beritax.id – Sebanyak 9.000 ton gula hasil panen petani tebu di Lumajang, Jawa Timur, menumpuk di gudang Pabrik Gula Jatiroto. Kondisi ini terjadi akibat kebocoran impor gula rafinasi ke pasar konsumsi. Seharusnya, gula rafinasi hanya masuk pasar industri makanan dan minuman, namun kenyataan berbeda. Petani akhirnya gagal menjual hasil panennya dan tidak punya modal untuk musim tanam berikutnya.
Manajer Keuangan PG Jatiroto, Apit Eko Prihantono, menjelaskan stok gula petani yang belum terserap mencapai 9.000 ton. Ia menilai kebijakan impor rafinasi yang bocor ke pasar konsumsi menghantam petani kecil. Kondisi ini membuat gudang penuh, modal terhenti, dan keberlanjutan usaha terancam. Petani kehilangan kepastian harga dan laba.
Partai X: Bukti Nyata Negara Abai
Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X Institute, Prayogi R Saputra, menyebut kasus gula ini adalah bukti negara abai. Menurutnya, tugas negara ada tiga, yaitu melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Namun, pada kasus gula, tiga fungsi itu gagal dijalankan. Petani yang mestinya dilindungi justru ditelantarkan.
Partai X menilai kebijakan impor rafinasi telah merusak keadilan ekonomi nasional. Rakyat kecil dipaksa bersaing dengan gula impor yang membanjiri pasar. Situasi ini membuat petani kehilangan harapan hidup layak. Negara seolah berpihak pada importir besar, sementara rakyat yang memeras keringat dibiarkan merana.
Petani Terjebak Utang, Negara Diam
Partai X menegaskan, petani tebu kini terjerat bunga bank karena hasil panen tidak terserap. Gudang penuh, modal macet, biaya operasional menumpuk. Sementara pemerintah hanya memberi janji penyerapan tanpa realisasi nyata. Inilah wajah ketidakadilan negara yang lebih cepat menyelamatkan importir daripada petani kecil.
Bagi Partai X, kedaulatan pangan tidak boleh dikorbankan demi keuntungan sesaat. Prinsip keberpihakan rakyat, keadilan ekonomi, dan proteksi sektor strategis harus ditegakkan. Partai X percaya, hanya dengan keberpihakan pada rakyat, negara bisa berdiri berdaulat dan sejahtera.
Solusi Partai X: Lindungi Petani, Batasi Impor
Partai X menawarkan solusi konkret. Pertama, hentikan kebocoran gula rafinasi ke pasar konsumsi. Kedua, prioritaskan penyerapan gula petani melalui BUMN pangan dengan harga wajar. Ketiga, beri subsidi modal murah agar petani tidak terjebak rentenir dan bunga bank. Keempat, reformasi tata niaga gula secara transparan agar mafia impor tidak lagi berkuasa.
Partai X menegaskan, negara jangan hanya memberi janji yang tidak pernah ditepati. Petani tidak butuh wacana, mereka butuh kepastian harga, pasar, dan perlindungan kebijakan. Jika pemerintah terus menunda, maka bukan hanya petani yang dirugikan, melainkan seluruh rakyat yang bergantung pada ketahanan pangan nasional.
Partai X menegaskan bahwa gula petani adalah simbol keringat rakyat yang harus dihormati. Saat petani tercekik, negara seharusnya hadir, bukan mengabaikan. Jika pemerintah terus diam, sejarah akan mencatat bahwa negara lebih berpihak pada importir besar daripada rakyatnya sendiri.