beritax.id – Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengingatkan bahwa keberagaman tidak boleh dijadikan bahan konflik atau perpecahan. Menurutnya, kemajemukan bangsa Indonesia justru harus menjadi sumber harmoni dan kekuatan nasional.
Namun, Partai X menilai pesan itu belum cukup jika keberagaman hanya berhenti pada diskusi dan seremoni. Bangsa besar ini butuh tindakan nyata untuk menjaga persatuan, bukan hanya narasi kebangsaan di podium.
Tugas Negara: Melindungi, Melayani, dan Mengatur Rakyat
Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X Institute, Prayogi R. Saputra, menegaskan kembali hakikat tugas negara. “Tugas negara itu tiga,” ujarnya, “melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat.”
Menurut Prayogi, keberagaman baru bisa menjadi kekuatan jika negara hadir menjalankan tiga fungsi tersebut secara adil dan nyata. “Kalau negara gagal melindungi rakyat dari ketimpangan, maka semboyan Bhinneka Tunggal Ika hanya jadi hiasan pidato,” tegasnya.
Ia menilai, tugas pemerintah bukan sekadar menjaga simbol persatuan, tapi memastikan rakyat merasakan manfaat nyata dari keberagaman yang dijaga bersama.
Bangsa Bersatu Butuh Arah, Bukan Seremonial
Partai X mengingatkan, sejarah menunjukkan bahwa para pendiri bangsa mampu menyatukan perbedaan karena memiliki arah dan tujuan bersama. Persatuan yang sejati tidak lahir dari seremoni, melainkan dari keadilan sosial yang dirasakan setiap warga negara.“Bangsa ini butuh kesetaraan dalam pendidikan, ekonomi, dan hukum,” ujar Prayogi.
Menurutnya, selama keadilan belum ditegakkan, pembicaraan tentang persatuan hanya akan menjadi wacana penguasa tanpa makna rakyat.
Ia menambahkan, Bhinneka Tunggal Ika seharusnya dihidupkan dalam kebijakan, bukan hanya dihafalkan dalam upacara kenegaraan.
Kritik Partai X: Persatuan Harus Diikuti Pemerataan
Partai X menilai bahwa berbicara tentang kebhinnekaan tanpa pemerataan adalah bentuk kemunafikan kekuasaan. Persatuan sejati, kata Prayogi, menuntut pemerataan kesejahteraan di seluruh wilayah Indonesia.
“Tidak bisa bicara Indonesia Emas 2045 kalau rakyatnya masih lapar dan terpinggirkan,” ucapnya.
Ia menegaskan, keberagaman harus menjadi dasar pemerataan, bukan alasan pembenaran bagi ketimpangan. Prayogi juga mengingatkan, tugas pejabat bukan sekadar menyosialisasikan empat pilar kebangsaan, tapi memastikan empat pilar itu menyejahterakan rakyat.
Solusi Partai X: Negara Harus Kembali ke Arah Rakyat
Sesuai dengan prinsip Partai X, pemerintah hanyalah sebagian kecil rakyat yang diberi mandat untuk mengelola negara.
Negara harus dijalankan secara efektif, efisien, dan transparan untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan bersama.
Partai X menawarkan beberapa solusi konkret:
- Musyawarah kenegarawanan nasional, melibatkan kaum intelektual, tokoh agama, budaya, dan aparat negara, untuk menyusun arah bangsa yang berbasis rakyat.
- Reformasi hukum berbasis kepakaran, memastikan hukum melayani kebenaran, bukan kekuasaan.
- Transformasi birokrasi digital, agar pelayanan publik transparan dan akuntabel di seluruh daerah.
- Pendidikan moral dan berbasis Pancasila, membangun kesadaran bahwa persatuan hanya berarti jika diiringi keadilan.
- Pemisahan tegas antara negara dan pemerintah, supaya perubahan rezim tidak merusak fondasi persatuan nasional.
Bangsa Bersatu Karena Diperjuangkan, Bukan Diwacanakan
Prayogi menutup pernyataannya dengan refleksi. “Bangsa tidak bersatu karena slogan, tapi karena keberanian memperjuangkan rakyat,” ujarnya.
Ia menekankan, Indonesia tidak kekurangan semboyan, tapi kekurangan aksi yang berpihak kepada rakyat.“Keberagaman itu anugerah, tapi tanpa keadilan, ia bisa berubah jadi luka. Karena itu, persatuan harus dibangun lewat pelayanan, bukan pidato,” pungkasnya.



