By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Tuesday, 1 July 2025

Wawasan eksklusif, data, dan analisis untuk para NEGARAWAN

Jelajahi Sekarang
Logo Berita X
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Berita Terkini
  • Pilihan Editor
  • Kategori Berita
    • Agama
    • Berita Terkini
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Internasional
    • Kriminal
    • Pemerintah
    • Pendidikan
    • Seputar Pajak
    • Sosial
    • Teknologi
Font ResizerAa
  • Internasional
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Seputar Pajak
  • Agama
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Sosial
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
Font ResizerAa
Berita XBerita X
  • Berita Terkini
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Pemerintah
  • Teknologi
Cari Artikel
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Berita Terkini
  • Ekonomi
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Pendidikan
  • Kriminal
© 2025 beritax.id - All Rights Reserved.
Berita X > Blog > Pemerintah > Cak Nun, Sang Peretas Kebodohan dan Kemunafikan Bangsa
Pemerintah

Cak Nun, Sang Peretas Kebodohan dan Kemunafikan Bangsa

Diajeng Maharani
Last updated: June 24, 2025 8:47 am
By Diajeng Maharani
Share
5 Min Read
SHARE

Oleh: Rinto Setiyawan

beritax.id – Di tengah kabut tebal kebingungan arah bangsa, satu sosok berdiri dengan tenang namun tajam: Emha Ainun Nadjib, atau yang lebih kita kenal sebagai Cak Nun. Bagi sebagian orang, beliau adalah budayawan, penyair, atau ulama non-formal. Namun bagi saya, ia adalah algojo kesadaran bangsa, bukan pembunuh berdarah dingin, tapi peretas sistem kebodohan dan kemunafikan yang sudah mengakar lama di tubuh republik ini.

Contents
Empat Pilar Bangsa Versi Cak Nun: Bedah Nurani yang MenyakitkanBukan Pembunuh, Tapi Peretas SistemikPenutup: Saatnya Bangkit Bersama

Cak Nun bukan sekadar memberi nasihat, ia meretas sistem berpikir. Ia membongkar bangkai-bangkai retorika kosong para intelektual, menyayat kepura-puraan para agamawan, menggugah kelumpuhan keberanian aparat negara, dan mencabut lapisan-lapisan tipis pemoles budaya yang sudah membusuk dari dalam.

Empat Pilar Bangsa Versi Cak Nun: Bedah Nurani yang Menyakitkan

Dalam narasi spiritual yang terus ia bangun selama puluhan tahun melalui Maiyah, Cak Nun menyampaikan kerangka empat pilar kehidupan bangsa, yang sejalan dengan falsafah Sedulur Papat Limo Pancer. Namun dalam refleksi lebih mendalam, Cak Nun juga tampak menjalankan peran algojo sunyi terhadap keempat pilar ini:

  1. Kaum Intelektual (Otak) — Dibunuh dari Kebodohan
    Di hadapan Cak Nun, gelar akademik bukan jaminan kejernihan akal. Ia membunuh arogansi keilmuan yang tidak membumi, yang sibuk dengan jurnal tapi buta dengan penderitaan rakyat. Intelektual yang hanya pintar berhitung tapi tak mampu menuntun arah bangsa, ditelanjanginya habis-habisan.
  2. Kaum Agama dan Spiritualitas (Hati) — Dibunuh dari Kemunafikan
    Cak Nun tidak ragu menyerang kemapanan agama yang kosong dari makna. Ia menyayat kemunafikan para ulama, da’i, dan pemuka agama yang menjadikan agama sebagai alat kekuasaan dan bisnis. Ia membunuh klaim-klaim suci yang hanya membius rakyat dengan janji surga, sambil menutup mata terhadap ketidakadilan sosial.
  3. Kaum TNI/Polri (Tulang) — Dibunuh dari Kelumpuhan Keberanian
    Dalam pandangan Cak Nun, aparat bukan hanya alat negara, tapi seharusnya penjaga nurani rakyat. Ketika tentara dan polisi kehilangan keberanian moral dan tunduk pada oligarki atau pejabat, maka mereka kehilangan fungsi tulangnya. Cak Nun membangkitkan memori heroik aparat agar kembali ke marwah sejatinya: pelindung rakyat, bukan pelindung sistem rusak.
  4. Kaum Budaya dan Adat Istiadat (Darah dan Daging) — Dibunuh dari Pembusukan Identitas
    Cak Nun tidak pernah berhenti mengingatkan bahwa bangsa tanpa budaya adalah tubuh tanpa darah. Ketika budaya dijadikan sekadar tontonan wisata atau agenda seremoni tanpa jiwa, maka identitas bangsa perlahan mati. Ia membunuh kebohongan budaya yang hanya meniru, hanya menampilkan eksotik tanpa substansi.

Bukan Pembunuh, Tapi Peretas Sistemik

Cak Nun tidak membawa pedang, tidak pula mengajarkan revolusi berdarah. Ia peretas, menyusup masuk ke struktur kesadaran publik dan membongkar dari dalam. Ia menyisipkan logika spiritual, rasionalitas keadilan, dan nilai-nilai lokal yang kuat ke dalam diskursus ketatanegaraan.

Sebagian orang mencibir bahwa gagasan Cak Nun utopis, mustahil diwujudkan. Tapi bukankah semua transformasi besar di dunia dimulai dari yang mustahil? Gagasan Cak Nun adalah “konstitusi langit” yang sedang menunggu “arsitek bumi” untuk membumikan dalam sistem politik dan ketatanegaraan yang baru.

Saya sendiri adalah bagian dari orang yang menangkap “tegangan spiritual” ini. Saya menyadari bahwa struktur ketatanegaraan kita saat ini cacat, tidak memberi ruang pada rakyat sebagai pemilik kedaulatan sejati. Dan justru dari mimbar-mimbar Maiyah, saya menemukan benih untuk mulai menggambar ulang sketsa besar negara ini. Saya percaya Cak Nun telah memberi cetak birunya, tinggal siapa yang berani membangunnya?

You Might Also Like

Investor Asing Kabur dari BEI! Partai X: Pasar Modal Goyah?!
Fadli Zon Dinilai Rendahkan Korban, Partai X: Luka 98 Bukan Bahan Lelucon Siapa Pun!
Kebijakan Ekonomi Katanya Pro-Rakyat, Tapi Untung Lari ke Meja Konglomerat!
Polisi Perkosa Korban, Partai X: Alarm Runtuhnya Sistem Hukum!

Penutup: Saatnya Bangkit Bersama

Bangsa ini tidak butuh lebih banyak politisi. Kita butuh negarawan peretas, yang sanggup menembus selubung kebohongan, membongkar sistem cacat, dan menata ulang fondasi negara. Dan dalam jalan sunyinya, Cak Nun telah lebih dulu membuka celahnya.

Kini saatnya kita bertanya, siapa yang siap melanjutkan sabetan pedang kesadaran itu? Siapa yang siap meretas, bukan hanya meratap?

Rinto Setiyawan
Ketua Umum Ikatan Wajib Pajak Indonesia
Anggota Majelis Tinggi Partai X
Wakil Direktur Sekolah Negarawan X Institute

TAGGED:Berita Trending
Share This Article
Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article Krisis Budaya akibat Kesalahan Struktur Ketatanegaraan
Next Article Jika konsep ketatanegaraan Cak Nun hanya dianggap ‘ngibul’, maka pertanyaannya: siapa sebenarnya yang tidak siap dengan cahaya? Jamaah “Munafik” Maiyah: Saat Konsep Tata Negara Cak Nun Dianggap Ngibul

Berlangganan Newsletter

Berlanggananlah buletin kami untuk segera mendapatkan artikel terbaru kami!
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
WhatsAppFollow

Top News

Pemerintah

Danantara, Proyek Besar Tanpa Kontrol? Partai X Pertanyakan Transparansi

February 24, 2025
Ekonomi

Bank Emas Prabowo: Solusi Ekonomi atau Kontroversi Baru?

February 24, 2025
Berita Terkini

“Indonesia Gelap” dianggap Reaksi Kaget Rakyat Soal Kebijakan, Partai X: Prabowo Harus Dengarkan Aspirasi!

February 24, 2025
Ekonomi

Heboh Seruan Tarik Dana dari Bank Karena Danantara, Partai X Soroti Transparansi

February 24, 2025

You May also Like

Pemerintah

Dedi Mulyadi dan ‘Kepemimpinan Performatif’, Partai X: Gaya Heboh, Rakyat Tetap Dibohongi?

May 16, 2025
Kriminal

Kasus Jurnalis Dibunuh, TNI AL Diperiksa: Partai X Desak Keadilan Jangan Kandas di Seragam!

May 12, 2025
Pemerintah

PKS Dukung Prabowo Tapi Masih Pegang Anies, Partai X: Ini Bermain Dua Kaki?

June 10, 2025
ebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP), memahami aturan terkait Faktur Pajak adalah keharusan, terutama dengan akan beroperasinya Coretax System yang baru
Berita TerkiniPemerintah

Denda Faktur Pajak Tidak Lengkap: Sanksi dan Implementasinya di Coretax System

June 21, 2025
Show More
  • Berita Lain:
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Hot
  • Politics
  • Renewable Energy
Logo Berita X

Membaca Masalah, Menyajikan Solusi untuk Negeri: Sajian berita terbaru hari ini seputar politik,
hukum, kriminal, olahraga, otomotif, hingga teknologi, di Indonesia dan dunia.

Youtube Instagram X-twitter

Tentang Legalitas

Nama : PT PENERBITX INDONESIA JAYA
Nomor AHU : AHU-010653.AH.01.30.Tahun 2025
Alamat :  Muara Sarana Indah C- Jetis, Malang , Jawa Timur 
Contact Person  : 0816-633-250

  • Beriklan dengan kami
  • Privacy Policy
  • Cookie Policy
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.