By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Friday, 12 December 2025

Wawasan eksklusif, data, dan analisis untuk para NEGARAWAN

Jelajahi Sekarang
Logo Berita X
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Berita Terkini
  • Pilihan Editor
  • Kategori Berita
    • Agama
    • Berita Terkini
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Internasional
    • Kriminal
    • Pemerintah
    • Pendidikan
    • Seputar Pajak
    • Sosial
    • Teknologi
Font ResizerAa
  • Internasional
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Seputar Pajak
  • Agama
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Sosial
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
Font ResizerAa
Berita XBerita X
  • Berita Terkini
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Pemerintah
  • Teknologi
Cari Artikel
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Berita Terkini
  • Ekonomi
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Pendidikan
  • Kriminal
© 2025 beritax.id - All Rights Reserved.
Berita X > Blog > Pemerintah > Bencana Dibiarkan, Anggaran Dibelokkan: Pola Lama dalam Wajah Baru
Pemerintah

Bencana Dibiarkan, Anggaran Dibelokkan: Pola Lama dalam Wajah Baru

Diajeng Maharani
Last updated: December 12, 2025 12:32 pm
By Diajeng Maharani
Share
4 Min Read
SHARE

beritax.id – Di banyak daerah, termasuk Sumatra, bencana sudah lama tidak diperlakukan sebagai peristiwa luar biasa melainkan sekadar “gangguan administrasi” yang harus diselesaikan dengan laporan, rapat, dan revisi anggaran. Padahal saat pejabat sibuk menyusun berkas, warga sudah kehilangan rumah, mata pencaharian, bahkan keluarga. Yang lebih ironi, dalam setiap siklus bencana, selalu ada anggaran yang tiba-tiba bergeser arah: dari mitigasi ke proyek lain, dari penanggulangan ke program yang jauh dari kebutuhan mendesak. Di sinilah terlihat wajah lama birokrasi: bencana dibiarkan, anggaran dibelokkan.

Kerusakan Lingkungan yang Tidak Pernah Menjadi Prioritas

Bencana Sumatra menunjukkan bahwa akar persoalan berada pada kerusakan hulu DAS. Hutan digantikan oleh perkebunan besar dan proyek energi; lereng dipotong jalur air alami direkayasa demi kepentingan investasi.

Namun, alih-alih mengalokasikan anggaran besar untuk memperbaiki hulu yang kritis, pemerintah lebih sering mengarahkan anggaran ke pembangunan yang bersifat kosmetik peninggian trotoar, pembukaan jalan baru, hingga proyek yang tidak berkaitan dengan mitigasi sama sekali.Akibatnya? Bencana berulang dan rakyat kembali menjadi korban.

Jumlah Korban Tidak Sejalan dengan Keseriusan Penanganan

Riset mencatat lebih dari 600 korban meninggal, ratusan hilang, dan ratusan ribu terdampak. Tetapi skala bencana sebesar ini tidak mendorong perubahan kebijakan yang signifikan. Negara tetap menahan peningkatan status bencana, seakan enggan mengakui bahwa masalah ini tidak bisa ditangani oleh daerah sendirian. Yang ironis, anggaran penanganan bencana justru banyak dialihkan ke pos lain, sementara desa-desa masih terisolasi tanpa bantuan selama berhari-hari. Negara menunda tindakan, tetapi rakyat tidak punya waktu untuk menunggu.

Minim Pengawasan, Minim Transparansi Anggaran

Ketika liputan minim, pengawasan publik terhadap anggaran menjadi lemah.  Kondisi ini membuka ruang bagi pembelokan anggaran yang sulit dilacak:

  • dana mitigasi berubah menjadi dana proyek jalan,
  • rehabilitasi lingkungan tergeser oleh kegiatan seremonial,
  • anggaran darurat dialokasikan tanpa audit ketat.

Bencana yang seharusnya menjadi alarm peringatan malah menjadi peluang untuk bermain di celah anggaran.

You Might Also Like

Jokowi Diisukan Sakit Kulit, Partai X: Yang Sakit Bukan Kulit, Tapi Sensitivitas Negara terhadap Derita Rakyat!
Hasto Bebas Berkat Prabowo, Partai X: Apakah Rakyat Juga Bisa Bebas dari Beban Hidup Berkat Pemerintah?
Kolaborasi Kuliner Desa Kreatif? Partai X: Rakyat Harus Jadi Pelaku Utama, Bukan Penonton!
Pemisahan Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan untuk Stabilitas Bangsa

Banyak rekomendasi ahli mulai dari perbaikan hulu, pengendalian erosi, hingga evaluasi izin industri tidak pernah masuk dalam prioritas anggaran. Kebijakan hanya bergerak di atas kertas, bukan di lapangan.

Selama pendekatan birokrasi tidak berubah, wajah kebijakannya mungkin baru, tetapi pola yang dipertahankan tetap lama.

Solusi: Negara Harus Mengembalikan Fungsi Anggaran ke Jalan yang Benar

Untuk menghentikan pola bencana yang dibiarkan dan anggaran yang dibelokkan, negara harus mengubah cara kerja dan prioritasnya:

  • Audit nasional terhadap seluruh aliran anggaran mitigasi dan penanganan bencana
    Tanpa pengecualian, dan hasilnya wajib dipublikasikan.
  • Mengunci anggaran mitigasi agar tidak bisa dialihkan
    Dana pemulihan hulu, restorasi sungai, dan penguatan tebing tidak boleh berubah fungsi.
  • Evaluasi seluruh proyek industri di kawasan rawan bencana
    Termasuk sawit, tambang, dan energi. Konsesi yang terbukti merusak harus dicabut.
  • Penetapan otomatis Status Bencana Nasional untuk bencana ekologis besar
    Agar pemerintah pusat wajib turun langsung dan tidak bisa berkelit dari tanggung jawab.
  • Transparansi penuh mengenai izin, tata ruang, dan transfer anggaran
    Publik berhak mengetahui arah kebijakan dan penggunaan uang negara.
  • Prioritas anggaran pada pemulihan hulu DAS
    Restorasi harus dilakukan besar-besaran, bukan sekadar kampanye penanaman.

Bencana Sumatra hanyalah contoh terbaru dari masalah struktural: ketika alam hancur, rakyat menderita ketika rakyat menderita, anggaran justru melenceng dari tujuannya.

Jika negara ingin memutus rantai ini, maka langkah pertama adalah mengembalikan anggaran ke jalurnya untuk melindungi rakyat, bukan untuk kepentingan lain yang dibungkus atas nama pembangunan.

TAGGED:Berita Trending
Share This Article
Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article Ekonomi Tumbuh di Atas Kertas, Beban Hidup Rakyat Meningkat di Lapangan
Next Article Sri Mulyani Ngajar di Oxford, Pemimpin Harus Punya Integritas!

Berlangganan Newsletter

Berlanggananlah buletin kami untuk segera mendapatkan artikel terbaru kami!
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
WhatsAppFollow

Top News

Sengketa pajak PT MSMP dalam persidangan yang membahas dugaan cacat prosedur pemeriksaan.
Berita Terkini

Gugatan PT MSMP Memanas: Ahli Bongkar Dugaan Pelanggaran Prosedur Pemeriksaan Pajak

December 2, 2025
Pemerintah

Danantara, Proyek Besar Tanpa Kontrol? Partai X Pertanyakan Transparansi

February 24, 2025
Ekonomi

Bank Emas Prabowo: Solusi Ekonomi atau Kontroversi Baru?

February 24, 2025
Berita Terkini

“Indonesia Gelap” dianggap Reaksi Kaget Rakyat Soal Kebijakan, Partai X: Prabowo Harus Dengarkan Aspirasi!

February 24, 2025

You May also Like

Satgas Pangan Polri mengungkap adanya praktik curang oleh sejumlah produsen beras premium. Mereka memproduksi beras dengan label
Ekonomi

Modus Produsen Beras Langgar Standar Mutu, Partai X Desak Akhiri Kartel Pangan Berkedok Nasionalisme!

July 25, 2025
Pemerintah

KPK Luruskan Narasi, Partai X: Kerugian Negara atau Kerugian Rakyat?

October 9, 2025
Pemerintah

Komnas HAM Dalami Kasus Hilang Paksa, Partai X: Suara Rakyat Jangan Dikubur!

September 23, 2025
Pemerintah

Putusan MK Hak Berkebun, Partai X: Hutan untuk Rakyat, Bukan Korporasi!

October 21, 2025
Show More
  • Berita Lain:
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Hot
  • Politics
  • Renewable Energy
  • Yudizaman
  • Hotel Ayani
  • CV Hotel Wisata
Logo Berita X

Membaca Masalah, Menyajikan Solusi untuk Negeri: Sajian berita terbaru hari ini seputar politik,
hukum, kriminal, olahraga, otomotif, hingga teknologi, di Indonesia dan dunia.

Youtube Instagram X-twitter

Tentang Legalitas

Nama : PT PENERBITX INDONESIA JAYA
Nomor AHU : AHU-010653.AH.01.30.Tahun 2025
Alamat :  Muara Sarana Indah C- Jetis, Malang , Jawa Timur 
Contact Person  : 0816-633-250

  • Beriklan dengan kami
  • Privacy Policy
  • Cookie Policy
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.