai pemudik malah bingung mencari posko karena kurang informasi. Kemenag harus memastikan bahwa informasi lokasi posko ini mudah diakses masyarakat,” tegas Prayogi.
Partai X menekankan bahwa tugas pemerintah meliputi tiga hal utama: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Oleh karena itu, langkah ini dinilai perlu disertai koordinasi yang baik dengan pihak terkait agar benar-benar efektif.
“Kami mendukung penuh program ini, tetapi kami berharap implementasinya tidak asal-asalan. Jangan sampai posko tersedia tetapi malah sulit ditemukan,” pungkas Prayogi.