beritax.id – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mendorong masyarakat menanam cabai merah di rumah untuk menekan harga yang melonjak di berbagai daerah. Ia menilai, cabai merah merupakan tanaman mudah dibudidayakan, cepat dipanen, dan bisa ditanam dalam polybag di pekarangan rumah.
“Kalau masyarakat mau menanam cabai di komunitas masing-masing, hasilnya cepat dipanen dan bisa bantu menekan harga di pasar,” kata Tito di Jakarta, Senin (13/10/2025).
Tito mengungkapkan, kenaikan harga cabai merah terjadi di 514 kabupaten dan kota akibat distribusi hasil panen yang belum optimal.
“Masalahnya bukan di produksi, tetapi di distribusi. Inflasi naik karena harga cabai tinggi di daerah penghasil,” jelasnya.
Selain cabai merah, harga daging ayam ras juga naik, dipicu penyesuaian harga oleh Kementerian Pertanian untuk melindungi peternak.
Partai X: Rakyat Jangan Dibiarkan Jadi Tukang Solusi
Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X Institute, Prayogi R Saputra, mengapresiasi ajakan menanam cabai namun menilai pendekatan pemerintah masih parsial.
“Gerakan menanam cabai bagus, tapi jangan sampai rakyat dijadikan solusi dari kegagalan negara mengatur pangan,” tegas Prayogi.
Ia menilai negara tidak boleh menyerahkan tanggung jawab ketahanan pangan hanya kepada rakyat. Negara wajib hadir dengan sistem pangan yang terencana.
“Rakyat menanam boleh, tapi pemerintah harus memastikan distribusi dan harga stabil. Jangan hanya seremonial,” ujarnya.
Prayogi menegaskan bahwa tugas negara itu tiga loh melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Menurutnya, bila harga cabai masih dikendalikan pasar tanpa pengawasan, maka negara gagal menjalankan fungsi pengaturan.
Kritik Partai X: Inflasi Pangan Bukan Sekadar Soal Cabai
Partai X menilai lonjakan harga cabai hanyalah gejala dari penyakit lama: buruknya tata kelola pangan nasional.
“Inflasi pangan adalah cermin lemahnya sistem logistik dan distribusi yang tidak pernah diselesaikan,” ungkap Prayogi. Menurutnya, harga bahan pokok selalu naik tiap tahun karena negara tidak memiliki sistem cadangan dan distribusi yang modern.
“Negara sibuk bicara swasembada, tapi gagal memastikan jalur distribusi aman. Ini masalah klasik tanpa penyelesaian nyata,” lanjutnya. Partai X menegaskan, negara seharusnya tidak hanya mengimbau rakyat menanam, tapi membangun sistem ekonomi pangan yang berpihak pada petani dan konsumen.
Analogi Partai X: Halaman Rumah Adalah Simbol Ketahanan Bangsa
Dalam analogi Partai X, halaman rumah adalah miniatur kedaulatan negara. Dari tanah kecil, bangsa besar bisa bertahan hidup. Namun, bila rakyat menanam karena negara absen, itu pertanda sistem besar sedang sakit.
“Menanam cabai di rumah boleh jadi solusi darurat, tapi jangan dijadikan substitusi dari tanggung jawab negara,” ujar Prayogi. Partai X menyerukan agar gerakan menanam cabai dijadikan gerakan kekuasaan pangan rakyat, bukan alat pencitraan birokrasi.
“Rakyat harus berdaya, bukan sekadar disuruh tanam karena harga gagal dikendalikan pemerintah,” tegasnya.
Solusi Partai X: Reformasi Ketahanan Pangan Nasional
Partai X menawarkan langkah konkret untuk memperkuat ketahanan pangan berbasis kemandirian rakyat dan pengawasan negara. Pertama, Musyawarah Kenegarawanan Nasional tentang pangan untuk menyatukan visi pemerintah pusat dan daerah dalam satu arah kebijakan pangan nasional. Kedua, reformasi tata niaga dan logistik pangan berbasis digital agar distribusi tidak lagi bergantung pada tengkulak dan kartel. Ketiga, pemisahan tegas antara negara dan pemerintah, agar kebijakan pangan bebas dari kepentingan jangka pendek. Keempat, penguatan peran koperasi pangan rakyat, agar harga bahan pokok tidak dimainkan oleh jaringan pasar oligopolistik. Kelima, pendidikan moral dan kenegarawanan bagi pejabat publik, agar memahami bahwa ketahanan pangan bukan sekadar ekonomi, melainkan pertahanan bangsa.
Menurut Prayogi, “Kalau halaman rumah dijadikan simbol kemandirian rakyat, maka negara harus memastikan pasar tidak memperkosa hasilnya.”
Partai X menegaskan bahwa ketahanan pangan adalah tanggung jawab kolektif negara terhadap rakyat. Gerakan menanam cabai memang baik, tetapi kebijakan pangan nasional harus lebih dari sekadar ajakan moral. Sebagaimana prinsip Partai X, negara bukan rezim, dan rezim bukan negara. Negara sejati hadir untuk melindungi, melayani, dan mengatur rakyat dengan keadilan.