By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Tuesday, 28 October 2025

Wawasan eksklusif, data, dan analisis untuk para NEGARAWAN

Jelajahi Sekarang
Logo Berita X
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Berita Terkini
  • Pilihan Editor
  • Kategori Berita
    • Agama
    • Berita Terkini
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Internasional
    • Kriminal
    • Pemerintah
    • Pendidikan
    • Seputar Pajak
    • Sosial
    • Teknologi
Font ResizerAa
  • Internasional
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Seputar Pajak
  • Agama
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Sosial
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
Font ResizerAa
Berita XBerita X
  • Berita Terkini
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Pemerintah
  • Teknologi
Cari Artikel
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Berita Terkini
  • Ekonomi
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Pendidikan
  • Kriminal
© 2025 beritax.id - All Rights Reserved.
Berita X > Blog > Pemerintah > DPR Harusnya Dewan Perwakilan Rakyat atau Penindas Rakyat?
Pemerintah

DPR Harusnya Dewan Perwakilan Rakyat atau Penindas Rakyat?

Diajeng Maharani
Last updated: October 28, 2025 8:42 am
By Diajeng Maharani
Share
5 Min Read
SHARE

DPR: Dewan Penindas Rakyat?

Contents
Joget di Atas Derita, DPR Masih Pantas Disebut Perwakilan?Kursi Empuk Parlemen, Punggung Rakyat yang Terkorbankan

beritax.id – DPR seharusnya menjadi Dewan Perwakilan Rakyat. Namun kenyataannya, publik justru lebih sering merasakan wajah lain yaitu Dewan Penindas Rakyat. Saat jutaan rakyat hanya mampu makan sekali sehari dengan upah Rp20 ribu, para wakil rakyat menikmati penghasilan setara Rp3 juta per hari. Ironinya, ketika isu itu mencuat, yang muncul justru video anggota DPR berjoget riang. Joget di tengah penderitaan rakyat. Joget di atas keringat buruh, nelayan, petani, dan pedagang kecil.

Klarifikasi pun datang. Katanya bukan kenaikan gaji, hanya kompensasi rumah. Namun rakyat sudah terlalu sering ditipu dengan permainan istilah. Entah disebut tunjangan, fasilitas, atau kompensasi. Ujungnya tetap saja uang rakyat yang mengalir ke kantong pejabat. Jika DPR benar-benar mewakili rakyat, yang seharusnya dipikirkan adalah kesejahteraan konstituen, bukan kenyamanan pribadi.

Kursi parlemen adalah simbol amanah rakyat, bukan singgasana untuk berpesta. Tapi yang tampak justru sebaliknya: rakyat diminta sabar, sementara wakilnya bersenang-senang. Maka wajar bila publik bertanya, apakah DPR ini masih Dewan Perwakilan Rakyat, atau sudah berubah menjadi Dewan Penindas Rakyat?

Joget di Atas Derita, DPR Masih Pantas Disebut Perwakilan?

Video anggota DPR berjoget di tengah isu penghasilan fantastis mereka menjadi potret jelas jarak penguasa dengan rakyat. Di luar gedung megah, jutaan orang hidup dengan Rp20 ribu sehari. Di dalam gedung, wakil rakyat tersenyum dan bergoyang, seolah tak ada masalah.

Rakyat tidak butuh joget. Tidak butuh istilah manis seperti “kompensasi rumah.” Yang rakyat butuh adalah sembako murah, pendidikan layak, dan akses kesehatan yang manusiawi. Namun yang ditunjukkan wakilnya justru pesta di atas penderitaan.

You Might Also Like

LAN Susun Kopdes Merah Putih, Partai X: Pastikan Untungkan Desa, Bukan Oligarki!
Operasi Non-Perang, Partai X: TNI Harus Jaga Rakyat, Bukan Takutkan Rakyat!
KPK Usut Kasus CSR BI dan OJK, Partai X: Sumbangan Sosial Jangan Jadi Kedok Transaksi Kekuasaan!
Purbaya Kejar Penunggak Pajak, Partai X: Rakyat Terus Dibebani, Penguasa Nikmati!

Perwakilan sejati lahir dari keberpihakan. Jika wakil rakyat lebih sibuk menghitung tunjangan ketimbang menghitung berapa banyak rakyat yang masih lapar, maka wajar bila mereka disebut bukan lagi Dewan Perwakilan Rakyat, melainkan Dewan Penindas Rakyat.

Kompensasi untuk Mereka, Kesengsaraan untuk Kita

“Kompensasi” mendadak jadi mantra baru di parlemen. Katanya bukan kenaikan gaji. Padahal bagi rakyat, apapun namanya: gaji, tunjangan, atau fasilitas, tetap saja uang dari pajak rakyat. Uang yang diperas dari keringat petani, nelayan, buruh, dan pedagang kecil.

Ketika rakyat terjepit kebutuhan pokok, DPR justru berpesta dengan kompensasi puluhan juta rupiah per bulan. Kontras ini melukai logika keadilan: bagaimana bisa rakyat yang lapar dipaksa membiayai kenyamanan hidup wakilnya? Setiap rupiah untuk kompensasi seharusnya bisa dipakai memperbaiki sekolah roboh, membangun puskesmas, atau menambah subsidi pangan.

Jika kondisi ini terus dibiarkan, DPR tidak lagi pantas disebut rumah rakyat. Yang tersisa hanyalah gedung megah berisi orang-orang yang sibuk menumpuk kenyamanan pribadi di atas penderitaan bangsanya sendiri.

Kursi Empuk Parlemen, Punggung Rakyat yang Terkorbankan

Kursi parlemen bukan sekadar tempat duduk, melainkan amanah jutaan rakyat. Namun kini kursi itu lebih mirip singgasana mewah. Di luar gedung, rakyat bekerja seharian dan pulang hanya dengan Rp20 ribu. Di dalam gedung, wakil rakyat menikmati penghasilan setara Rp3 juta per hari ditambah berbagai fasilitas.

Dan ketika isu kompensasi mencuat, bukannya empati yang ditunjukkan, melainkan tayangan joget. Joget itu simbol betapa jauhnya mereka dari realitas rakyat. Demokrasi berubah jadi ironi: rakyat dijadikan tangga untuk meraih kursi empuk, lalu setelah sampai, tangga itu ditendang.

Tanpa kesadaran bahwa setiap rupiah berasal dari keringat rakyat, kursi parlemen bukan lagi kursi perwakilan, melainkan kursi pengkhianatan.

Solusi dari Partai X

Partai X menilai, DPR yang lebih sibuk mempertahankan kenyamanan kursinya daripada membela kepentingan rakyat adalah penyakit yang harus diobati. Maka, solusi yang ditawarkan:

  1. Musyawarah Kenegarawanan Nasional oleh 4 Pilar Negara, meliputi Kaum Intelektual, Kaum Agama, Kaum TNI/Polri, dan Kaum Budaya sebagai ruang persatuan visi bangsa untuk membuat desain Struktur Ketatanegaraan yang baru.
  2. Membuat draft Amandemen Kelima UUD 1945 untuk mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat.
  3. Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) untuk mengawal transisi dan mengesahkan Amandemen Kelima UUD 1945.
  4. Pemisahan tegas negara dan pemerintah agar negara tak ikut runtuh bersama rezim.
  5. Pemaknaan ulang Pancasila sebagai pedoman operasional, bukan slogan.
  6. Pembubaran partai politik yang tidak mendidik rakyat.
  7. Reformasi hukum berbasis kepakaran agar hukum tidak lagi bisa dibeli.
  8. Transformasi birokrasi digital untuk memutus rantai korupsi.
  9. Pendidikan politik di sekolah agar generasi berikutnya tidak buta konstitusi.

Dengan langkah-langkah ini, kursi parlemen bisa kembali pada fungsinya sebagai kursi perjuangan, bukan kursi pengkhianatan.

TAGGED:Berita Trending
Share This Article
Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article Rakyat Membayar Mahal untuk Sistem yang Salah
Next Article DJP Sikat Pengemplang Pajak, Partai X: Pajak untuk Rakyat, Bukan Pejabat!

Berlangganan Newsletter

Berlanggananlah buletin kami untuk segera mendapatkan artikel terbaru kami!
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
WhatsAppFollow

Top News

Pemerintah

Danantara, Proyek Besar Tanpa Kontrol? Partai X Pertanyakan Transparansi

February 24, 2025
Pemerintah

Ketuhanan yang Maha Esa Sebagai Fondasi Etika Bernegara

October 28, 2025
Ekonomi

Bank Emas Prabowo: Solusi Ekonomi atau Kontroversi Baru?

February 24, 2025
Berita Terkini

“Indonesia Gelap” dianggap Reaksi Kaget Rakyat Soal Kebijakan, Partai X: Prabowo Harus Dengarkan Aspirasi!

February 24, 2025

You May also Like

Pemerintah

Menteri PANRB Bicara All Indonesia, Partai X: Semua Program Ada, Rakyat Tetap Susah!

October 3, 2025
Jika kita merujuk pada Pancasila, khususnya Sila II "Kemanusiaan yang adil dan beradab" dan Sila V "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia"
PemerintahSeputar Pajak

Ketika Putusan Hukum Kehilangan Rasa Keadilan, Refleksi atas Putusan Pengadilan Pajak CV Rose Selular

July 7, 2025
Pemerintah

Purbaya Bicara Rumah, Partai X: Rakyat Butuh Harga Turun, Bukan Janji Manis!

October 16, 2025
Pemerintah

Bunga Dana Rp200 T Standar Ganda, Partai X: Rakyat Terus Dikorbankan!

September 18, 2025
Show More
  • Berita Lain:
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Hot
  • Politics
  • Renewable Energy
  • Yudizaman
  • Hotel Ayani
  • CV Hotel Wisata
Logo Berita X

Membaca Masalah, Menyajikan Solusi untuk Negeri: Sajian berita terbaru hari ini seputar politik,
hukum, kriminal, olahraga, otomotif, hingga teknologi, di Indonesia dan dunia.

Youtube Instagram X-twitter

Tentang Legalitas

Nama : PT PENERBITX INDONESIA JAYA
Nomor AHU : AHU-010653.AH.01.30.Tahun 2025
Alamat :  Muara Sarana Indah C- Jetis, Malang , Jawa Timur 
Contact Person  : 0816-633-250

  • Beriklan dengan kami
  • Privacy Policy
  • Cookie Policy
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.