By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Friday, 19 December 2025

Wawasan eksklusif, data, dan analisis untuk para NEGARAWAN

Jelajahi Sekarang
Logo Berita X
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Berita Terkini
  • Pilihan Editor
  • Kategori Berita
    • Agama
    • Berita Terkini
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Internasional
    • Kriminal
    • Pemerintah
    • Pendidikan
    • Seputar Pajak
    • Sosial
    • Teknologi
Font ResizerAa
  • Internasional
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Seputar Pajak
  • Agama
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Sosial
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
Font ResizerAa
Berita XBerita X
  • Berita Terkini
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Pemerintah
  • Teknologi
Cari Artikel
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Berita Terkini
  • Ekonomi
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Pendidikan
  • Kriminal
© 2025 beritax.id - All Rights Reserved.
Berita X > Blog > Pemerintah > Gelombang Pengungsian Papua dan Ketimpangan Narasi Keamanan
Pemerintah

Gelombang Pengungsian Papua dan Ketimpangan Narasi Keamanan

Diajeng Maharani
Last updated: December 17, 2025 1:34 pm
By Diajeng Maharani
Share
4 Min Read
SHARE

beritax.id – Gelombang pengungsian warga sipil di sejumlah wilayah Papua kembali terjadi. Perempuan, anak-anak, dan lansia terpaksa meninggalkan kampung halaman mereka untuk mencari tempat yang dianggap lebih aman. Namun di tengah situasi kemanusiaan tersebut, narasi resmi yang dominan justru masih berkutat pada isu keamanan dan stabilitas wilayah, seolah penderitaan warga hanyalah efek samping yang bisa diabaikan.

Pengungsian warga Papua bukan hanya persoalan mobilitas penduduk, melainkan krisis kemanusiaan. Akses terhadap pangan, layanan kesehatan, pendidikan, dan perlindungan dasar terputus. Banyak pengungsi hidup dalam kondisi darurat tanpa kepastian kapan mereka bisa kembali ke rumah.

Namun, pendekatan yang digunakan masih didominasi logika keamanan, bukan perlindungan warga sipil.

Narasi Keamanan Menutup Suara Korban

Dalam berbagai pernyataan resmi, negara kerap menekankan pentingnya penegakan keamanan dan ketertiban. Sayangnya, narasi ini sering kali menutupi suara para korban pengungsian. Cerita tentang trauma, kehilangan, dan kebutuhan mendesak warga jarang mendapat porsi yang setara dalam ruang publik.

Ketimpangan narasi ini berisiko mengaburkan akar persoalan dan menghambat solusi yang berorientasi pada kemanusiaan.

Pelayanan Negara yang Belum Menjangkau Pengungsi

Di banyak lokasi pengungsian, keterbatasan layanan dasar masih menjadi persoalan utama. Bantuan bersifat sporadis, sementara koordinasi antarinstansi berjalan lambat. Kondisi ini menunjukkan bahwa negara belum sepenuhnya hadir sebagai pelayan bagi warganya yang paling rentan.

You Might Also Like

Kepentingan Pejabat di Balik Revisi UU Minerba yang Kontroversial
Ketua DPD Desak Status Bencana Nasional, Partai X Minta Respons Cepat
Pajak Perhiasan Ilegal, Partai X: Tegas Tapi Jangan Bikin UMKM Tersingkir!
Purbaya Bilang Ekonomi Era Prabowo Baik, Partai X: Rakyat Masih Sengsara!

Pengungsi tidak hanya membutuhkan bantuan logistik, tetapi juga jaminan perlindungan dan pemulihan kehidupan sosial mereka.

Tanggapan Prayogi R. Saputra: Negara Harus Hadir untuk Rakyat

Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X Institute, Prayogi R. Saputra, menegaskan bahwa persoalan pengungsian di Papua harus dilihat dari sudut pandang tanggung jawab negara.

“Tugas negara itu ada tiga: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Jika warga harus mengungsi karena merasa tidak aman, maka fungsi perlindungan gagal. Jika pengungsi kesulitan mendapatkan layanan dasar, maka fungsi pelayanan tidak berjalan. Dan jika persoalan ini terus berulang, berarti negara belum mampu mengatur dengan adil dan bijak,” tegas Prayogi.

Ia menekankan bahwa pendekatan keamanan tidak boleh mengesampingkan hak-hak dasar warga sipil.

Ketimpangan Kebijakan antara Keamanan dan Kemanusiaan

Ketika kebijakan lebih fokus pada stabilitas jangka pendek dibanding pemulihan kehidupan warga, maka luka sosial akan terus membesar. Tanpa pendekatan yang manusiawi dan partisipatif, konflik akan terus melahirkan gelombang pengungsian baru.

Papua membutuhkan kebijakan yang mendengar rakyat, bukan sekadar mengamankan wilayah.

Solusi: Menggeser Pendekatan dari Keamanan ke Perlindungan Rakyat

Untuk mengatasi krisis pengungsian secara berkelanjutan, langkah-langkah berikut perlu dilakukan:

  • Menempatkan keselamatan warga sipil sebagai prioritas utama
    Pendekatan keamanan harus tunduk pada prinsip perlindungan hak asasi manusia.
  • Memastikan layanan dasar bagi pengungsi terpenuhi secara berkelanjutan
    Pangan, kesehatan, pendidikan, dan perlindungan psikososial tidak boleh bersifat sementara.
  • Membuka ruang dialog dan partisipasi masyarakat lokal
    Kebijakan yang menyangkut Papua harus melibatkan suara warga Papua sendiri.
  • Menyelaraskan narasi negara dengan realitas kemanusiaan di lapangan
    Pengakuan atas penderitaan rakyat adalah langkah awal pemulihan.
  • Memperkuat koordinasi lintas lembaga untuk penanganan pengungsian
    Agar negara benar-benar hadir, bukan hanya dalam pernyataan.

Penutup: Keamanan Tanpa Kemanusiaan Adalah Kekosongan

Gelombang pengungsian di Papua adalah cermin dari kebijakan yang belum sepenuhnya berpihak pada rakyat. Selama negara lebih sibuk membangun narasi keamanan daripada memastikan keselamatan warganya, ketidakpercayaan akan terus tumbuh.

Melindungi, melayani, dan mengatur rakyat bukan slogan, melainkan kewajiban yang harus dirasakan langsung oleh mereka yang paling terdampak.

TAGGED:Berita Trending
Share This Article
Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article Pergeseran Kontrol Informasi dari Pers ke Pemerintah
Next Article Larangan Investigasi di RUU Penyiaran dan Redupnya Cahaya Jurnalisme

Berlangganan Newsletter

Berlanggananlah buletin kami untuk segera mendapatkan artikel terbaru kami!
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
WhatsAppFollow

Top News

Pemerintah

Danantara, Proyek Besar Tanpa Kontrol? Partai X Pertanyakan Transparansi

February 24, 2025
Ekonomi

Bank Emas Prabowo: Solusi Ekonomi atau Kontroversi Baru?

February 24, 2025
Berita Terkini

“Indonesia Gelap” dianggap Reaksi Kaget Rakyat Soal Kebijakan, Partai X: Prabowo Harus Dengarkan Aspirasi!

February 24, 2025
Ekonomi

Heboh Seruan Tarik Dana dari Bank Karena Danantara, Partai X Soroti Transparansi

February 24, 2025

You May also Like

Seputar Pajak

Hakim Abaikan Etika dan Keadilan: Hafsah, Tri, dan Sulaiman Terjerat Pelanggaran Kode Etik

August 8, 2025
Ketua DPR RI Puan Maharani menyerukan agar perwira muda TNI dan Polri mampu memahami dinamika antar negara.
Pemerintah

Ketua DPR Ajak Perwira Pahami Hubungan Antar Negara, Partai X: Kalau Penguasa Sendiri Buta Etika, Apa yang Mau Diajarkan?

July 24, 2025
Presiden Prabowo Subianto secara resmi menyerahkan Surat Keputusan (SK) badan hukum kepada perwakilan lima koperasi desa
Ekonomi

SK Kopdes Diserahkan, Partai X: Tanpa Keadilan Ekonomi, Koperasi Rakyat Tak Akan Bertahan Lama!

July 22, 2025
Pemerintah

MK Tegaskan Penyelenggara Pertunjukan Wajib Bayar Royalti ke Pencipta, Publik Desak Penegakan Hukum Tegas

December 18, 2025
Show More
  • Berita Lain:
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Hot
  • Politics
  • Renewable Energy
  • Yudizaman
  • Hotel Ayani
  • CV Hotel Wisata
Logo Berita X

Membaca Masalah, Menyajikan Solusi untuk Negeri: Sajian berita terbaru hari ini seputar politik,
hukum, kriminal, olahraga, otomotif, hingga teknologi, di Indonesia dan dunia.

Youtube Instagram X-twitter

Tentang Legalitas

Nama : PT PENERBITX INDONESIA JAYA
Nomor AHU : AHU-010653.AH.01.30.Tahun 2025
Alamat :  Muara Sarana Indah C- Jetis, Malang , Jawa Timur 
Contact Person  : 0816-633-250

  • Beriklan dengan kami
  • Privacy Policy
  • Cookie Policy
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.